Pov Zelia
Aku masuk ke kelas yang berada di ujung koridor sekolah itu, aku mengetuk pintu dan masuk ketika seorang guru menatapku.
"Selamat pagi bu?" sapaku pada guru yang mengajar di kelasku.
Aku merasa menjadi pusat perhatian semua mata di kelasku, apa mereka sangat terpesona dengan kecantikanku sampai tak berkedip sedikitpun, dengan langkah percaya diri aku masuk ke dalam kelas.
"Pftt hahahaha!" serentak semuanya tertawa terbahak-bahak.
Apa aku begitu menggemaskan sehingga mereka harus tertawa seperti itu?
"Apakah dia gadis gila?" ucap seorang murid perempuan di kelasku.
"Sepertinya dia tersesat!" murid yang lain mulai menimbrung juga.
"Hei kemarilah! Siapa namamu?" tanya bu guru kepadaku, aku menurutinya.
"Namaku Azelia Jhonson, kalian biasa memanggilku Zelia, hai semua salam kenal?" aku mulai memperkenalkan diriku.
Namun mereka tak berhenti tertawa, sebenarnya ada apa dengan mereka,seperti mengetahui kebingunganku bu guru yang terlihat di nametag bernama Sisil itu mendekat ke arahku dan memberi sebuah cermin riasnya.
"Lihatlah!" perintahnya, aku lagi-lagi menurutinya.
Astaga apa aku sedang bermimpi saat ku pandang wajahku di cermin, oh mommy aku lupa menyisir rambutku.
"Tidak-tidak ini pasti mimpi," batinku sambil memejamkan kedua mataku. Berharap hanya mimpi saja, namun ini bukan mimpi Zelia.
Aku seketika berlari keluar kelas untuk mencari letak toilet dimana, kenapa sungguh hari yang sangat sial bagiku, bagaimana aku menaruh wajahku ini di depan para teman sekelasku, kurasa bukan hanya sekelas saja tapi lebih buruk lagi, beberapa anak kelas dua sedang berlatih basket sedang menatapku dengan tatapan yang sama seperti di kelas tadi.
"Aaaah aku harus cepat menemukan toiletnya!" batinku menjerit.
Untung saja aku bisa menemukannya, dengan langkah cepat aku masuk ke dalam toilet, ku cari sisir dalam tasku yang belum sempat ku letakkan di bangku dalam kelas tadi.
Ku rapikan rambutku dengan cepat, aku merutuk dalam hati bagaimana mommy dadi dan James tak memperhatikanku saat di rumah tadi, mereka benar-benar tak menyayangiku.
Aku menahan amarahku untuk sekarang, lihat bagaimana aku berbuat saat nanti pulang ke rumah, setelah kurasa penampilanku sudah sempurna aku mencoba keluar dari toilet ini.
"Krek krek," eh suara nya terdengar aneh untuk ukuran pintu toilet dan Brukk tiba pintu itu tertarik olehku dan jatuh menimpaku.
"Ahh sakit," bukan rasa sakit karena tertimpa pintu toilet tapi sakitnya sehari ini kesialan menimpaku, ah aku menyingkirkan pintu itu dari tubuhku, saat di luar toilet aku menemukan sebuah tulisan peringatan bahwa pintu ini rusak.
Dan lagi aku yang ceroboh dan tak terlalu memperhatikan sekitarku, aku berjalan sambil berdecak kesal dengan diriku sendiri,pantas saja tak ada pria yang mendekatiku, meskipun wajahku cantik dan tubuhku proposional namun aku tetap saja gadis ceroboh.
Ah memikirkan hal seperti itu hanya membuatku pusing, sebaiknya aku kembali ke kelas dan membiarkan semuanya seolah tak terjadi saja.
"Hahaha aku benar-benar pintar," batinku mulai menyombongkan diri, entahlah aku punya rasa percaya diri yang sangat tinggi, karena itu aku terkadang tak perduli dengan pandangan orang terhadapku, setidaknya ini adalah hidupku, aku yang mengaturnya sendiri.
Semua mata menatapku saat aku kembali ke kelas, ku lihat satu bangku kosong.
"Itu pasti tempat dudukku," batinku bermonolog.
Aku berjalan menuju ke bangku tersebut saat itu kelas sedang tak ada guru, sepertinya tadi adalah wali kelasku, bukan guru yang mengajar kami, ku mulai meletakkan tasku dan mendudukkan perlahan pantatku di kursi kayu yang terlihat baru itu.
Bruuuk!
Suara khas sesuatu yang jatuh terdengar nyaring di susul gelak tawa para murid di kelas membuatku sadar, aku terjatuh dan ini pasti ulah mereka, kursi yang ku duduki tiba-tiba tertarik ke belakang siapa lagi kalau bukan rencana mereka semua.
"Ah awal yang buruk di kelas ini!" ucapku dalam hati, aku kembali berdiri namun mereka masih saja tertawa melihatku yang sukses tak berkutik dikerjai mereka.
"Diaaam!" teriakku menggelegar seisi kelas, semuanya senyap kemudian, namun sepertinya mereka bukan diam karena diriku, tapi guru pengajar telah masuk dan mendengarku berteriak sekencang itu.
"Oh my God, aku sial lagi," bisikku.
Guru itu menatapku penuh tanda tanya, mungkin di pikirannya aku seperti anak hiperaktif yang tak bisa diam, mungkin saja begitu terlihat dari tatapannya yang seperti ingin mengulitiku.
"Kenapa berteriak-teriak di kelas seperti itu, siapa namamu?" tanya guru yang berbadan tambun dengan kacamata di kedua matanya.
"Saya Zelia pak," jawabku, perlahan aku menuju ke depan kelas karena guru itu melambaikan tangannya tanda aku harus mendekat ke arahnya.
Firasat buruk mulai ku rasa, sepertinya akan ada badai air liur yang siap menumpahkan ke wajah dan badanku.
"Angkat kakimu di luar sampai pelajaran ini selesai Ze Li a !", perintahnya.
Aku sekali lagi pasrah, tapi ini lebih baik dari pada mengikuti pelajaran hari ini, sebaiknya aku mencari sesuatu yang berbeda di luar kelas nanti dan pergi meninggalkan kelas dengan senyuman penuh kebahagiaan,kurasa para murid di kelas ini mengira aku aneh, tapi hatiku benar-benar senang, rasa bosan mempelajari pelajaran umum di sekolah membuatku sedikit malas bila berada di kelas,sebaiknya aku mencari suasana baru hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Cinta Wanti
ini ma kaya lg bercerita bahasanya harusnya bahasanya jgn kaya orang lg cerita
2021-08-10
2
Kenzi
bagus
2021-04-03
0
Ace
seperti biasa,rate like n komen 😊
jgn lpa kunjung blik yh 😁
2021-01-05
1