Dokter yang mengecek keadaan Kakek Zhao terlihat keluar dan menggantungkan stetoskop nya pada leher.
" Maaf, pasien ingin bertemu dengan Yuma ! apa ada yang bernama Yuma di sini ?!". Seru Dokter itu.
" Tidak ada dok, ada apa dengan ayah saya ?! ". Seru Wei, ayah dari Yuma.
" Jantung tuan Zhao semakin memiliki lubang yang terus membesar. Ini hasil CT-Scan nya ! mari saya bicarakan di dalam ruangan saya ". Tutur sang dokter memberikan hasil CT-scan itu kepada Wei.
" Mari ". Seru sang dokter. Ayah daru Yuma dan ayah dari Garry mengikuti sang dokter ke ruangan nya.
...**...
Di pagi hari, di rumah sakit hanya terlihat Xian dan juga Garry berdua, para orang tua telah kembali ke rumah mereka malam tadi.
" Bibi, Aku dan Xian akan pergi lagi ke apartemen Yuma kembali. tolong jaga kakek ! ". Ucap Gary pada Shuwan, ibu dari Yuma.
Shuwan terdiam lemas mendengar kedua keponakan nya menyebut nama Yuma. Dia ingin menangis kala mendengar putri nya yang sudah lama dia lantarkan.
Xian sejenak menatap bibi nya yang begitu terlihat sendu dan tak bersemangat. Dia menepuk lembut bahu Shuwan. Dengan senyum hangat, Shuwan menyematkan untuk Xian dan juga Gary.
" Ayo kita pergi Gar !". Ujar Xian.
Akhirnya mereka pun sampai di halaman. Tak berlama-lama, mereka segera naik ke lantai tempat tinggal Yuma.
Gary menekan bel sesekali mengetuk pintu.
" Kemana dia ?!". Gumam Gary. Xian melirik Jam di handphone nya.
" Ini hari libur, apa dia bekerja di hari libur ?!". Seru Xian saat melihat jika hari ini tanggal merah.
" Sebentar ". Gary merogoh handphone nya dan langsung mencoba menghubungi Yuma.
" Bagaimana ?!". Tanya Xian. Gary menempelkan jari telunjuk pada bibir nya, menandakan mereka berdua harus diam.
" Halo Yuma ?!". Ucap Gary, tak ada sahutan dari sana meski telpon nya telah tersambung.
" Yuma ini kakak, kau sedang tidak berada di rumah kah ?!". Tanya Gary namun di sana masih hening.
" Halo, Yuma ?!". Ucap Gary kembali, Xian semakin penasaran.
" Yuma ini kakak Xian, kamu sedang dimana ?!". Rebut Xian pada handphone Gary yang masih menempel pada daun telinganya.
" Yuma halo !". Ucap Xian kembali.
" Kakak ". Sahut Yuma pelan dengan suara serak. Xian mendengar suara batuk tertahan di tenggorokan Yuma.
" Yuma ?!". Seru Xian.
" Ada apa dengan nya Xian ? apa dia baik-baik saja ?!". Panik Gary.
" Cepat buka pintunya Yuma, kakak di depan !". Xian berteriak sembari menggedor pintu apartemen milik Yuma.
" Yuma katakan, berapa password nya !". Panik Gary karena password apartemen Yuma telah di rubah. Yuma dengan pelan memberitahu mereka dan akhirnya pintu pun terbuka.
Xian dan juga Gary berdiri tegap di depan pintu kamar, sembari meminta izin untuk masuk. Gary tak dapat lagi menunggu. Dia segera membuka kasar pintu kamar Yuma.
" Yuma !". Teriak Gary. Mereka berdua mendapati Yuma tergeletak di samping ranjang.
Xian segera berlari dan memangku Yuma ke dalam pelukan nya. Sedangkan Gary sibuk membersihkan pecahan gelas yang berserakan di atas lantai.
...**...
Di kediaman Chen. Daniel tengah bekerja di dalam ruang kerjanya dengan sangat fokus, namun tiba-tiba jantung nya berdebar kencang dan juga nafas nya serasa sesak.
" Ada apa ini ?". Gumam Daniel menjadi tidak fokus. " Erina ". Gumam Daniel dengan cepat menghubungi adik kecil nya yang masih menimba ilmu di Negara Singapura.
" Ri ". Sapa Daniel.
" Kakak, kenapa kau baru menghubungi ku ?! ". Suara Erina terdengar kesal.
" Sayang, kau baik-baik saja bukan ?! ". Khawatir Daniel.
" Aku baik-baik saja kak ! Aku marah kepada mu karena kau begitu sibuk dengan pekerjaan mu dan melupakan aku begitu saja ". Ceramah Erina di seberang sana.
" Katakan jika kau benar baik-baik saja ". Tekan Daniel.
" Aku baik-baik saja kak, kau ini kenapa ?". Ujar Erina.
" Tidak, kakak hanya merindukan mu saja ". Kilah Daniel.
" Aku pun merindukan mu kak ". Ucap Erina begitu manja.
" Kakak sedang bekerja, nanti malam kita mengobrol lagi ! sekarang kakak tutup telpon nya. Jaga dirimu di sana !! ". Tutur Daniel begitu lembut.
" Iya aku tahu tuan ". Suara Erina di sertai tawa kecil.
" Baiklah ". Ucap Daniel memutuskan sambungannya.
Jantung nya masih berdebar dan hawa panas memburu dari dalam, hal itu mengakibatkan nafas nya terus memburu.
" Ada apa dengan jantung ku ? " Bingung Daniel sembari meremas dadanya pelan.
Sekelebat kepala nya terlintas nama Yuma, dia semakin tidak percaya jika jantung nya seperti ini karena gadis itu.
" Yuma ?! Apa aku sudah gila ?". Gumam Daniel. Tidak dapat di bantah, saat dirinya mengucapkan nama Yuma jantung nya semakin tak terkendali.
Tanpa berpikir lebih panjang lagi, Daniel berlari cepat ke luar ruang kerjanya. Tanggal merah tidak membuat Daniel berhenti bekerja, dia membekal semua pekerjaan nya ke rumah.
Kaki Daniel lebih cepat menuruni anak tangga sampai derapan itu terdengar sampai ke lantai paling bawah.
" Shen ikut lah dengan ku ". Tarik Daniel pada lengan Shen yang tengah menikmati tiramisu buatan mama Ella.
" Hey hey hey apa yang kau lakukan pada adik mu ". Teriak Mama Ella kaget dengan sikap Daniel.
" Ma tolong aku ". Teriak Shen.
" Diam, atau ku jahit bibir mu ini ". Ancam Daniel.
Shen hanya bisa mengikuti langkah Daniel yang semakin jauh dari Rumah. Sekarang mereka berada di dalam mobil yang sama dengan Daniel menjadi supir saat ini.
" Kau ini kenapa ? pelan-pelan kemudi kan nya, aku masih lajang dan belum menikah. Jika ingin mati jangan kau seret aku ". Shen berteriak kesal kepada Daniel.
Mobil yang di kemudikan Daniel telah sampai di depan apartemen milik Yuma.
" Di mana ini ?!". Pertanyaan itu menjadi hal membuat Shen terus saja bertanya-tanya.
" Ayo ikut aku masuk ". Ucap Daniel sudah tidak karuan. Shen hanya menatap wajah kaka sekaligus bos nya dengan sangat tidak terbaca.
" Ini apartemen siapa ?! ". Tanya Shen.
Daniel tanpa mengindahkan pertanyaan Shen terus melangkah kan kaki nya menuju lantai atas di mana apartemen Yuma berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Cinta
lanjut,thor smanggt up lgi
2020-12-08
1
Wiwik Astuti
aku slalu mendukungmu
2020-12-07
1
Zubaida Asari
lanjut Thor
2020-12-07
1