Di seberang jalan, Daniel dan juga Shen hanya menatap Yuma dari jauh dan melihat setiap ekspresi yang berubah-ubah dari wajah gadis berusia 25th itu.
" Sepertinya dia sedang tidak baik-baik saja ! apa karena serangan di kantor ?! ". Seru Shen memainkan mimik wajah nya. Daniel tidak segan memukul lengan Shen dengan punggung telapak tangan nya.
" Cerewet, kenapa kau begitu peduli ?! ". Malas Daniel.
" Kenapa jadi aku ?! bukankah kau sendiri yang ingin mengikuti nya ?! ". Protes Shen.
" Diam ". Dingin Daniel, Shen langsung mengatupkan bibir nya serapat mungkin. " Putar balik mobil nya ". Seru nya masih fokus menatap Yuma, Shen menoleh ke arah Daniel seperti pria bodoh.
" Putar balik mobil nya ! ". Tajam Daniel.
" Ahh, oh iya oke! ". Sahut Shen dengan mimik wajah seperti orang linglung.
...**...
Satu jam telah berlalu Yuma berada di sana menikmati malam hari dengan ice cream kesukaan nya. Yuma mengangkat tangan kirinya hendak melihat jam yang melingkar di sana.
Yuma beranjak berdiri dan membayar terlebih dahulu sebelum dirinya berlalu pergi.
" Terimakasih kak, hati-hati di jalan !". Ucap sopan kasir wanita itu sembari memberikan kartu pembayaran milik Yuma.
"Baiklah, selamat malam untuk kalian semua ". Seru Yuma dengan senyum yang kembali mengembang dan langsung membalikkan tubuh nya melangkah ke luar.
Sapaan singkat itu selalu berkesan untuk para pegawai di kedai, mereka selalu menantikan senyum hangat dan juga wajah yang selalu enak mereka pandang.
...**...
Di sinilah Yuma berada, di depan rumah yang besar tempat dia tumbuh dan berkembang, rumah yang dia rindukan kehangatan nya yang semakin lama semakin hilang.
Tanpa turun dari mobil, Yuma memandang nanar rumah itu sampai air matapun tak mampu untuk di bendung lagi.
" Kaka ". Sosok anak kecil berteriak dari dekat gerbang rumah, tidak jauh dari posisi mobil Yuma menepi.
Yuma menyeka perlahan air matanya dan memperjelas pandangan nya. Kaca bening mobil depan terbuat transparan, sehingga yang berada di dalam mobil pun terlihat jelas oleh orang di luar.
Senyum Yuma mengembang kala menangkap adik kecil yang belum lama ini kedua orang tuanya adopsi tengah berdiri sembari melambaikan tangan nya.
" Kaka ". Teriak nya kembali, anak kecil yang tampan dan Yuma pun menyayanginya, tapi dia tidak bisa berlama-lama lagi tinggal di rumah karena ketidak pedulian orang tuanya.
Senyum hangat Yuma semakin mengembang.
" Begini Kah rasa nya memiliki seorang adik ?". Gumam Yuma langsung membuka pintu mobil dengan sedikit cepat.
Yuma berjalan cepat dan langsung memeluk adik kecil nya dengan Yuma mensejajarkan tinggi tubuh nya.
" Kaka, kau kembali pulang ?". Tanya Wusan masih memeluk Yuma dengan lengan mungil nya melingkar di leher .
" Tidak, kaka hanya berkunjung saja ! kaka harus segera pulang lagi sayang ! ". Tutur Yuma lembut mengecup singkat kening Wusan.
" Kenapa ? bukan kah aku baru saja pulang dari belajar, jadi kaka harus lebih lama di sini !". Manja Wusan tak melepaskan pelukan nya, sopir yang baru saja menjemput Wusan masih berdiri mematung menyaksikan kasih sayang dua bersaudara itu.
" Eum mungkin lain kali sayang, kaka harus segera pergi ! Malam semakin larut, kaka harus segera pulang karena besok harus kembali bekerja ! kau juga harus pergi beristirahat. Dengar sayang, jika lelah maka kau harus bilang, jangan berpura-pura kuat hanya karena takut kepada ibu dan ayah mu, apa kau mengerti ?! ". Ucap Yuma sembari menenangkan adik nya yang terlihat akan menangis. Hati Yuma seakan teriris, anak seusia ini harus belajar sampai tengah malam dan itu bukan di rumah.
" Kaka janji, lain kali kita akan bermain lebih lama !". Seru Yuma agar adiknya percaya.
"Baiklah, tapi kakak tidak boleh lagi bohong kepada ku ". Ucap nya merengut.
"Baiklah kaka janji ". Seru Yuma mengulurkan jari kelingking nya agar Wusan pun mengikutinya dan saling berjanji.
" Masuklah, ayah dan ibumu mungkin sedang menunggu mu pulang". Yuma memeluk kembali adik tampan nya itu dengan mata yang kembali nanar.
"Eum ". Jawab Wusan singkat.
"Pak, tolong jangan beri tahu siapapun jika aku berada di sini ". Ucap Yuma pelan pada supir dan dia hanya menganggukkan kepalanya setuju.
...**...
Tiga puluh menit berlalu dan kini Yuma telah sampai di apartemen nya, jalanan yang kosong membuat nya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di apartemen.
" Yum ". Sapaan seseorang yang dia kenal suaranya membuat Yuma menoleh kan kepala. Kening Yuma berkerut sampai alis pun ikut menaut.
" Yuma ". Sapa nya kembali terdengar di telinga.
Tanpa mengindahkan sapaan orang itu, Yuma melangkahkan kaki nya ke dalam. Bukan Yuma tidak ingin menghadapinya tapi untuk hari ini dia hanya ingin sendiri.
" Yum tunggu ! Yuma dengarkan aku terlebih dahulu ". Mohon nya cepat menarik tangan Yuma. Kirei yang masih berada di dalam mobil pun ikut keluar tanpa menampilkan wajah bersalah nya.
" Yum ". Ucap Kirei. mata Yuma menangkap keberadaannya saat ini.
Yuma enggan untuk bicara dan hal itu membuat Axel kelabakan akan sikap Yuma yang tidak seperti biasanya, begitu pula Kirei yang heran dengan reaksi Yuma seperti ini.
Guratan harus pada dahi Yuma membuat Axel dan juga Kirei bertanya-tanya ada apa dengan Yuma malam ini. Yuma yang pemaaf seolah hilang dari pikiran mereka.
" Yuma apa kau baru pulang ? Ini sudah malam hari dan kau baru sampai ? apa ada masalah ?". Tanya Kirei memecah suasana yang seakan tidak memiliki oksigen dan udara di sana.
Yuma melepaskan pegangan Axel tanpa berkata apapun, hanya mata Yuma yang mampu berbicara saat ini. Yuma membisu seakan dia tidak ingin mendengar apapun dari mulut mereka.
Tidak ada sentakan, tidak ada amarah dan tidak ada air mata dalam diri Yuma saat ini. " Kalian pulang lah, hari semakin larut ". Ucap Yuma tanpa ekspresi sedikitpun.
"Tidak jangan seperti ini maafkan aku Sayang, aku benar-benar menyesal,, maaf !". Mohon Axel mencegah Yuma pergi.
"Maaf ? Menyesal ? Tidak, itu tidak pantas untuk kau dapatkan Xel, begitupun untuk mu Ki !". Ucap Yuma menekan setiap kata demi kata yang dia lontarkan.
" Seharusnya kalian berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan nya di hadapan ku, walau itu tanpa kesengajaan ! kalian pun tahu, aku sangat tidak suka jika di bohongi apalagi di khianati bukan ?! Lantas apa yang harus aku lakukan terhadap kalian berdua sekarang ini hah ?!".
Awal nya Yuma biasa saja, tenang akan ucapan yang keluar dari mulut nya, tapi rasa sakit dan juga geram di dalam hatinya sudah tak dapat lagi untuk di bendung.
" Pergilah kalian, jangan menemui ku lagi untuk ke depan nya ". Usir Yuma tak tanggung-tanggung dengan ucapan nya, nada suara yang bulat dan rendah menggambarkan ketegasannya.
" Dan kau Ki, terimakasih pernah menjadi teman baik ku ! aku hanya bisa mengatakan ini padamu, jangan pernah kau paksakan apa pun hanya demi satu tujuan, tanpa melihat jika hal itu sangat merugikan mu di masa depan ! Jangan pernah mengucapkan kata menyesal di akhir nanti, karena kau pun tahu apa yang kau tanam itu pula yang kau tuai ".
Tegas Yuma berlalu pergi dari hadapan mereka berdua tanpa air mata yang menetes ke pipinya.
Saat jarak mereka telah jauh, Yuma membalik kan badan nya kembali ke arah mereka. " Dan kau Xel, terimakasih atas semuanya ! kau pernah menjadi orang yang paling berharga dalam hidup ku, untuk itu aku sangat membencimu dan aku pun tidak bisa memaafkan mu ! Semoga hubungan kalian tidak tergoyahkan hanya karena ***** yang muncul dari diri kalian masing-masing !". Seru nya kembali dan melanjutkan langkah nya cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
kiki
karya"mu emng gak perlu d ragukan lg thor
2021-10-31
2
Yanti Natalia
Yuma keren👍
2021-10-26
2
Ms. Violin
8 like+rate udah mendarat untukmu kaka!
semngat selalu dalam berkarya!
Ditunggu feedback nya di karya baruku 'I Become Wife of the Atrocious Duke'.
2020-11-01
3