Pov Zelia
Aku terbangun karena sesuatu menggoyangkan pundakku. Seseorang kini tengah duduk di sampingku.
"Mommy?" sapaku saat mengetahui siapa yang membangunkanku.
"Astaga anak perempuan kok gini amat, pulang sekolah bukannya ganti baju malah langsung tidur!" mommy tak henti-hentinya mengomeliku.
"Mommy kenapa?" tanyaku seolah enggan menanggapi ocehannya.
"Malam ini kamu harus bertemu dengan seseorang Zelia, mommy udah siapin gaun buat kamu," ucap mommy, otakku menyerap perlahan ucapan mommy, sepertinya ada yang tidak beres disini.
"Maksud mommy?" tanyaku.
"Nenek minta kamu ketemu sama calon suamimu malam ini Zelia, jadi kamu harus nurut ya," mommy berkata sambil tersenyum bahagia, tapi tidak dengan diriku, mendengarnya seperti bom waktu.
"Tapi mom?" belum sempat memprotes tentang pertemuan ini, mommy sudah mengisyaratkan agar aku menurutinya.
Hanya helaan napas dalam yang bisa ku lakukan saat ini, mommy akhirnya keluar dari kamarku, namun bayangan pria yang menjadi calon suamiku berterbangan di otakku.
"Jangan-jangan dia sudah berumur 40 tahunan, atau dia pria dengan tampilan super kuno, oh tidak masa mudaku terenggut sudah," batinku berperang, aku belum siap.
Malam telah tiba, ku pandangi diriku di cermin, penampilanku terlalu sempurna untuk pria hidung belang atau pria tua di luar sana, aku bergidik ngeri membayangkan wajahnya nanti.
"Sayang hati-hati ya, semoga sukses kencannya," ucap mommy saat aku melangkahkan kakiku menuju mobil keluarga kami, seorang sopir kepercayaan kami telah mengungguku untuk segera masuk dan bergegas ke cafe yang telah di pesan sebelumnya, Margareta Cafe meja no 18.
Ku pandangi meja yang berada di dalam cafe tersebut, tahukah kini aku telah merubah penampilanku, dengan kaca mata tebal serta tompel yang ku pasang di bawah mulutku, serta dua kuncir yang menghiasi rambutku, aku benar-benar berbeda.
Sebelum sampai di cafe ini aku telah mempersiapkan semuanya, semoga apa yang ku mau terkabulkan, dia menolak perjodohan aneh ini.
****
Pov Andrew
"Ah sial kenapa harus mengikuti perjodohan gila ini?" tanyaku bermonolog sambil menatap cermin di toilet cafe.
Aku tengah merubah penampilanku, agar terkesan jelek di mata wanita yang akan di jodohkan denganku nanti, siapa juga yang mau menikah muda apalagi di jodohkan seperti ini, kencan pertama harus berantakan.
Ku berjalan menuju meja yang telah di pesan, terlihat seorang wanita tengah duduk di meja itu.
"Dia pasti wanita itu," batinku.
Langkahku membawa ke hadapannya, ku sapa dia dengan ucapan yang ku buat segagap mungkin.
"Ha- ha lo? ka- kamu ca-ca-lon is-is tri ku kan?" ucapku terbata-bata, dia terlihat sedikit terkejut, tapi aku pun sama, dia jauh dari kata cantik, benar-benar ingin ku sumpah serapahi kakekku yang menjodohkanku dengan wanita yang jauh dari kata standar, kami menjadi pusat perhatian karena kami sepasang pria dan wanita yang sama-sama aneh, aku tidak pedulikan itu, yang terpenting aku harus segera pergi dari sini.
"Hai juga," ucapnya, sedikit malu-malu, gadis ini benar-benar culun, setidaknya itu kesan pertama yang ku rasakan dari pertemuan kami.
Pertemuan kami yang pertama akhirnya berakhir, dan semoga tidak ada pertemuan sealnjutnya, aku sengaja tidak berlama-lama bersamanya di Cafe itu, rasa malas dan kesal bercampur aduk menjadi satu, malas bertemu dengan gadis itu dan kesal dengan kakekku yang tak melihat bagaimana calonku ini, kami berpisah satu jam setelah bertemu, aku tidak peduli dengan kesan yang terlihat negatif diantara kami.
Kamar Andrew.
Kuhempaskan tubuhku ke ranjang super king milikku, aku marah pada kakek yang mudah sekali menentukan jodohku, gadis jelek dengan dua kepang di kepalanya serta tompel yang menghiasi dagunya.
"Aaah!" ku berteriak sekeras mungkin, untung saja kamar ini kedap suara, jadi tak ada yang akan mendengar aku berteriak.
****
Pov Zelia
Ku remas jemari tanganku, aku tak menyangka pria yang berada di hadapanku ini adalah calon suamiku, tubuh yang membungkuk dengan rambut yang klimis belah tengah serta gigi yang penuh dengan kawat gigi, aku tak sanggup menatapnya lama-lama.
Hatiku merutukki kekejaman nenekku yang memilihkan calon suami yang begitu jauh dari harapanku, aku benar-benar kecewa, bukan aku hanya memandang fisik seseorang tapi setidaknya pria yang ku mau harus sebanding dengan kak Defin, sebelas dua belas lah.
Kami hanya makan dalam diam, sesekali aku bertanya padanya, agar suasana tak terlalu canggung, satu jam berlalu kami telah berpisah, pamit pulang ke rumah masing-masih, aku bernafas lega bisa secepatnya pergi dari hadapannya.
Ku lepas semua hal yang membuatku menjadi culun di dalam mobil, aku tak mau mommy dan dady mengetahui penyamaranku, tapi aku sedikit bersyukur karena penampilanku tadi sepertinya membuat pria itu jijik padaku.
"Dasar pria aneh gak pernah ngaca apa ya, dia aja buluk kok, bisa-bisanya illfeel denganku," batinku tak percaya dengan pria yang baru ku temui tadi.
Meski dia tidak mengatakan tentang penampilanku dari sorot matanya aku bisa menebak dia sedikit kecewa bertemu denganku malam ini.
Dengan begitu aku berharap bisa terhindar dari perjodohan sialan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Kenzi
like
2021-04-03
0
Ace
smngt thor 👊😊
2021-01-07
1
👑
like like like
2020-12-15
2