Hari-hari berlalu dengan cepat, Yuma memilih untuk tinggal sendiri jauh dari keluarga.
Tidak, Yuma tidak menyesali keputusannya akan hal ini, dari awal pun mereka baik-baik saja tanpa komentar akan apa yang dilakukan oleh Yuma, untuk itu kenapa dia harus menyesali nya saat mereka sama sekali tidak menganggap keberadaan nya.
Keluarga ? dia tak mengerti apa itu keluarga. Ayah ? Ibu ? tidak, Yuma tak merasa memiliki mereka berdua saat ibi. Tapi dia sangat berterima kasih karena mereka dengan ikhlas telah mengurusnya dengan baik.
...**...
Hari ini kepulangan kekasih nya- Axel Yu, dia sangat senang dan menantikan hari ini tiba. Seharusnya minggu yang lalu Axel melakukan penerbangan, tapi adanya beberapa kendala membuat kekasihnya mengurungkan kepulangannya.
Hari ini pun Yuma berinisiatif menjemputnya ke bandara, tapi dia berpikir lagi, bagaimana caranya untuk memberi kejutan kepada kekasih nya itu dan akhirnya Yuma akhirnya memutuskan untuk menghubunginya kembali dan memberitahu jika dia badan nya demam dan tidak dapat menjemputnya di bandara.
" Semalam kau baik-baik saja Yum ! ". Seru Kirei terduduk di tepi ranjang tanpa mengecek keadaan Yuma.
" Sepertinya aku tidak bisa menjemput kekasih ku Ki, tubuhku tiba-tiba panas !". Ucap Yuma kepada Kirei yang baru saja tiba di apartemen milik nya.
" Baiklah istirahat yang cukup ! jangan terlalu memaksakan dirimu jika tidak bisa, Axel tidak akan marah kepadamu, percayalah ! ". Tutur Kirei menyediakan obat dan juga air minum untuk Yuma dan dia simpan di atas nakas.
"Eum, baiklah ! terimakasih ". Ucap Yuma singkat.
" Istirahatlah, aku pamit pulang ya ! Jika ada yang perlu aku bantu kau tinggal hubungi aku, ok !". Pamit nya kepada Yuma, dia terlihat begitu anggun dari hari ke hari tak seperti biasanya.
" Hati-hati, jangan terlalu kencang melajukan mobilnya ". Seru Yuma membuatnya menoleh tersenyum menenteng tas kecil hitam milik nya.
Dia pun pergi dan tak terlihat lagi bayangan tubuhnya itu. Yuma beranjak bangun dari tempat tidur dan langsung bersiap-siap mengganti bajunya.
Jam pada dinding menunjukkan pukul 14.00 dan perkiraan kekasih nya akan sampai di bandara jam 15.30 jadi Yuma tidak terburu-buru untuk bersiap.
Handphone Yuma terdengar berbunyi tapi entah di mana dia menyimpan nya, Yuma mencarinya ke setiap sudut kamar dan akhirnya dia temukan, tapi saat tangan Yuma meraih handphone itu, terlihat barang itu bukan lah miliknya.
Panggilan terus masuk, pada layar bening tertera nama love di sana.
" Love ?". Gumam Yuma tanpa menggeser Ikon berwana hijau dan membiarkannya terus berdering.
" Tch tch tch, apa dia kekasih Kirei ? jika benar awas saja kau !". Ujar Yuma memasukkan handphone nya ke dalam tas dan ternyata handphone miliknya masih tersimpan di dalam tas yang kemarin dia pakai untuk bekerja.
Yuma pun berangkat dengan mobil hasil jerih payah nya selama bekerja, awal nya Yuma ingin mampir terlebih dahulu ke rumah Kirei karena mungkin dia sedang mencari-cari handphone nya, tapi Yuma mengurungkan nya karena takut telat menjemput kekasih nya.
Semua orang menatap Yuma begitu intens setelah dirinya menginjakkan kaki di bandara, apa ada yang salah dengan pakaian nya ?. Yuma mengecek semua yang dia pakai, termasuk riasan wajah, sampai dia menanggalkan terlebih dahulu topi yang di kenakan. Riuh pengunjung semakin berbisik-bisik tentang dirinya membuat suasana menjadi tidak nyaman untuk Yuma.
" Kenapa dia belum muncul juga ?". Gumam Yuma yang tak luput terus mengecek jam yang melingkar di tangannya. Yuma terus menunggunya sampai 2 jam lebih di sana tapi hasilnya nihil, kekasih nya itu tidak kunjung terlihat.
" Apa dia sudah pulang ?". Gumam Yuma kembali.
" Baiklah, ayo kita ke rumah nya !". Seru Yuma semangat.
...**...
Di sinilah Yuma, di depan rumah yang begitu megah dengan warna putih mendominasi semua dinding nya.
" Ada yang bisa saya bantu non ?". Tanya penjaga menghampiri Yuma.
" Maaf pak, apa Axel sudah pulang ke rumah ?". Ucap Yuma bertanya dengan senyum dan juga sopan santun nya.
" Sudah non, sore tadi tuan muda sudah sampai di rumah ! ". Jawab nya.
" Apa boleh saya bertemu dengan nya ? oh iya, apa ibu dan ayah nya ada di rumah ?!". Tanya Yuma.
" Tidak ada non, tuan dan nyonya besar masih berada di luar kota ! silahkan nona masuk terlebih dahulu, biarkan saya yang memarkirkan mobilnya ! ". Ucap nya begitu sopan.
" Oh tidak perlu pak, saya hanya sebentar di sini ! jika begitu saya masuk terlebih dahulu, terimakasih ". Pamit Yuma seraya berterima kasih pada penjaga itu.
Sudah lama dari semenjak kekasih nya itu pergi keluar negeri, Yuma tidak menginjakkan kaki nya lagi ke rumah ini dan juga jarang menemui ayah dan ibu dari kekasih nya itu.
Kaki Yuma melangkah dengan sangat semangat, pelayan rumah begitu sopan menyapa tapi raut wajah dan juga tatapan mereka penuh keterkejutan, ada sekitar tiga orang pelayan yang Yuma temui di sana.
Penglihatan Yuma mengedar sembari senyumnya terus terlukis dari bibir . " Apa kabar semuanya ? sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabar kalian ?". Ya, Yuma mengenal mereka begitupun sebalik nya.
" Kami baik nona ! Sudah lama kami tidak bertemu dengan anda !". Seru mereka satu persatu, Yuma tak segan untuk memeluk mereka.
" kalian kenapa ?". Tanya Yuma polos karena merasa tubuh mereka serasa bergetar.
" Tidak, kami baik-baik saja non ! Jika begitu kami permisi ". Pamit nya.
" Baiklah, saya juga ingin menemui tuan muda kalian ! saya juga permisi ". Langkah Yuma terhenti saat mereka mencegah nya.
" Ada apa ?".Tanya Yuma kembali.
" Eum ? tidak tidak ! ". Ujaran mereka membuat Yuma penasaran apa yang sebenarnya hendak mereka katakan.
" Baiklah jika begitu saya permisi ke atas terlebih dahulu ". Lanjut Yuma melangkahkan kaki menyusuri setiap anak tangga menuju kamar kekasih nya itu.
Tangan Yuma hendak mengetuk pintu tapi saat ketukan pertama, telinga Yuma seolah mendengar sesuatu, samar-samar terdengar suara aneh, Yuma menajamkan pendengarannya dan juga melanjutkan mengetuk pintu kamar Axel.
Ada celah di sana tanda pintu tidak tertutup rapat, Yuma mendorong perlahan pintu.
Perlahan tapi pasti, Yuma membuka pintu kamar Axel dan suara aneh itu semakin terdengar di telinganya. Berjalan terus berjalan ke dalam, Ada dua ruangan yang tersekat di kamar Axel dan ruangan pertama di tata untuk menjadi ruang santai dan juga bersebelahan dengan kamar mandi.
Ruangan kedua adalah tempat istirahat , dimana di sana terletak kasur king size yang selalu dia tempati, Yuma terus menyusuri sampai akhirnya dinding tebal yang membatasi antar ruangan seolah menjadi transparan, Yuma mendapati kekasih nya sendiri sedang bersetubuh dengan wanita lain, wanita itu berada di bawah kungkungan kekasihnya saat ini.
...**...
" Daniel, ajak asisten mu makan, lihatlah dia juga kelelahan ! jangan terlalu kejam kepadanya ". Seru nyonya Ella menatap sayang kepada putra semata wayang nya.
" Sejak kapan aku melarang dia untuk makan bersama, nyonya Ella yang begitu cantik ?! ". Ujar Daniel mendorong kaki kursi untuk dia duduki dengan kaki nya, suara geseran pun terdengar ngilu.
" Duduklah, jangan hiraukan dia ! ". Ucap papa Chen, menoleh pada Shen seraya sedikit menengadah penuh kasihan.
" Dengan senang hati tuan ! ". Senang nya asisten itu lalu beringsut hendak duduk dengan semangat.
" Tuan ? panggil aku papa, apa kepala mu begitu tebal dengan pukulan ku ?! ". Kesal Tuan Chen sampai hendak memukul Shen, namun sayang, Shen terlebih dahulu menghalangi kepalanya dengan kedua tangan.
Mama Ella dan juga Daniel menatap puas pada Shen, " Padahal pukul saja pa !."
Shen membulatkan mata nya sembari bibir mencebik kesal.
" Maaf papa ". Ujar Shen cengengesan.
" Ya ampun kenapa keluarga ini begitu suka memukul kepalaku ? bagaimana jika nanti aku jadi idiot, bagaimana jika nanti aku jadi anak bodoh ?! Tch tch tch, takdir apa yang menimpaku ini ?! ". Racau nya sembari mengambil lauk pauk dan menyimpan nya ke dalam piring.
Saat dia akan memulai suapan nya, suasana begitu hening. Shen merasa ada yang menatap nya horor, perlahan Shen sedikit mengangkat kepalanya dan mengedarkan pandangan nya pada mama, papa dan juga Daniel.
" Katakan sekali lagi !". Tekan Daniel telah bersiap memegang sendok nya begitupun kedua orang tuanya.
" hehehehe, mulutku terpeleset kakak ! ". Polos nya dengan tawa tak bersalah.
" Selicin apa mulutmu itu anak nakal ?! ". Tajam mata Nyonya Ella dengan bibir membuka kecil.
" Sudah sudah makanlah, kau pasti lapar Shen ! ". Ujar Papa Chen kembali mencairkan suasana.
" Kau memang terbaik pa ! ". Puji Shen memberi acungan jempol.
" Hanya papa saja ?! " . Sindir Nyonya Ella.
" Salah lagi ". Batin Shen, dia melanjutkan makan nya tanpa ingin melihat orang-orang sakit di sekitar nya.
Shen adalah seorang anak dari supir pribadi tuan Chen dan dia telah di anggap anak oleh mereka, usianya lebih muda dari Daniel. Ayah Shen telah tiada akibat kecelakaan saat akan menjemput Tuan Chen ke bandara dan ibu nya pun telah tiada saat melahirkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
IG: Warnyiwarnyi
pasti pacarnya Yunani sama kirei
2021-11-05
1