Pov Zelia
Ku putuskan untuk berkeliling sekolah diam-diam, tak perduli dengan hukuman yang membosankan tadi, langkahku mengarah ke lapangan basket, ku lihat sepertinya James sedang berlatih basket dengan seseorang, James beda kelas denganku, jadi aku tidak terlalu tahu kegiatannya.
Ku pandangi wajah kakakku satu-satunya itu, kami memang terlihat mirip hanya saja rambutku jelas lebih panjang darinya, kita mempunyai mata hidung bibir yang sama, tapi bukan dia yang kini menjadi pusat perhatianku, seseorang yang bersama James mengalihkan pandanganku.
Pria tampan dengan tubuh yang atletis sedang saling berebut bola basket dengan James,aku tak bisa melepaskan tatapanku darinya, James sedikit melirikku begitu pula pria itu dia sedikit menyunggingkan senyumnya, astaga aku meleleh, apakah ini cinta? tapi kurasa terlalu cepat jika harus di katakan ini cinta.
Bug!
Kepalaku tiba-tiba pusing, sepertinya bola basket itu mengarah kepadaku, aku hanya merasa sekitarku menjadi perlahan gelap dan tubuhku seperti terhempas.
*****
Ruang UKS
Ku buka mataku perlahan, kenapa sakit sekali kepalaku, oh iya aku ingat tadi melihat James dan temannya sedang bermain basket.
"Eh kok jadi di ruang Uks?" batinku ketika menyadari dimana aku berada.
"Udah tidurnya cewek manja?" ucap suara pria yang familiar di telingaku, ku tengok arah suaranya, James sedang duduk bersandar di kursi samping ranjang yang kini ku tempati.
"James? kenapa aku di sini?" tanyaku, James kemudian berdiri dan meninggalkanku keluar ruang Uks, tanpa menjawab pertanyaanku, dan saat di ujung pintu.
"Cepatlah pulang, jam pelajaran sudah selesai," perintahnya, sebelum dia benar-benar keluar.
"Uh dasar kakak paling jahat sedunia, gak sayang banget sih sama adiknya!" gerutuku.
Dari pintu terdengar suara langkah kaki, seorang pria yang mengalihkan pandanganku hingga akhirnya terkena bola basket di lapangan tadi, dia perlahan mendekatiku yang masih bersandar di ranjang UKS.
"Hei apa kau baik-baik saja?" tanya nya, aku seperti terhipnotis, ku anggukkan kepalaku.
"Maaf ya tadi aku gak sengaja ngenain bola basket ke kepalamu?" ucapnya tulus.
"Eh gak papa kok kak," balasku.
"Makasih ya, perkenalkan namaku Defin kalau kamu sepertinya gak asing ya bagiku?" Defan terlihat mengingat sesuatu tentang diriku, pasti tentang wajahku yang memang mirip dengan James.
"Aku Zelia kak, kita baru tadi kok bertemu," ucapku agar dia tak lagi pusing mengingat tentang wajahku ini, sesuai pesan James aku tak boleh terlalu dekat dengannya atau aku akan mendapat banyak masalah nantinya.
"Oh ya apa mau aku antar kamu pulang?" tawaran Defin sungguh membuatku sumringah. Tapi sebagai seorang wanita aku tak boleh mudah untuk di dapatkan, jual mahal dong.
"Terima kasih ya kak, tapi kayaknya aku gak bisa deh?" ucapku sok menolaknya padahal aku ingin sekali dekat dengannya.
"Em begitu ya, kalau gitu gak papa, kapan-kapan kita bisa bareng kan?" Defin tak terlihat kecewa dengan jawabanku, apa dia benar-benar tak ingin menghalangiku pulang sendiri.
"Iya kak," aku hanya bisa menelan ludah, ini seperti bumerang bagiku, niat jual mahal malah beneran di tinggal, aku menatap iba sambil menggigit jari melihat punggung kak Defin yang sangat tegap itu menghilang di balik pintu, setelah dia berpamitan padaku.
Kakiku melangkah gontai meninggalkan sekolah siang ini, panas terik begitu menyengat kulitku, andai saja aku tidak menolak ajakan kak Defin pasti saat ini aku sudah berselancar di ranjangku yang super lembut itu.
Aku kini duduk di pemberhentian bis, kurasa lebih baik menunggu sambil duduk dan membayangkan wajah tampan kak Defin yang tengah tersenyum padaku.
Sayangnya aku terlalu larut dalam lamunan, hingga suara klakson bis membuyarkan lamunanku, aku tertinggal oleh bisnya.
"Tunggu pak!" teriakku sambil berlari mengejar bis itu yang jaraknya lumayan cukup jauh.
"Ah sial! itu bis terakhir siang ini," rutukku pada diri sendiri.
Tiiiiiiinnn!
Suara klakson mobil terdengar nyari di telingaku, aku membalikkan badan terlihat sebuah mobil tengah berhenti tepat di hadapanku kali ini.
"Hei bisa gak kalau gak berisik!" aku tak perduli siapa yang ada di dalam mobil itu, setidaknya dia tidak punya sopan santun.
"Eh bodoh ngapain berdiri di tengah jalan? mau mati ya!" ucap pria di balik kemudi, aku mendekati mobil itu dan menengok siapa pengemudi mobilnya.
"Eh eh eh ternyata kamu!" ucapku saat mengenali siapa dia.
"Ih dasar cewek gila!" ucap pria itu membuatku menaikkan level kemarahanku.
"Apa kamu bilang! kaku itu yang cowok mesum!" ucapku ketika mengingat pria itu yang tengah menyeretku ke gudang sekolah.
"Hei aku punya nama ya, enak aja panggil cowok mesum," pria itu tak mau kalah.
"Bodo amat!" aku menjulurkan lidahku padanya dan berjalan menjauh dari pria aneh itu. Sepertinya dia marah tapi aku tak peduli, tanganku melambai saat sebuah taksi melintas di depanku, segera aku meminta sopir taksi segera melajukan mobilnya ke rumahku.
Dari kaca mobil terlihat sopir yang sama yang ku tumpangi tadi pagi, kebetulan yang sangat aneh.
"Hei pak, kita bertemu lagi?" ucapku menyapanya.
Pak sopir itu sudah tahu sebelumnya tentang diriku, dia hanya tersenyum dan berkonsentrasi kembali ke jalanan.
Ku putuskan untuk meminta sopir taksi itu untuk menunggu sebentar ketika kami sampai di depan rumahku,karena aku akan mengambilkan ongkos untuk membayarnya.
Tak selang waktu lama aku berlari menghampiri sopir itu, tapi dia dan mobil taksinya tak ada di depan rumahku, ku tengok arah jalanan sepertinya juga tak nampak.
"Aneh, lebih baik aku berikan kapan-kapan saja kalau bertemu lagi," ucapku pada diri sendiri.
Ku melangkah masuk ke dalam rumah kembali, seharian ini benar-benar hari yang melelahkan untukku.
Ku baringkan tubuhku yang seperti gitar spanyol ini ke atas ranjang, hingga mataku mulai terpejam perlahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Kenzi
kasihan
2021-04-03
0
Atika Mustika
Hadir thor
Sempat kan sedikit waktu mu mampir k karya ku ya thor. Butuh dukungan dari author sehebat diri mu.
2021-01-04
2
Manusia hidup
kasian bener cek cek cek
2020-12-22
5