Pekerjaan pun selesai, Yuma pulang dengan tubuh lemas. Malam ini dia hendak mengunjungi rumah orang tuanya, alasan nya dia merindukan Wusan- adik angkat nya.
Bersamaan dengan itu, Daniel pun berada di dalam tempat parkir yang sama dengan Yuma.
Yuma menekan klakson sebelum akhirnya melajukan mobil. " Permisi pak ". Ucap Yuma. Daniel membalas dengan senyum ringan pada bibir nya.
...**...
" Sayang ". Seru Yuma dengan cepat menghampiri Wusan yang tengah berada di taman rumah.
" Kakak ". Senang Wusan ikut berlari menjauh dari sang ibu yang hanya berdiri mematung.
" Anak pintar, kaka merindukan mu ". Seru Yuma begitu bahagia.
" Kenapa masih di luar, angin malam tidak baik untuk tubuh, kau pun juga masih kecil ! ". Yuma semakin mengeratkan pelukan nya.
" Aku merindukan kakak, kakak kemana saja selama ini ? Apa kakak marah padaku ?! ". Wusan terdengar mengisak, suara nya begitu lembut dan juga cadel khas seorang anak-anak.
" Maaf maaf ok ! Besok kakak akan pulang cepat dari kerja dan akan mengajak mu bermain ke taman hiburan, bagaimana apa kau senang ?! ". Yuma terus memeluk Wusan dan sesekali menatap wajah tampan dan mungil adik nya.
" Kakak tidak sedang membohongi aku kan ?! ". Mata Wusan masih berkaca-kaca, suara nya menyatu dengan air mata sehingga tidak jelas.
" Kakak berjanji, tapi apa ibu mu tidak akan marah ?! ". Lirik Yuma pada sang ibu yang telah berdiri di belakang Wusan.
" Yuma ". Ucap Shuwan- sang ibu.
" Ma ". Wusan menarik jari telunjuk Shuwan bermaksud meminta izin. Shuwan menunduk menatap Wusan yang begitu kecil.
" Tentu, mama dan juga papa mengizinkan kalian ". Ucap Shuwan mengusap pucuk kepala milik Wusan.
" Yeayy, terimakasih ma ". Senang Wusan. " Kaka dengar kan, mama mengizinkan kita ! ". Wusan begitu bahagia dan kembali mengalungkan kedua tangan mungil nya pada Yuma yang masih dalam posisi berlutut.
" Besok kakak akan menjemput mu, ok !". Senyum Yuma dengan tatapan berarti.
" Menginap lah di sini ". Ujar sang mama, namun Yuma berpura-pura tak mendengar.
" Kakak tidur bersama dengan aku ya ! Aku ingin tidur di peluk sama kakak ". Manja Wusan berjingkrak dengan masih mengalungkan tangan nya pada leher Yuma.
" Tidak sayang, besok kaka akan menjemput mu ! oh iya, apa kau tidak sekolah besok ? ". Tanya Yuma yang baru sadar jika Wusan bersekolah di salah satu taman kanak-kanak terbesar di kota itu.
" Ma, bolehlah aku tidak sekolah besok ?! ". Entah keberanian dari mana Wusan mengucapkan hal itu. Bagaimanapun juga, dia masih lah anak kecil yang butuh bermain dengan anak-anak seusianya.
" Apa yang kamu katakan ?! ". Sang papa tiba-tiba terdengar. Yuma berdiri dan membawa Wusan ke dalam pangkuan nya.
" Pa ".
Wusan menyembunyikan wajah nya pada leher Yuma.
" Jangan berani memarahinya, apalagi di depan ku !". Yuma menatap nyalang.
" Apa maksud mu sayang ? Papa tidak akan melakukan itu ". Bantah sang papa. " Jika kau ingin mengajak adik mu maka pergilah, papa tidak akan melarang kalian ". Sang papa tersenyum kuat, dalan sorot mata nya tersimpan kerinduan terhadap putri semata wayang nya.
" Sayang, besok kakak akan menjemput mu ke sini, papa sudah mengizinkan kita bermain ". Ucap lembut Yuma.
" Sekarang masuklah dan segera tidur ". Yuma hendak menurunkan Wusan, namun dia tidak mau dan semakin mengeratkan pelukan nya.
" Aku tidak mau, aku ingin tidur bersama kaka ". Manja Wusan.
" Kapan-kapan ok, kaka akan menemani adik kecil kaka tidur. Bagaimana ?! ". Seru Yuma.
" Yuma tidur lah di sini, kau sudah lama tidak pulang ke rumah. Nak !". Ucap sang mama dan di angguki oleh papa nya.
" Mama akan menyiapkan tempat tidur mu ". Seru Shuwan dengan antusias, keberadaan Wusan menjadi berkah untuk mereka. Dia berlari kecil ke dalam dan segera memanggil semua pelayan rumah untuk membantu.
" Sayang, kakak harus pergi sekarang, tempat tinggal kaka sangat jauh dari sini, jadi kaka harus segera pulang agar tidak kemalaman ". Yuma memberi pengertian kepada Wusan, namun Wusan menggeleng cepat menandakan jika Yuma benar-benar harus tinggal di rumah nya.
" Menginap lah, kasihan dengan adik mu, sedari tadi pun dia belum makan ! ". Ucap Wei.
" Kenapa ? kenapa kau belum makan ? ini sudah hampir malam tapi kau belum makan ?! ". Kesal Yuma.
" Ayo kakak akan menyuapi mu makan ". Yuma tanpa berpikir panjang berjalan ke dalam rumah dengan masih menggendong sang adik. Zhao Wei tersenyum senang dan ikut berjalan ke dalam membuntuti Yuma dan putra bungsunya.
Sedangkan di seberang, mobil Daniel terparkir dengan kaca pintu mobil tidak dia buka. " Siapa anak itu ?! ". Gumam Daniel.
" Sejak kapan tuan Zhao Wei memiliki seorang putra ? atau jangan-jangan dia anak dari perempuan itu ?! ". Daniel terus menduga-duga dengan segala pemikiran nya.
...**...
" Shen, kau tahu jika tuan Zhao Wei memiliki seorang putra ?". Tanya Daniel yang kini telah berada di rumah.
" Putra ? setahuku mereka hanya memiliki satu putri ". Ucap Shen. " Apa yang hendak ingin kau ketahui ?! ". Selidik Shen.
" Shen, kau cari tahu apakah wanita itu memiliki anak atau tidak ". Final Daniel.
" Wanita mana ? Kau ini bicara apa ? aAu benar-benar bingung ". Kesal Shen.
" Yuma ! Cari tahu tentang dia, aku ingin yang lebih detail ". Seru Daniel.
" Bukankah sudah, waktu itu aku sudah melapor kepada mu, lalu apa yang kurang ?! ". Shen benar-benar bingung dengan Daniel saat ini.
" Cari tahu, mengerti ?! ". Daniel membulatkan kelopak matanya sehingga pandangan nya menajam.
" Laksanakan tuan ". Ucap Shen dengan kekesalan nya.
...**...
Di pagi hari, Wusan benar-benar manja kepada Yuma
Dari tidur, bangun, mandi dan segala aktifitas di pagi hari Yuma yang melakukan nya karena Wusan tidak mau lepas dari Yuma.
" Sayang, kaka pergi kerja dulu ok, nanti siang kaka akan menjemput mu ". Ucap Yuma yang sudah angkat tangan dengan keras kepala adik nya.
" Aku ikut ". Tekan Wusan.
" Kakak pergi kerja, bukan bermain sayang ". Kilah Yuma.
" Kaka bohong ".
" Ma ". Melas Yuma meminta tolong. " Ini sudah siang, aku takut telat ". Ucap Yuma pada sang mama.
" Wusan kakak mu kerja dulu, nanti siang bukankah kau akan bermain ? jangan seperti ini atau mama tidak mengizinkan mu untuk bolos sekolah hari ini ". Ancam Shuwan. Wusan segera menoleh cepat.
" Kemari lah ". Wusan di ambil alih oleh sang mama.
" Tampan, kaka berjanji nanti siang akan menjemput mu ok ". Seru Yuma langsung berangkat bekerja.
" Eum ". Sahut Wusan dengan mata berkaca-kaca.
...**...
" Ada apa ?! ". Tanya Yuma. Keadaan kantor na benar-benar ramai tidak biasanya.
" Yuma kau kemana saja ? Pak manager mencari mu sedari tadi, sekretaris nya sedari tadi bolak-balik ke sini ". Ribut Jingyi.
" Cepat, kau di panggil dari tadi ". Dorong Wufan pada punggung Yuma.
" Iya iya sebentar, aku menyimpan tas ku dulu ". Kesal Yuma.
" Lagian kenapa dia memanggil ku sepagi ini ?! ". Ketus Yuma.
" Perlu di antar ?! ". Seru Levon.
" Tidak perlu ". Cemberut Yuma.
" Ya sudah sana pergilah ". Ucap Levon.
" Ish, menyebalkan ". Gerutu Yuma memasang wajah tak sedap sepagi ini.
" Eh eh eh, kalian sudah pernah bertemu belum dengan atasan baru kita ? bukankah seharusnya dia memperkenalkan diri ? Aneh, padahal kita harus sering berkomunikasi masalah pekerjaan, tapi kenapa hanya Yuma yang selalu di panggil ". Cerocos Jingyi. Baju pink peach di padukan dengan rok warna putih selutut dan di lengkapi dengan high hills yang tidak terlalu tinggi, menambah aura kepolosan nya.
" Kau benar, setidak nya dia menyapa kita ". Pikir Lao Da.
" Ayo nanti kita temui dia, kita harus berinisiatif sendiri ". Ajak Wufan dengan semangat nya.
" Berisik, cepat kerjakan tugas kalian ". Potong Levon pada obrolan mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
AdryAns
Up Terus Kak, bagus ceritanya
2021-04-08
1
rahmalia👑EP©🗡️ଓε🍷
Kenapa lama up nya thor 😭 sering" dong kan tau kalo menunggu ituh melelahkan
2021-04-07
1
^^ VEE 371 ^^
kenapa jarang up thor
2021-04-06
1