Pov Author
Keesokan paginya Zelia sudah berada di sekolah lebih pagi dari biasanya, bukan karena dia sedang semangat namun karena dia malas di rumah yang membuatnya ingin segera pergi tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu. Andrew juga telah masuk ke dalam kelas mereka, namun dia begitu dingin pada Zelia,gadis itu tak peduli sikap pria itu, dia sendiri juga sedang kesal dengan keputusan Andrew kemarin malam yang membuat mereka masuk ke dalam masalah besar.
Sesekali ekor mata Zelia mengarah pada Andrew, namun secepatnya berpaling saat pria itu menatap ke arah Zelia.
Sepanjang waktu pelajaran berlalu dengan cepat, kini tiba saatnya mereka makan siang, Refi mengajak Zelia untuk ke kantin bersama, tentu saja dengan senang hati Zelia menerimanya.Kebetulan Refi pindah sekolah mengikuti Zelia, karena itu kini mereka bersama.
"Zelia akhir-akhir ini kamu terlihat sangat murung, apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Refi saat mereka sudah duduk di meja kantin dengan makanan di depan mereka.
"Em itu sedikit ada masalah tapi bukan hal besar," ucap Zelia pada sahabat karibnya itu.
"Apa itu?" Refi mencoba mencari tahu.
"Bukan apa-apa kok, sudah kita makan dulu ya Ref, bentar lagi udah masuk kelas nih!" Zelia berkilah, dia tahu sekali Refi orang yang gampang penasaran dengan sesuatu.
"Baiklah," ucap Refi pada akhirnya.
Mereka melanjutkan makan siang mereka dalam keheningan, menikmati setiap suap makanan yang masuk ke dalam mulut mereka.
Di sudut lain dari kantin sekolah, Andrew tengah mengobrol dengan Defin.
"Andrew kakak mau bicara?" ucap Defin pada Andrew saat melihat pria itu lewat di depannya.
Andrew dengan sedikit malas mendudukkan dirinya di kursi depan Defin.
"Ada apa kak?" tanya Andrew dingin.
"Zelia ternyata teman sekelasmu ya?"
Andrew mengkerutkan dahinya mendengar ucapan kakak sepupunya itu, kenapa dia menanyakan tentang Zelia.
"Terus?" Andrew semakin dingin pada Defin.
"Bantu kakak ya buat deketin dia," ucap Defin terang-terangan.
Andrew tampak terkejut dengan pengakuan yang di lakukan Defin, dia tidak menyangka seorang Defin bisa menyukai Zelia, padahal Defin termasuk orang yang pemilih dalam hal yang berhubungan dengan perempuan.
"Andrew," Defin sedikit mengguncang lengan Andrew yang tiba-tiba melamun.
"Eh udah bel masuk kak, aku ke kelas dulu ya," Andrew segera meninggalkan Defin.
Dalam perjalanan ke kelas Andrew kembali memikirkan perkataan Defin, bagaimana jika nanti pria itu tahu Zelia adalah calon istrinya.
Calon istri yang tak pernah Andrew inginkan namun kenapa bisa-bisanya kakak sepupunya bisa menyukai gadis itu.
"Apa sih kelebihan cewek ceroboh itu?" batin Andrew tanpa melihat jalannya.
Bruukk!
Andrew tak sengaja menabrak seorang gadis.
"Eh maaf kamu gak papa?" ucap Andrew membantu gadis itu mengambil buku-bukunya, tangan mereka tak sengaja saling menyentuh saat mengambil satu buku yang sama.
Pandangan mereka bertemu, seorang gadis cantik dengan lesung menghiasi pipinya.
"Iya gak papa kok Kak," ucapnya sambil membereskan buku-buku yang berantakan.
"Makasih ya kak, siapa namamu?" ucap gadis itu yang di perkirakan adik kelas Andrew.
"Panggil saja Andrew, kalau kamu?"
"Aku Selfi kak, oya aku ke kelas dulu ya," ucap gadis itu sedikit malu-malu.
"Iya silahkan."
Dari belakang mereka Zelia tak sengaja menatap keduanya.
"Dasar cowok brengsek, gampang banget tebar pesona ke cewek," batin Zelia, dia mempercepat langkahnya melewati Andrew, tanpa melihat ke arah pria itu.
Andrew merasa aneh dengan sikap Zelia yang tak memperdulikannya sedikitpun,tapi itu lebih baik daripada mereka harus bersama.
Hingga waktu pulang telah tiba, Zelia memilih secepatnya keluar dari kelas, Refi bahkan melongo melihat tingkah Zelia yang terburu-buru.
"Zelia tunggu!" Refi sedikit berlari mengejar gadis itu.
"Ada apa Ref?" Zelia membalikkan badannya agar bisa melihat sahabatnya itu.
"Kenapa buru-buru?" tanya Refi.
"Aku mau pergi ke suatu tempat, maaf ya aku duluan," Zelia segera meninggalkan Refi.
Andrew menatap heran gadis itu, dia diam-diam mengikutinya.
Zelia naik ke dalam taksi, dia kini sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan di tengah kota, Andrew masih mengikutinya namun wanita itu tak sedikitpun merasa curiga.
Zelia memilah-milah beberapa baju anak perempuan dan laki-laki dari usia 1-12 tahun.
Andrew mengkerutkan dahinya.
"Kenapa gadis itu membeli baju-baju anak? bukankah dia sudah tak memiliki adik kecil?" batin Andrew bertanya-tanya, dia menutup kepala dengan jaket miliknya, agar tak di kenali oleh gadis itu.
Zelia mengambil lebih dari dua puluh pasang baju anak-anak dan segera membayarnya dengan uang cash.
"Eh dia gak pakai kartu kredit, tapi uang cash, apa itu uangnya sendiri?" batin Andrew masih mengawasi Zelia.
Setelah selesai membeli baju, gadis itu pergi ke bagian kebutuhan sehari-hari, dia membeli beberapa makanan dan susu dalam jumlah yang lumayan besar.
Andrew semakin bingung, jika hanya untuk kebutuhan keluarganya kenapa tidak meminta pelayan rumah yang berbelanja.
Setelah selesai dengan belanjaannya Zelia memesan taksi dan meminta sopir taksi itu untuk mengantarkannya ke sebuah tempat, Andrew segera memacu motor kesayangannya untuk mengikuti Zelia.
Perjalanan selama tiga puluh menit akhirnya sampai di sebuah bangunan sederhana, Zelia tampak menurunkan barang-barang yang tadi dia beli di bantu oleh sopir taksi.
"Ngapain sih gadis ceroboh itu ke sini?" batin Andrew.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Embunz Pagie
panti tu psti
2021-01-30
1
ARSY ALFAZZA
like like ❤️
2020-12-02
0
Mommy 2
2 like
2020-10-13
1