Pov Author
James tampak terkejut dengan suara dady nya yang terdengar penuh amarah, dia segera menghampiri ke mana sumber suara itu berasal.
Terlihat Andrew dan Zelia tengah duduk bersandingan di sofa panjang ruang tamu.
"Apa yang terjadi?" tanya James dalam hatinya.
"Dad, ada apa ini?" tanya James ketika dia sudah berada dekat diantara mereka.
"Dady sedang menghakimi mereka," ucapnya singkat, James semakin bingung di buatnya.
"Maksud dady?" tanya James.
"Mereka ketahuan tengah bersama di kamar Zelia," dady memberi isyarat tentang hal itu pada James, membuat kakak Zelia itu menjadi marah, dia mengira Andrew melakukan hal tidak senonoh kepada Zelia,adiknya tidak boleh di rusak, itu yang ada di pikiran James kali ini.
Dia menghampiri Andrew dan Zelia, tiba-tiba menarik kerah baju pria itu.
Bug!
Bug!
Dua pukulan mendarat tepat di rahang Andrew membuat Zelia langsung berteriak dan melerai dua pria di depannya itu.
"James lepaskan Andrew!" teriak Zelia histeris, tanpa sadar Zelia memeluk Andrew untuk melindunginya, James tidak akan berhenti memukul jika Zelia tak menghalanginya.
"Minggir kamu Zelia, pria brengsek seperti dia beraninya menyentuhmu!" James benar-benar salah paham, bukan hanya dia mom dan dady Zelia pun sama.
"Hentikan James, aku bisa jelaskan!" teriak Zelia kembali, kali ini dia melepaskan dirinya dari Andrew, pria itu tampak kesakitan sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat dari pukulan James.
"James, mom, dady dengerin Zelia, kalian salah paham, Zelia benar-benar tidak sengaja terjatuh di atas tubuh Andrew, dan masalah dia ke kamar Zelia itu karena dia ingin memberikan sebuah- ,"
"Em maksudnya sebuah pernikahan!" Andrew memotong penjelasan Zelia, dia tidak ingin gadis ceroboh itu membocorkan perjanjian pranikah mereka, Zelia melotot tak percaya dengan ucapan Andrew.
"Pria gila!" batin Zelia.
"Huh akhirnya kamu mengakui juga ya!"
Bug!
Satu lagi pukulan James mengenai rahang Andrew, tapi kali ini Andrew hendak membalasnya, Zelia dengan cepat menengahi namun sial bagi gadis itu pukulan Andrew mengenai wajah Zelia yang menghalangi keduanya untuk bertengkar, Zelia jatuh terkapar tak sadarkan diri.
"Zelia!" teriak keempat orang di sekitar gadis itu, Andrew segera membopong tubuh Zelia, dia khawatir akan terjadi sesuatu pada gadis itu karena ulahnya.
Mommy Zelia mencari minyak untuk anaknya agar segera sadar dan mengompres bekas pukulan yang di lakukan Andrew.
Sedangkan pria itu tengah duduk termenung di samping ranjang Zelia, menyadari kesalahannya.
"Zelia maafkan aku tidak sengaja melakukannya," ucap Andrew, James hendak meraih kembali kerah baju Andrew, ingin melayangkan kembali pukulannya namun dadynya lebih dahulu menghentikan pertengkaran itu.
"James sudah!" ucap dady mengurungkan niat James, dia hanya bisa menahan kepalan tangannya di udara dan melepaskan begitu saja Andrew, mereka kini sedang menunggu Zelia siuman.
"Ada apa ini?" tiba-tiba nenek dan kakek mereka kembali ke rumah Zelia, entah siapa yang memberi kabar kepada mereka,Andrew tak habis pikir, masalah ini akan semakin rumit saja jika mereka mengetahuinya.
"Ah bodoh sekali aku kenapa harus sekarang memberikan surat kesepakatan itu!" rutuk Andrew dalam hati, dia menatap lekad gadis di depannya yang baru mulai sadarkan diri.
"Zelia," panggil sang mommy.
Sayup-sayup suara mommy terdengar di telinga Zelia, gadis itu kini sudah membuka mata sepenuhnya, dia memegang pipinya yang sedikit nyeri karena pukulan Andrew.
"Mom," Zelia memanggil mommynya.
"Zelia aku minta maaf,aku tidak sengaja melakukannya," ucap Andrew tulus.
"Iya aku tahu kok kamu tenang saja," ucap Zelia sambil mendudukkan dirinya di bantu oleh Andrew.
"Kenapa kakek dan nenek di sini?" tanya Zelia menyadari kehadiran mereka.
"Kenapa apa nenek melewatkan sesuatu yang menyenangkan tadi?" ucapan nenek terdengar jelas sedang mengejek Zelia dan Andrew, tamat sudah riwayat mereka kali ini.
"Tapi nek semua salah paham saja," Zelia masih tak mau menerima begitu saja keputusan mereka mempercepat pernikahan Zelia dan Andrew.
Zelia menatap pelaku sesungguhnya, Andrew hanya menatap pasrah pada Zelia.
"Kurang ajar akan ku balas kamu nanti, dasar cowok mesum!" batin Zelia kesal dengan pria di sampingnya.
"Apa kalian siap seminggu lagi kalian menikah?" pertanyaan kakek Afzriel bagaikan cambuk bagi Zelia dan Andrew, secepat itu kah mereka harus menikah?
"Kakek, jangan bercanda?" ucap Andrew tak menerimanya.
"Bukannya tadi kamu meminta sendiri untuk menikah segera, kakek penuhi semuanya," ucap kakek kembali.
Zelia semakin murung, Andrew tak tahan lagi, semua sudah terlanjur apalagi yang bisa dia hindari.
"Terserah kalian mau menikahkan kami kapan, aku siap!" ucap Andrew dingin, dia kembali ke sifat aslinya, dingin pada siapapun, hanya itu pertahanannya kali ini.
Setelah mengucapkan hal itu Andrew pergi meninggalkan keluarga yang baginya sangat aneh itu, dia kembali ke rumahnya untuk menenangkan diri.
"Andrew!" Zelia ingin mengejar pria itu namun di cegah oleh James.
"Lepas kak, aku mau ngomong sama Andrew!" teriak Zelia mencoba melepaskan genggaman James.
"Ikut kakak!" ucap James, sejenak hati Zelia luluh, sangat jarang James menyebut dirinya sendiri kakak bagi Zelia, gadis itu menurut kemana James menariknya.
James mengunci Zelia di kamarnya bersama James.
"Kenapa James?" tanya Zelia.
Tiba-tiba James memeluk erat Zelia dan mengusap lembut rambut panjang gadis itu.
"Maafin kakak Zelia, aku tak mampu menolongmu keluar dari perjodohan gila ini!" suara James terdengar parau.
"James," ucap Zelia hendak melepas pelukan kakaknya, namun pria itu semakin memeluk erat tubuh Zelia, membenamkan tubuh Zelia pada dada bidangnya, Zelia merasakan kasih sayang yang begitu besar dari James.
"Aku baik-baik saja, semuanya pasti bisa ku lewati," ucap Zelia, James mulai melepaskan pelukannya.
"Apa kau yakin, sebaiknya kita pergi jauh saja agar mereka tak mengganggumu!" ide gila keluar dari mulut James, Zelia menggelengkan kepalanya.
"Itu bukan solusi yang bagus James, tenanglah semua pasti baik-baik saja."
Meski Zelia mengatakan seperti itu, namun dirinya sendiri saat ini pun belum bisa yakin sepenuhnya.
Dari balik jendela kamar Andrew menatap kamar Zelia, terlihat jelas James sedang memeluk gadis itu, entah mengapa rasa kesal menyeruak dari dadanya, mereka memang saudara kembar tapi cara James melindungi Zelia sangatlah keterlaluan dan kenapa juga harus berpelukan begitu eratnya.
"Ah aku tidak peduli! Mereka mau pelukan ataupun ciuman bukan urusanku, gadis itu bukan tipeku, tunggu aku mempermainkannya, dia akan merasakan begitu sakit adiknya ku campakkan."
Andrew tak bisa menahan kekesalannya kali ini, banyak hal terjadi setelah mengenal Zelia, bukan hal baik yang dia rasakan namun malah sebaliknya, dia berjanji tidak akan menyukai gadis itu selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
👑
like like like like like like
2020-12-15
1
ARSY ALFAZZA
next
2020-12-02
0