Yuma tersadar, mata nya terbuka perlahan dan menyesuaikan silau nya cahaya.
" Yuma ". Ucap lembut Gary dan juga Xian. " Yuma ini kaka ". Ucap mereka kembali.
Mereka terdiam dan hanya menemani Yuma saat ini sampai keheningan itu di sadarkan oleh dering ponsel Xian.
" Halo pa ". Ucap Xian. Pemberitahuan dari sang papa membuat mimik wajah Xian begitu terkejut. Kaki nya seolah menjadi patung tak dapat bergerak.
Gary melihat itu, kepanikan yang terpancar dari wajah Xian semakin membuat Gary menajam.
" Ada apa ?". Tanya Gary. " Ada apa Xian ? apa kata ayah mu ?! ". Tekan Gary.
Sejenak Xian menatap Gary. " Kakek telah tiada ". Suara Xian tercekat.
" Bagaimana bisa ? bagaimana bisa ini terjadi Xian ?! ". Hati Gary pun seakan luruh mendengar kabar duka ini.
" Kalian pergilah, pasti di sana tengah membutuhkan kalian ". Ujar Yuma dengan posisi telah membelakangi kedua kaka sepupunya.
" Gar, kau jaga Yuma dahulu, aku akan ke rumah sakit melihat situasi ". Tepuk Xian pada bahu Gary.
" Tidak perlu kalian pergilah, aku bisa sendiri di sini ". Ucap Yuma kembali. Tanpa menanggapi ucapan Yuma, Xian pergi dan Gary tetap tinggal.
" Yuma ". Ucap Gary namun Yuma sama sekali tak merespon.
Gary duduk menyamping pada sisi ranjang sehingga mereka berdua saling memunggungi saat ini.
" Yuma, bisakah kau tidak terus-terusan mengusir kami ?! ". Seru Gary.
" Aku tidak mengusir kalian sama sekali tapi aku hanya tidak nyaman dengan perubahan kalian. Bagiku, sikap kalian yang seperti ini sangat menakutkan ". Tutur Yuma. Suara nya terdengar prau.
Gary menghela nafas nya begitu berat. " Maaf, maafkan kami ". Ucap Gary penuh sesal.
" Sudah berapa kali aku mengatakan kepada kalian. Apa perkataan ku kurang jelas ? ". Getir Yuma.
" Tidak ada yang bersalah, kalian tidak bersalah. Aku yang bersalah di sini karena terlahir di antara kalian dan membuat semuanya hancur dan berantakan ". Suara Yuma terdengar menyatu dengan tangis nya sampai air mata Gary pun telah bersiap untuk segera di keluarkan.
" Jangan berkata seperti itu ". Gumam Gary. Yuma perlahan menyeka air mata nya.
Sejenak tak ada suara sampai Gary pun kembali berbicara.
" Sekarang kakek sudah tiada, kau kembali lah ke rumah. Kasihan ayah dan ibumu, mereka pasti sangat merindukan mu, kaka yakin itu ". Tutur Gary.
Mendengar hal itu hati Yuma entah kenapa semakin sakit. Apakah benar, kasih sayang orang tuanya terhalang oleh sang kakek saja ? Yuma mengingat begitu pahit hidup nya saat itu, saat di mana sang ayah dan sang ibu sama sekali tidak melirik nya.
" Hikss,,, Hikss,, hikss,, apa sekarang aku adalah seorang pembunuh ?! ". Tangis Yuma sesaat dirinya menatap punggung Gary.
Gary yang mendengar itu dengan kasar membalikkan tubuh nya dan menatap Yuma perih.
" Hikss,, hikss,, hikss,, aku penyebab kematian kakek,, aku seorang pembunuh ". Tangis Yuma semakin pecah. Dia mengingat jika sedari kemarin kakek nya ingin bertemu, namun Yuma terus menolak sampai akhirnya sang kakek menghembuskan nafas terakhir.
" Tenang lah ". Gary membawa Yuma ke dalam dekapan nya dan menenangkan Yuma. " Ini bukan salah mu, harus kau ingat itu ". Tutur Gary
...**...
" Ma, ayo ! ". Teriak Papa Chen yang telah siap dengan setelan warna hitam nya.
" Sebentar ". Mama Ella balas berteriak.
" Pa, mobilnya sudah aku siapkan. Sampaikan salam duka kami kepada mereka ya ". Ucap sesal Shen karena dirinya dan juga Daniel tidak bisa ikut.
" Baiklah nanti papa sampaikan ". Ucap Papa Chen.
" Ayo ". Mama Ella pun mengenakan pakaian berwarna hitam dan juga kerudung panjang menutupi sebagian kepalanya.
Mereka berdua akhirnya pergi dengar terburu-buru, pemberitahuan duka itu sangat mendadak membuat mereka terkejut.
Kakek Zhao adalah panutan papa Chen dalam masalah bisnis, karena cara dia memulai bisnis sangatlah membuat semua orang tergugah.
Setiba nya di rumah duka, papa Chen dan juga mama Ella di sambut oleh Gary dan juga Xian.
" Turut berduka cita atas meninggalnya tuan Zhao ! Kami sama sekali tidak menyangka berita ini ". Ucap mama Ella turut sedih dengan keadaan seperti ini. Gary dan juga Xian menunduk sopan dan mengucapkan terima kasih.
" Kami murid dari tuan Zhao ". Seru papa Chen saat dirinya melihat kebingungan dari wajah Xian dan juga Gary.
Papa Chen dan juga mama Ella memberi penghormatan terakhir di depan photo kakek Zhao. Gary dan juga Xian masih bertanya-tanya tentang kedatangan mereka, karena dari sekian banyak tamu hanya mereka yang tidak dikenal oleh Xian dan juga Gary.
" Tapi sepertinya wajah mereka tidak asing ". Ujar Gary.
" Kau benar ". Timpal Xian.
...**...
" Kakak ". Wusan begitu gembira. " Kaka gendong aku ". Wusan mengulurkan kedua tangan nya kepada Yuma dan meminta untuk dia gendong.
" Kemari lah adik kecil ku ". Angkat Yuma dengan sayang nya.
" Kakak kau akan pulang dan tinggal bersama ku kan ?! ". Tanya Wusan begitu antusias.
" Tidak sayang, kakak hanya berkunjung saja ke sini dan setelah itu kaka akan pergi lagi !". Sahut Yuma membersihkan mulut Wusan yang penuh dengan kotoran bekas memakan buah-buahan.
" Ayo antar kakak untuk berdoa di depan mendiang kakek mu". Ajak Yuma.
Yuma membawa wusan yang masih dalam pangkuan nya tanpa mengindahkan keberadaan kedua orangtuanya di sana.
Yuma akhirnya sampai di dalam ruang berdoa dimana di sana kakek nya terbaring di dalam peti, dia memberikan doa dan penghormatan terakhir.
Bersamaan dengan itu, papa Chen dan juga mama Chen tengah bertukar cakap dengan ayah dari Xian dan ayah dari Gary.
Mata mereka teralihkan dengan kedatangan Yuma dan juga Wusan dalam pangkuan nya. " Sayang, kau ikuti apa yang kaka lakukan ok ". Senyum lembut Yuma.
Aksi Yuma pun tersaksikan oleh papa Chen dan juga mama Ella. Mereka berdua tersenyum dengan apa yang dilakukan Yuma kepada Wusan.
Mama Ella merasa dia adalah ibu yang baik untuk putra nya, terlihat dari bagaimana dia mengajarkan penghormatan kepada orang yang mati.
" Andai saja dia menantu mama, pasti mama akan senang ". Gumam mama Ella menyikut lengan suaminya.
" Papa pun sama ma ". Sahut Papa Chen. " Tapi sayang dia sudah bersuami dan memiliki putra ". Sesal papa Chen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Saccan
heheheh, insyaallah akan up terus. soalnya kemarin aku proses revisi semua eps dan karakter
2021-03-26
3
Zubaida Asari
akhirnya up juga
2021-03-26
1