Gary dan juga Xian tanpa henti memperebutkan Yuma, para pegawai pun menjadi tertarik dengan drama itu.
" Stop, aku bilang stop ok !". Yuma berteriak sembari menekan suaranya nya.
" Maaf ". Kedua pria itu terdiam dan mencebik kan bibir mereka seperti hal nya anak-anak yang tengah mendapat sentakan dari sang ibu.
" Pergilah ! Kalian mengganggu pekerjaan ku ". Usir Yuma Malas.
" Tapi Yum ". Ujar mereka bersamaan.
" Pergilah ! jika aku bisa maka kalian akan aku hubungi nanti ! Ini nomer ku ". Yuma menunjukkan kontak nya kepada Xian dan juga Gary.
" Baiklah, kaka tunggu telpon dari mu ". Tengil Gary.
" Sudah ? jika sudah kalian pergilah ". Usir Yuma.
Akhirnya mereka berdua pun pergi dan mengemudikan mobil masing-masing. Gary dan juga Xian dengan mudah nya meninggalkan pekerjaan di kantor hanya karena ingin menemui Yuma.
" Astaga ". Yuma memijit kepala nya yang pusing akibat kelakuan kedua kaka keponakan nya.
" Yuma ". Teriak semangat Jingyi yang sedari tadi telah menyaksikan perdebatan antara dua pria.
Jingyi dengan cepat berlari dan merangkul Yuma dengan begitu keras nya. " Yaakkk ". Teriak Yuma karena tubuh nya sedikit terhuyung.
" Siapa mereka ? tampan sekali ". Antusias Jingyi.
" Tidak tahu ! minggir ngga ? ". Kesal Yuma hendak pergi namun tubuh Jingyi menghalangi jalan.
" Eeeehh tunggu aku ". Ujar Jingyi ikut mengikuti langkah Yuma.
Yuma kembali bekerja dengan fokus, begitupun rekan satu kantor nya. Hari ini pun akan ada pemeriksaan langsung oleh sang atasan, Daniel dan juga Shen akan datang ke perusahaan itu.
Para staf yang lain tengah mempersiapkan semua berkas untuk di laporkan, mereka begitu kaget karena atasan nya tiba-tiba akan datang. Sedangkan dalam kantor Yuma, mereka bekerja seperti biasanya, tidak ada ribut dan tidak ada kepanikan.
" Fan ini ". Lao Da memberi berkas laporan untuk di sertakan dalam rapat hari ini. Berkas itu pun Yuma yang menyusun nya, mereka memeriksa nya bergantian.
" Sini ". Sahut Wu fan menerima berkas itu. Dia memeriksa semua nya, namun bukan malah pergi menuju ruang rapat, dia malah memberikan berkas itu kepada Yuma.
" Ini pergilah ". Seru Wu fan.
" Oh ayolah fan, aku masih banyak kerjaan ! lagi pula bukan kah aku yang menyusun berkas ini ? lalu kenapa aku juga yang harus pergi melapor !". Malas Yuma merengek agar tidak mewakili mereka.
" Kemari kan berkas nya ". Ujar Levon berdiri dan mendekati Wu fan dan juga Yuma.
" Kau memang terbaik ". Senang Yuma.
" Aku tahu ". Levon mengedipkan satu mata nya dan berlalu pergi dari ruangan.
" Adik kesayangan selalu saja di bela ". Kesal Wu Fan kembali ke tempat nya.
" Kau marah ?! ". Ujar Yuma memutar kursi nya.
" Tidak, aku tidak marah ". Bantah Wu Fan.
" Iya kau marah kepada ku ". Ujar Yuma kembali dengan tatapan yang dia buat sendu. Lao Da dan juga Jingyi hanya melihat mereka sekilas dan menggelengkan kepala.
" Tidak ".
" Iya ".
" Tidak Yuma ku sayang, bagaimana aku bisa marah kepada adik bungsu kami hmm ?! ". Wu Fan menggerakkan kursinya dan berhenti tepat di hadapan Yuma.
" Jangan nakal ". Cubit Wu Fan pada kedua pipi Yuma.
" Aarrgg sakit ". Ringis Yuma.
" Yaaakk ". Teriak Jingyi dan juga Lao Da. " Lanjutkan kerja kalian, berisik sekali ". Lao Da melanjutkan.
Yuma dan juga Wu Fan tertawa geli dengan ekspresi mereka. " Oh ayolah, sudah lama aku tidak mengganggu dia ! sangat menggemaskan ". Tawa Wu Fan.
" Pekerjaan mu sudah usai ? ". Tanya Yuma pada Wu Fan. Wu Fan malah memperlihatkan barisan giginya.
" Yasudah lanjutkan, kau mengganggu pekerjaan ku ". Yuma kembali menghadap layar komputer.
...**...
Di dalam ruang rapat, semua staf yang bertanggung jawab atas laporan, tengah berkumpul dengan duduk pada masing-masing kursi yang telah di siapkan.
Daniel dan juga Shen telah sampai di lobi, banyak yang antusias dengan kedatangan mereka. Alasan nya karena atasan mereka sangat tampan dan juga berkarisma tinggi.
Para pegawai sangat senang atasan nya datang, karena baru pertama kali ini semenjak pergantian CEO, perusahaan itu baru di kunjungi oleh Daniel. Hanya orang-orang tertentu yang dapat bertemu dan tidak untuk para pegawai biasa.
Di sela langkah nya, Daniel mengedarkan pandangan nya ke segala sudut perusahaan seolah mata itu tengah mencari seseorang yang begitu mengganggu kepalanya.
" Tuan, perhatikan jalan mu ". Canda Shen terdengar mengejek. Daniel melirik Shen sejenak, seakan tatapan itu memperingati jika Shen jangan berani menggoda nya.
Shen langsung terdiam, namun sudut bibir nya terus tertarik. Dia tahu kenapa Daniel memutuskan untuk datang ke sini, bukan serta merta ingin memeriksa semua aktifitas dan juga kendala perusahaan, tapi dia ingin melihat wajah wanita yang satu bulan ini tidak dia lihat.
Pintu rapat terbuka lebar, Daniel dengan tegap melangkah masuk ke dalam. Semua pegawai yang berada di dalam pun berdiri dan menyapa hormat.
Shen tidak ikut masuk, dia berdiri di luar ruangan. Di dalam begitu mencekam karena Daniel begitu serius. Ketegangan mulai terjadi saat Daniel seolah tengah mengintrogasi bagian keuangan.
Keringat mereka seolah bercucuran dengan situasi ini, begitupun dengan Levon yang hanya dapat menatap berkas nya.
Satu jam telah berlalu, kini giliran Levon yang memberikan laporan. Daniel memeriksa secara intens setiap kertas yang tercetak tinta dan ada beberapa di tulis dengan goresan pena . Belum ada komentar dari sang atasan membuat Levon merasa tidak aman.
" Siapa yang menyusun semua ini ?! ". Akhirnya Daniel berbicara.
" Rekan kami yang menyusun nya, dia staf baru di departemen kami ". Jelas Levon. Daniel mengangguk mengerti.
" Sempurna ". Puji Daniel dan meletakan kembali berkas itu.
Di luar, Shen telah tak berada di tempatnya. Dia mungkin tidak kuat menahan buang air kecil nya.
Saat dia ke luar, kebetulan Shen pun selesai dengan aktifitas nya. " Kau ?! ". Tunjuk Shen.
" Kau ?". Kaget Yuma. Jika di pikirkan kembali, Yuma baru kali ini bertemu Shen di kantor. Bukan kah mereka satu kantor ? tapi kenapa tidak pernah melihat nya.
" Hai ". Senyum Shen salah tingkah. " Apa kabar ? kita bertemu lagi nona ". Ucap Shen ramah.
Yuma tersenyum hangat dan mengulurkan tangan nya memberi salam. " Saya baik ! senang bertemu kembali dengan mu ". Ucap Yuma.
Shen dan juga berjalan beriringan sembari bertukar cakap.
" Kau bekerja di departemen apa ? kenapa aku tidak pernah melihat mu ?! ". Tanya Yuma penasaran.
" Ah itu, saya dan teman saya di mutasi ke perusahaan pusat beberapa waktu lalu ". Bohong Shen.
" Oh pantas saja saya tidak pernah melihat kalian ". Ucap Yuma.
" Kau, jika kau bekerja di departemen mana ? ". Tanya Shen.
" Divisi pengadaan dan logistik, saya bekerja di departemen itu ". Sahut Yuma.
" Kau sudah makan ?". Shen salah tingkah dengan Yuma.
" Ah ?! ". Bingung Yuma.
" Itu, maksud saya,,,,, tidak, tidak jadi ". Ujar Shen.
Yuma menautkan alis nya heran dengan sikap Shen. " Jika begitu saya pamit lebih dulu ". Pamit Yuma.
" Oh iya, sampaikan salam ku untuk teman mu itu ! katakan jika aku berterimakasih atas jengukan nya ". Seru Yuma berlalu pergi.
Shen hanya menatap kepergian Yuma. " Cantik ! Ma, pa, aku rasa wanita ini lebih cantik dari wanita yang kalian temui ". Gumam Shen.
Saat Shen kembali, rapat sudah bubar dan Shen langsung segera masuk. Di sana Daniel terduduk sembari memangku dagunya.
" Aku bertemu dengan nya ". Senang Shen berteriak sesaat setelah dia menutup rapat pintu.
" Di mana ? kenapa kau tidak memberitahu ku ?! ". Seru Daniel terlihat begitu membara.
" Kami berpapasan setelah selesai dari toilet ". Jelas Shen.
" Dia titip salam tadi untuk mu dan terimakasih sudah menjenguk nya ". Tutur Shen menepuk bahu Daniel.
" Aku sangat merindukan nya ". Gumam Daniel namun sepi nya ruangan membuat Shen pun dapat mendengar nya.
" Hahaha ". Tawa Shen menggelegar.
Daniel menajam. " Kau berani mentertawakan bos mu hm ?! ". Tekan Daniel.
" Aku tak berani ". Shen mengangkat tangan nya.
...**...
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Aqila Setiawan
menunggumu thor
2021-03-29
2
Rina Sofiana
lanjutkan kk
2021-03-27
1
Saccan
makasihh semangat nya 😍😍
2021-03-27
3