Pov Author
Zelia tampak tak bersemangat ketika berangkat sekolah, pun ketika masih di rumah, kedua orang tua dan James menjadi heran, pasalnya mereka belum mengetahui alasan Zelia yang tiba-tiba murung.
Gadis itu kini sedang berjalan di koridor sekolah dengan wajah murungnya, keputusan kemarin membuatnya hilang semangat.
"Andai saja waktu bisa berputar aku tak akan mau menerima takdir ini," ucap Zelia lirih, dia tak menyadari seseorang berada di sampingnya tengah mendengar apa yang di ucapkan oleh gadis itu.
"Seburuk apa takdirmu Zelia?" suara pria yang Zelia kenal membuyarkan pikirannya, Defin berada di sampingnya,dia mendengar gerutu yang barusan dia ucapkan.
"Eh kak Defin, bukan hal apa kok kak," ucap Zelia menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
Tak boleh ada yang mengetahui perjodohannya dengan Andrew kecuali keluarga mereka berdua, apa lagi Defin adalah pria idaman Zelia, dia mengalihkan pembicaraan pada pria itu.
"Em begitu ya, mau ku antar sampai kelas?" tawarannya begitu menggoda gadis manis yang sedang di mabuk asmara olehnya itu, Zelia sampai terbengong dengan apa yang dia dengar.
"Aku bisa sendiri kak, lagian kelasnya udah dekat kok," ucap Zelia yang kebetulan tinggal selangkah saja kelasnya sudah sampai.
Di dalam kelas tampak Andrew yang sedang duduk di kursinya, dia menatap ke arah kelas pandangannya bertemu dengan Defin, kakak sepupu Andrew, Defin pun menatap ke arah Andrew, Zelia kemudian pamit masuk ke dalam kelas.
"Iya sampai jumpa Zelia," ucap Defin.
"Ternyata Andrew satu kelas dengan Zelia," batin Defin lalu dia berjalan ke arah kelasnya, sejak dia berjalan dengan Zelia, mereka menjadi pusat perhatian bagi beberapa murid karena Defin merupakan salah satu pria idaman di sekolah itu.
Menjadi ancaman bagi Zelia jika gadis itu dekat dengan Defin atau Andrew, Zelia tak perduli dengan tatapan membunuh dari para gadis sekelasnya, dia segera duduk di kursi miliknya, seorang pria menatapnya dengan tatapan penuh tanya, siapa lagi kalau bukan Andrew.
Waktu berlalu dengan begitu cepat,Zelia bahkan tak sedikitpun menyerap pelajaran hari ini, hingga semua temannya telah pergi dari ruang kelas mereka, tinggal Andrew dan Zelia yang masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Tiga hari kemudian nenek Elfies Jhonson pergi ke rumah Zelia, dia hendak mengumumkan kabar pertunangan Zelia pada kedua orang tua dan juga kakak gadis itu.
Kini mereka berlima sedang berada di meja makan, usai makan nenek Elfies memulai pembicaraan, Zelia tahu apa yang akan di bahas oleh neneknya, dia hanya memilih terdiam selama neneknya berbicara.
"Oh ya mom tadi bilang mau mengatakan sesuatu?" ucap ayahnya Zelia.
"Iya tiga hari lagi Zelia akan bertunangan dengan calon suaminya, kebetulan kemarin mereka sudah setuju," ucapnya membuat ketiga orang yang belum mengetahui menjadi terkejut.
"Tunangan? secepat itu kah mom?" kali ini mommy Zelia yang bertanya.
"Iya kamu harus siapkan semuanya, rias anakmu dengan cantik." Semuanya hening, dan menatap ke arah Zelia yang tampak sangat murung, James merasa semakin bersalah melihat adiknya begitu sedih, namun untuk saat ini dia tidak bisa melakukan apapun.
"Bisakah pertunangan ini hanya kita yang mengetahui nek?" Zelia mulai membuka suara.
"Tentu saja aku mengerti maksudmu Zelia, karena kalian masih sekolah jadi acara kita adakan kekeluargaan saja," ucap nenek Elfies.
"Baiklah,aku akan ke kamar," ucap Zelia lesu, dia meninggalkan meja makan dengan langkah gontai, tak ada lagi semangat.
Tiga hari kemudian keluarga Zelia telah selesai menyiapkan makan malam keluarga besar mereka, malam ini calon menantu mereka akan tiba, Zelia kini tengah di rias oleh mommynya.
"Zelia sayang, tersenyum dong ini kan hari pertunangan kamu," ucap mommy menenangkan Zelia sambil menata rambut gadis itu, dia tahu bahwa anaknya seperti tak menerima perjodohan ini, namun semua terlanjur terjadi dia tidak bisa mundur kembali.
"Mom, bahkan Zelia tak punya perasaan dengan dia," ucap Zelia pada akhirnya, ada sejuta perasaan yang menyesakkan dadanya tak terasa sebutir air mata menetes melewati pipi putih mulusnya.
"Sayang, dulu mommy dan dady juga tak punya perasaan apapun, namun seiring berjalannya waktu kami saling jatuh cinta," ucap wanita yang masih terlihat berusia tiga puluh tahun itu, padahal dia sudah memasuki kepala empat.
Zelia hanya terdiam mendengar ucapan mommynya, dia tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah hidupnya jika tanpa cinta, sedangkan saat ini dia tengah menyukai kak Defin bukan Andrew.
Di ruang keluarga milik Zelia kini Andrew dan kakeknya juga kedua orang tuanya berkumpul, bersama dengan keluarga Zelia, namun gadis itu belum juga turun dari kamarnya.
James terkejut dengan kedatangan Andrew dan keluarganya,dia belum mengetahui jika calon suami Zelia adalah Andrew, keduanya saling memandang, James merasa sedikit tak suka dengan pria itu namun dia tetap bisa menguasai ekspresi wajahnya.
Beberapa saat kemudian Zelia dan mommynya turun dari kamar Zelia yang berada di lantai dua, semua mata memandang gadis yang tengah menuruni anak tangga rumah itu, Zelia sangat cantik malam ini, dengan riasan natural dan gaun yang mewah membuat gadis itu semakin bersinar.
Andrew sempat terpaku sejenak sebelum kakeknya menepuk pundak Andrew, kesadarannya telah kembali dia ingat perjodohan ini hanyalah status, itu yang dia dan Zelia sepakati.
"Zelia sini sayang," panggil neneknya.
"Iya nek," Zelia mendekati sang nenek mereka kini memulai acara keluarga mereka.
Andrew mengambil cincin pertunangan yang telah di siapkan oleh kakeknya sebelum mereka ke mari.
"Nak Andrew silahkan memasang cincin di jari Zelia," ucap sang nenek, Andrew mendekati Zelia, meraih tangan kanan gadis itu, dengan perasaan yang Andrew tak bisa mengartikannya dia memasukkan cincin itu ke dalam jari milik Zelia.
Zelia menatap ke wajah tampan milik Andrew namun dia merasa biasa saja tak ada rasa apapun, kini mereka resmi bertunangan, awal mula kehidupan baru segera dia rasakan.
Semua yang menyaksikan pertunangan itu merasa bahagia terkecuali James, Zelia dan Andrew,mereka bertiga ingin segera keluar dari suasana keluarga yang mengekang mereka kali ini.
James meminta sang nenek untuk bicara empat mata dengannya, Elfies mengikuti kemauan James, mereka memilih ke kamar neneknya.
"Ada apa James?" tanya sang nenek.
"Nek, kenapa harus Andrew sih nek yang jadi calon suaminya Zelia?" tanya James tak suka.
"Memang dia yang di pilih James, apa alasanmu menanyakan ini?"
"Aku merasa dia bukan pria baik buat Zelia nenek tak tahu sifatnya?" ucap James merasa tidak suka dengan Andrew.
"Jangan menilai seseorang dari luarnya James," sang nenek menyanggah ucapan James itu.
Bukan tanpa alasan James tak menyukai Andrew, sejak pertama Zelia bertemu dengan pria itu James sudah mengetahuinya, Zelia yang di bawa ke gudang dan juga Zelia yang tengah di balkon di lihat oleh Andrew, pun ketika diam-diam Andrew ke kamar Zelia,James tahu tapi pria itu tidak tahu bahwa Andrew dan Zelia sedang membuat rencana untuk perjodohan mereka.Tapi semua terlanjut negatif di mata James dia mulai tidak menyukai Andrew.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
👑
lanjut
2020-12-15
1
ARSY ALFAZZA
next like
2020-12-02
1
Mommy 2
LIKE
salam dari Mas Pras🤗
2020-10-11
1