Pov Author
Andrew menatap gadis cantik di depannya, dia ingin mengatakan sesuatu pada Zelia namun sedikit sulit karena semua keluarga sedang berada di dekat mereka, hingga acara pertunangan mereka selesai,Andrew meminta izin pada keluarga Zelia untuk berbicara empat mata dengan gadis itu, kini keduanya berada di taman belakang rumah Zelia.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" suara Zelia tampak ketus, Andrew memahami itu karena gadis di depannya ini memang tak sedikitpun menginginkan perjodohan ini.
"Kita akan buat kesepakatan, jangan sampai siapapun tahu kalau kita sudah bertunangan," ucap Andrew tanpa melihat wajah Zelia yang sedang kesal.
"Hei pria mesum, apa kamu pikir aku mau semua orang tahu kita punya hubungan!" Zelia mengepalkan kedua tangannya, dia menahan amarahnya.
"Kalau begitu kita sama, hubungan ini hanya sementara, aku akan mencari cara agar kita tidak jadi menikah," ucap Andrew.
"Lagian kamu juga bukan cewek tipeku!" lanjut Andrew membuat Zelia benar-benar tak bisa menahan marahnya lagi dia tanpa sadar menampar pria itu.
Plak, pipi kiri Andrew memerah menunjukkan bekas telapak tangan Zelia.
"Jangan kamu pikir aku mau menikah denganmu, kamu juga bukan pria yang ku mau!" Zelia tak bisa lagi menahan kesalnya, dia melangkah meninggalkan pria itu dengan amarah yang masih bergejolak.
"Kamu pikir siapa dirimu? berani-beraninya mengatakan itu!" batin Zelia.
Andrew memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan Zelia.
"Ah Zelia akan ku balas kamu gadis sialan!" ucap Andrew, kemudian dia kembali ke rumah milik Zelia, keduanya saling menatap penuh kebencian, hingga keluarga Andrew harus pamit pulang, Zelia merasa sangat lega acara malam ini sudah berakhir.
Pov Zelia
( Kamar Zelia )
Aku menatap ke arah cincin di jari manisku, bukti nyata pertunanganku dengan pria mesum yang sangat ku benci, dia bukan seorang pangeran yang ku mau tapi dia jelas-jelas merendahkanku sebagai wanita.
Aku berjanji pada diriku untuk tidak memiliki perasaan apapun padanya, tidak akan sama sekali!
Ku tanggalkan semua baju milikku ketika berada di toilet kamarku, aku merendam tubuhku yang lelah dengan air hangat dalam tube yang sudah ku teteskan aromaterapi, membayangkan kejadian hari ini membuatku sedikit pusing, entah apa yang akan terjadi selanjutnya dan bagaimana caranya agar aku bisa terbebas dari pernikahan gila ini,dimana satu tahun lagi aku harus menikah.
Suara ketukan dari pintu balkon terdengar di telingaku, aku bergegas keluar dari tube tempatku berendam,ku pakai handuk piyamaku, sedangkan rambutku ku biarkan tergerai karena masih basah.
"Siapa sih malam-malam datang ke kamarku?" ucapku.
Sambil mengeringkan rambutku dengan handuk lain aku berjalan menuju ke pintu balkon, ku buka perlahan, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamarku tanpa permisi terlebih dahulu.
"Kamu!" tanyaku pada pria itu yang tak lain adalah Andrew, kenapa dia begitu lancang masuk ke dalam kamar seorang perempuan tengah malam begini.
"Sttt diam jangan berisik, aku hanya ingin memberikanmu ini," ucapnya sambil melemparkan sebuah map kepadaku.
"Apa ini?" tanyaku penasaran, Andrew memberi isyarat agar aku membukanya, ku lakukan juga karena rasa penasaranku.
"Eh ini, perjanjian pra nikah!" ucapku terkejut.
Andrew mengangguk, aku baru sadar bahwa pria itu tengah terbaring santai di ranjangku, oh Tuhan bencana apa yang ku temui, dia tidak sedikitpun malu berada dikamar seorang gadis sepertiku.
"Ya kamu harus menyetujuinya," ucap Andrew padaku dia tampak tenang mengatakannya, ku baca sekali lagi point-point penting dalam perjanjian itu, tapi aku merasa aneh kenapa sepertinya banyak yang merugikan diriku ketimbang dia.
"Hei kenapa isinya lebih banyak merugikanku?" aku mulai protes.
"Coba ku lihat, dimana point yang merugikanmu!" dia masih tetap di ranjangku saat mengatakan itu, namun posisinya berubah menjadi setengah duduk, aku melangkah maju ingin menyerahkan map itu padanya.
Namun naas karena tak hati-hati, aku terpeleset karena kakiku masih sedikit basah dan jatuh menimpa tubuh Andrew, dia mengerang kesakitan saat tubuhku menindihnya, posisi kami sekarang dia berada di bawahku, benar-benar kejadian yang memalukan.
Tatapan kami bertemu napas hangatnya bisa kurasakan dengan jarak kami yang hanya beberapa centi saja.
Ceklek tiba-tiba pintu kamarku terbuka, dady dan mommy tampak terkejut menatap ke arahku, aku dan Andrew tak kalah terkejut dengan kedatangan mereka, apa lagi terjadi insiden ini, pasti mereka akan salah paham.
"Kalian?" dady mulai marah melihat adegan yang sebenarnya hanya kami berdua yang tahu.
Aku segera bangkit dari tubuh Andrew agar tak menjadi salah paham diantara kami.
"Ini bukan seperti yang dady dan mommy lihat, kami tidak melakukan apapun!" ucapku membela diri.
"Benar om tan, kami tidak ngapa-ngapain," Andrew ikut bersuara sambil berdiri di sampingku.
"Ikut om!"ucap dady pada Andrew.
"Kamu juga Zelia!" kali ini aku pasti tak bisa bernapas lega kembali, dady pasti marah besar.
Kini kami sedang duduk di ruang tamu, dady menatapku dan Andrew bergantian, suasana menjadi sangat tak enak, aku merasa seperti sedang di adili, ku telan salivaku dengan sedikit susah payah.
"Apa kalian tahu kesalahan kalian?" tanya dady memulai pembicaraan, ku lihat dia sudah mulai menenangkan amarahnya, meski masih ada kobaran api terlihat di mata dady.
Aku hanya bisa menunduk berharap mommy membantuku, saat ku tatap mommy dia hanya terdiam tanpa sedikitpun berbicara, matilah sudah nasibku, ku senggol lengan Andrew yang berada disampingku, dia membalas menyenggol lenganku.
"Saya minta maaf om, saya mengaku salah tapi kami benar-benar tak melakukan apapun, Zelia tadi terpeleset dan selanjutnya apa yang om lihat," Andrew menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
"Hah tapi kenapa seorang pria malam-malam melompat ke kamar wanita, apa kalian sudah tak sabar untuk bersama?" pertanyaan dady membuatku tercengang.
"Kenapa dady berfikir seperti itu?" batinku bergejolak.
"Ti-" belum sempat aku menyanggah ucapan dady dia meneruskan ucapannya.
"Kalau memang begitu kalian sebaiknya secepatnya menikah!" astaga aku ingin pingsan saja mendengar ucapan dady, benarkah dia dadyku.
"Tapi om, ini hanya salah paham," sekali lagi Andrew mencari pembenaran, namun dady tak sedikitpun percaya.
"Andrew kamu tahu kan Zelia anak gadis satu-satunya om, om gak mau kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya," ucap dady pada Andrew, aku sedikit terenyuh dengan apa yang barusan dady katakan.
"Kalian tenang lah akan om urus secepatnya pernikahan kalian, nenek dan kakek kalian harus mengetahuinya," ucapnya membuatku dan Andrew membeku, aku ingin sekali menghajar Andrew yang tanpa izin masuk ke dalam kamarku, awal dari semua bencana yang terjadi, ku tatap pria itu dengan penuh kebencian, begitu juga dirinya seperti menyalahkanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
👑
udah q favorit juga ya😁
2020-12-15
1
ARSY ALFAZZA
jejak
2020-12-02
1
Mommy 2
Aku datang bawa Like 👍
Salam dari "PANGGIL AKU MAS!"
2020-10-12
1