Pov Author
Beberapa anak usia tiga tahun sampai dua belas tahun berhamburan memeluk Zelia, mereka tampak begitu bahagia menyambut kedatangan gadis ceria itu.
Dari jarak lumayan jauh Andrew dapat melihat pemandangan langka di depannya itu, dia akhirnya mengerti apa yang di lakukan Zelia barusan, dia membelikan pakaian dan juga kebutuhan harian untuk anak-anak yatim piatu di asuhan itu.
Andrew mengira bangunan sederhana itu hanya rumah biasa namun ternyata itu tempat hidup anak-anak yatim, rumah yang sudah tua dan sedikit tak lebar untuk penghuni yang lumayan banyak itu.
"Gadis itu punya hati yang cantik," batin Andrew menilai Zelia, ternyata selama ini dia juga punya sisi baik yang tak ada seorangpun ingin diketahuinya.
Andrew sedikit mendekat agar bisa mendengar mereka berbicara.
"Non Zelia kenapa membelikan kami sebanyak ini, kami merasa merepotkan sekali," ucap pengurus panti itu yang bernama bu Rani.
"Tidak masalah bu, aku senang kok bisa membuat mereka tersenyum seperti ini," ucap gadis berkulit putih itu sambil menatap anak-anak yang membuka baju-baju mereka.
"Takutnya non menghabiskan banyak uang papa non, saya takut non di marahi," ucap pengurus itu kembali.
"Tenang saja bu, semuanya uang saya sendiri dari menyisihkan uang jajan saya, anda tidak perlu sungkan, lihatlah mereka semua tersenyum," Zelia merangkul ibu pengurus itu, tak ada rasa canggung dan jarak diantara mereka.
"Terima kasih non, semoga non selalu bahagia dan bertemu dengan jodoh yang baik seperti non," ucap ibu Rani.
Mendengar harapan bu Rani, raut wajah Zelia menjadi berubah.
"Bagaimana aku bisa berharap menemukan calon suami yang ku inginkan, sedangkan aku terjebak dalam jurang perjodohan," batin Zelia namun secepatnya dia tersenyum agar bu Rani tak melihat kegundahan hati gadis itu.
Andrew melihat wajah sedih Zelia saat bu Rani mengatakan hal tentang jodoh sepertinya gadis itu benar-benar tersiksa dengan perjodohan mereka, Andrew tampak menghela napas panjang.
Seorang gadis berparas cantik dan punya hati baik terpaksa menerima perjodohan dengannya, Andrew merasa bersalah tapi dia juga tidak tahu harus bagaimana membatalkan perjodohan mereka.
Lama Zelia bermain dengan anak-anak di panti asuhan itu, hingga waktu hampir mendekati malam, Zelia memutuskan untuk kembali ke rumah, dia kemudian berpamitan kepada anak-anak dan juga ibu pengurus.
Dia masuk ke dalam taksi yang dia pesan lewat aplikasi online, Andrew pun mengikutinya.
Mereka kini sampai di depan rumah, Zelia hendak masuk ke dalam gerbang rumahnya saat Andrew tiba di depan gerbang rumahnya sendiri, pandangan mereka bertemu namun Zelia acuh tak memperdulikan pria itu, mereka masuk kedalam rumah masing-masing.
"Kenapa baru pulang Zelia?" suara James mengagetkan gadis itu, dia tengah berdiri di pintu rumah mereka.
"Hei sejak kapan kamu begitu peduli denganku James?" ucap Zelia sedikit menyindir kakaknya itu.
"Aku tak suka jika kamu pergi dengan pria brengsek itu!" jawab James ketus.
"Aku tidak pergi dengannya," sanggah Zelia.
"Benarkah? tapi kenapa dia juga baru pulang?" tanya James yang mendengar deru motor milik Andrew.
"Mana aku tahu, tanyalah ke dia sendiri!" ucap Zelia sambil menerobos masuk ke dalam rumah, dia meninggalkan James.
"Gadis bodoh jangan sampai kamu jatuh cinta padanya!" ucap James membuat Zelia menghentikan langkah kakinya.
"Sudahlah James aku lelah, jangan membahas dia lagi!" Zelia sangat kesal dengan James yang tak henti melarangnya bersama Andrew, itu juga bukan keinginan Zelia jika harus bersamanya.
Di dalam kamar Zelia tak mampu lagi menahan air matanya, dia sudah kuat untuk beberapa hari agar air mata itu tidak turun, tapi hari ini semuanya keluar begitu saja.
Rasa lelah menggelayuti hatinya,Zelia terduduk di samping ranjang milik gadis itu, dia menekuk kedua lututnya dan menumpahkan semua air mata, menetes ke pipi mulusnya.
Zelia tak mampu membayangkan bagaimana kehidupannya dengan Andrew nanti, bahkan James saja tak menyukainya, tapi apalah daya Zelia.
Tinggal beberapa hari dia harus menikah dengan Andrew tak ada hal spesial yang di lakukan Zelia, apalagi memilih gaun pernikahannya, bahkan tak ada gambaran seperti apa rencana pernikahan Zelia.
"Kenapa harus aku yang mengalami ini, usiaku masih terlalu belia untuk menikah!" batin Zelia menjerit.
Tanpa gadis itu tahu bahwa dirinya sudah di jodohkan dari mereka baru lahir, hanya saja mereka terpisahkan karena keluarga Andrew harus tinggal diluar negeri karena sebuah pekerjaan.
Dari kaca jendela kamar Andrew dia bisa melihat Zelia yang sedang menangis, rasa bersalah semakin menghantuinya.
"Oh Tuhan bantulah kami terbebas dari perjodohan ini, aku dan dia sama-sama tak saling menyukai, lalu bagaimana bisa kami bersama?" batin Andrew.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Embunz Pagie
tenang aothor y nnt bkin klian sling suka kok hehehe
2021-01-30
1
👑
lanjut
2020-12-15
1
ARSY ALFAZZA
bagus 👍
2020-12-02
0