Pov Zelia
Aku kesal dengan sikap nenekku yang sewenang-wenang terhadapku dan James, kami memang belum bisa hidup mandiri tapi bukan berarti hidup kami harus seperti boneka mainannya seperti ini.
Sebuah panggilan masuk ke handphone ku saat aku tengah merutukki nasibku yang begitu sial ini.
Sebuah nama tertera di layarnya, Andrew.
Nama yang familiar di hidupku akhir-akhir ini, pria tampan namun sangat dingin di tambah dia begitu mesum, aku tak suka padanya kalau saja bukan karena kerjasama kami yang saling menguntungkan ini, aku tak mau dekat ataupun kenal dengannya, entahlah meski dia begitu tampan tapi bagiku dia biasa-biasa saja, aku lebih tertarik dengan kak Defin.
Lama pikiranku berkelana membayangkan kak Defin, ku dengar kembali handphoneku berbunyi, satu panggilan lagi dari Andrew, aku lupa menerima panggilan sebelumnya, ku geser tombol hijau pada layar benda dalam genggamanku itu.
Ku dengar suaranya sedikit kesal, mungkin dia merasa ku abaikan, ah aku tidak peduli,aku sudah tahu kenapa dia meneleponku.
Setelah percakapan panjang kami, aku ingin menutup sebentar mataku ini, hari yang panjang masih ku lalui besok, lebih baik menikmati ranjang dan selimut lembutku dahulu.
Namun rasa kering di tenggorokanku membuatku harus mengangkat tubuhku untuk ke dapur, pelan tapi pasti langkah kakiku mengarah di mana letak dapur berada.
Namun sebelum sampai di tempat yang ku tuju, sebuah suara yang sangat kukenal sedang beradu mulut dengan seseorang, ya di dalam kamarnya aku mendengar James sedang berbicara dengan mommy.
"James dengarlah mommy, nenek benar dia harus memilih Zelia jika kamu tak ingin di jodohkan," ucap mommy, rasanya seperti sesuatu menampar hatiku dengan keras.
"Tapi mom James yakin Zelia tersiksa dengan perjodohan gila ini, kenapa kalian selalu memaksa kami mengikuti keinginan kalian!" bentak James marah pada mommy, baru kali ini aku mendengar James membentak mommy kami, dia biasanya menjadi anak yang sangat penurut pada yang lebih tua, apa itu karena membelaku.
Aku masih memasang kedua telingaku di depan pintu kamarnya, suara seorang perempuan menangis, aku yakin itu mommy.
"Hiks hiks hiks, maafkan mommy sayang, andai mommy tak pernah melakukan kesalahan mungkin nenekmu tak akan sekeras ini pada kalian," mommy menangis, aku semakin penasaran sebenarnya rahasia apa yang tidak ku ketahui di rumah ini.
"Maksud mommy?" tanya James,suara James lebih lembut kali ini.
"Mommy pernah menolak dadymu dahulu, dan memilih seorang pria yang malah menyakiti mommy, untung saja dadymu masih mau menerima mommy, sejak saat itu nenekmu tidak mengijinkan mommy mengatur hidup kalian, dia yang menentukan jodoh kalian."
Penjelasan mommy sedikit aneh menurutku, pasti bukan hal itu yang menjadi alasan nenek bersikukuh menjodohkan kami.
"Kami?" aku baru sadar kata itu sedikit aneh ku ucapkan, bukannya hanya aku yang di jodohkan, sedangkan James terbebas karena aku yang menerima perjodohan gila itu.
Bukankah seharusnya James senang dia tidak di jodohkan, kenapa dia membelaku, apa dia tahu aku tidak akan bahagia bersama pria aneh itu, ah kepalaku terasa pusing, tanpa ku sadari pintu kamar James terbuka, aku masih membungkuk di depan kamar itu.
"Apa kamu mendengar semuanya?" suara itu dari James, aku menegakkan tubuhku mesejajari tubuhnya, ku lihat raut wajah gelisah sekaligus wajah dinginnya.
"Aku- aku tak mendengar apapun James!" Semoga James percaya, hanya itu harapanku.
"Mendengarpun itu bukan urusanku!" jawabnya kemudian berlalu pergi meninggalkanku.
"Eh!" aku bingung dengan sikap James, dia angkuh di depanku tapi dia peduli di belakangku, sebenarnya apa yang membuat dia bersikap seperti itu.
"Mom?" aku menyapa mommy yang ikut keluar dari kamar James.
"Zelia, kenapa kamu belum tidur sayang?" mommy membelai rambutku dengan lembut.
"Aku haus mom, aku akan mengambil air minum dulu!" ucapku meninggalkan mommy ku lihat dia tersenyum namu seperti ada kegetiran di dalam senyuman itu.
Saat di dapur ku lihat James tengah meneguk soda kesukaannya, aku menarik minuman itu dari tangannya.
"Berhentilah meminum ini di malam hari James," ucapku, namun dia berusaha mengambil kembali minumannya yang sudah berada di tanganku.
"Berikan itu padaku!" ucapnya dingin.
"James, aku tidak apa-apa kok dengan perjodohan itu, sebaiknya kamu tak terlalu memikirkanku," ucapku mencoba menenangkan kegundahan hatinya.
"Gadis bodoh,jika kamu menerima itu belum tentu juga nenek melepaskanku begitu saja!" ucapnya membuatku berpikir berkali-kali menyerap kata itu.
"James kenapa kamu bisa berfikir seperti itu?" tanyaku pada James.
"Haiz kau ini kenapa bodoh sekali!" ucap James padaku.
"Nenek hanya mengulur waktu untukku bertemu dengan wanita yang dia pilihkan saja, dan saat itu tiba aku yakin kau sudah menderita karena perjodohanmu!" James tampak kesal menjelaskannya padaku.
"Tenanglah aku akan meminta nenek tidak menjodohkanmu," ucapku sambil ku perlihatkan senyuman mautku pada James.
James hanya terdiam, mungkin dia meragukanku tapi aku tak perduli,ku segerakan mengambil air minum dan berjalan meninggalkannya.
Entah aku bisa membujuk nenek atau tidak, saat ini saja aku ingin membatalkan perjodohanku, ahh aku sangat pusing dengan semua ini, James atau diriku sendiri? pilihan yang sulit untuk ku pilih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
👑
like lagi
2020-12-15
1
ARSY ALFAZZA
👍🏻👍🏻👍🏻
2020-12-02
0