Matahari pun kian naik ke atas peraduan nya, dua sejoli masih terlelap dengan tidur mereka tanpa terusik oleh cahaya yang masuk lewat sela-sela tralis dan menembus gorden yang sedikit terbuka.
Suara lenguhan tiba-tiba keluar dari mulut Axel, dia membuka matanya perlahan menyelaraskan pandangan nya agar tidak pusing. Dia terduduk dan meregangkan ototnya yang serasa remuk akibat aktifitas semalam.
Axel menoleh ke samping kanan nya, terlihat Kirei masih memejamkan mata dengan tubuh yang hanya di balut oleh selimut, tanpa ingin membangunkan, Axel pun beranjak turun dari ranjang berjalan menuju kamar mandi.
Hoaaaammmm
Kirei menguap pertanda dia telah bangun, dia pun merasakan badan nya terasa lemas dan yang paling sakit adalah pinggang nya dan juga bagian sensitif milik nya mengakibatkan dia susah untuk berjalan.
Kirei mengingat aktifitas nya semalam bersama dengan Axel yang kini telah berada dalam dekapan nya, dia tidak peduli bagaimana perasaan Yuma sama sekali, karena dia pikir jika Yuma kehilangan satu keberuntungan nya tidak akan membuat merugi.
Yuma memiliki segalanya, apa hanya satu ini saja yang Kirei rebut akan bermasalah ? tidak ! pikir Kirei, jika dia tidak terima, maka bermain di belakang adalah jalan nya dan saat ini, itulah yang terjadi.
Pintu kamar mandi terbuka menampakkan Axel yang telah segar dengan handuk melilit di pinggang nya, handuk kecil di jadikan pengering rambut nya yang basah.
" Sempurna ". Gumam Kirei terpesona. Axel berjalan menuju lemari baju dan meraih beberapa pakaian yang akan dia kenakan hari ini.
" Mandilah, bajumu sedang di bawakan oleh pelayan ". Ucap Axel tanpa menatap Lusi.
" Tapi aku tidak bisa berjalan ". Manjanya sengaja melorotkan selimut yang sedari tadi melilit di tubuh nya membuat Axel kembali menegang.
" Ayolah Ki, apa aku harus mandi untuk kedua kalinya ?!". Seru Axel menatap liar.
"Tidak masalah ". Tantang nya semakin melorotkan selimut sampai terpampang tubuh polos nya.
...**...
Yuma masih sibuk dengan pekerjaan nya, dia tidak akan beranjak berdiri jika pekerjaannya belum selesai, sampai-sampai jika tidak ada yang membelikan makanan maka dia tidak akan makan apapun sampai kerja usai.
" Terimakasih ". Ucap nya pada rekan kerja yang baru saja tiba dari makan siang mereka.
" Tak perlu berterimakasih, makanlah dahulu ! Jika sudah makan, kau boleh melanjutkan pekerjaan mu !". Seru Lao Da, tidak ada yang heran dengan sifat dan sikap Yuma yang seperti ini.
" emm ". Yuma membuka nasi kotak tanpa meninggalkan layar bening di hadapan nya.
" Tch, menyelam sembari minum air ya seperti itu !". Sergah Wufan yang lebih dahulu masuk.
" Heran aku dengan maniak satu ini ". Dumel Lao Da duduk di kursinya.
" Yum, apa kau tidak lelah sedari tadi mengerjakan pekerjaan mu ? kita bisa saja makan terlebih dahulu, jangan memaksakan dirimu seperti ini !". Ceramah Levon meletakan air putih dalam botol di hadapan Yuma.
" Eum ! Terimakasih untuk kalian yang selalu saja memperhatikan ku !". Ucap nya dengan mulut yang masih mengunyah nasi.
" Jika bukan kita yang memperhatikan kamu siapa lagi hmm ? jika kamu sakit siapa yang akan membantu pekerjaan kami ?!". Canda Lao Da sedikit melorotkan tubuhnya dan menyembunyikan kepalanya di samping berkas yang menumpuk karena takut kena pukul.
" Yaaaakk ". Geram Levon dan juga Wufan, mereka berdua berdecak pinggang dan segera meraih buku untuk memukul Lao Da.
" Aku hanya becanda ! ". Seru nya, Yuma menggelengkan kepala heran dengan tingkah mereka.
"Sudah tidak apa ! kalian selalu saja seperti ini". Yuma Merapihkan kembali kotak makan itu dan meminum air putih hingga habis dengan mata masih melirik pada mereka berdua.
" Lihatlah Yuma saja tidak keberatan !". Protes nya masih takut, Lao Da tahu apa yang akan terjadi, tapi dia masih saja bercanda seperti itu terhadap Yuma.
...**...
Tidak terasa waktu berputar begitu cepat, Yuma melirik jam tangan nya dan bergantian melirik jam dinding seolah sedang memastikan jika dia tidak salah lihat.
Yuma mengedarkan pandangan, ruangan kantornya sudah sangat sepi. Jam pada dinding semakin terdengar berdetak, Yuma mengemas dan merapihkan kembali barang-barang nya.
Saat dia hendak keluar, telinga Yuma mendengar langkah seseorang dan itu sangatlah banyak. Yuma berjalan mengendap keluar. " Siapa mereka ?! ". Gumam Yuma saat mata oriental milik nya menangkap keberadaan banyak orang asing.
Mereka mengenakan kaos hitam, jika di hitung terlihat sepuluh orang, entah apa yang sedang mereka lakukan di sana.
Yuma terus berjalan mengendap-endap agar mereka tidak mendengar langkah nya.
...**...
Di tengah perjalanan, Shen melajukan mobil dengan begitu cepat nya. " Sial, kenapa kita kecolongan ?! ". Sesal Shen sembari memukul Stir. Daniel hanya terduduk santai di dalam nya sembari memperhatikan Shen yang sedari tadi mendumel kesal.
" Cepatlah Shen, jangan terus berpidato seperti itu ". Seru Daniel.
" Baiklah tuan ". Ketus Shen.
Shen terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kabar yang datang kepada mereka begitu telat membuat mereka kecolongan. Musuh perusahaan yang begitu ingin merebut ketenaran terus saja berusaha menyerang dan malam ini mereka tengah menyusup pada anak perusahaan milik nya di kota F.
Meskipun di sana hanya merupakan anak perusahaan, tapi perusahaan itulah tempat dimana keluarga Daniel merintis usaha mereka dari nol.
Kantor begitu gelap dan sunyi, entah kemana para penjaga malam, Yuma berjalan belum jauh dari departemen nya. Lampu senter yang terus menyorot membuat nya berjalan hati-hati.
Pranggg,, prangg
" Sial ". Ujar Yuma bodoh menepuk kepalanya sendiri. Kaleng sampah yang tersimpan di ujung tangga tersenggol oleh pinggang Yuma membuat tong itu terjatuh.
" Siapa di sana ?! ". Teriak salah satu dari mereka.
Yuma berlari ke lain arah menjauh dari mereka.
" Berhenti ". Teriak mereka mengejar Yuma yang terus berlari ke atas atap.
Sebagian dari mereka mengejar Yuma dan sebagian lagi mengeluarkan gas dan memompanya agar terus keluar dari tabung. Mereka telah lengkap dengan segala persiapan nya termasuk alat bantu bernafas.
Asap dari gas semakin menebal dan tercium oleh Yuma, bau menyengat membuat pernafasan Yuma tersendat. Yuma terus berusaha berlari ke arah roof top.
" Bereskan semuanya ". Perintah salah satu dari mereka dengan teriakan kecil.
Tiga orang tersisa mengobarak-abrik beberapa berkas pada laci dan juga lemari seolah mereka sedang mencari sesuatu.
Tak,, tak,, tak,.
Suara high hills yang di kenakan Yuma terus terdengar, Yuma sampai melepasnya karena mengganggu larinua.
" Berhenti ". Teriak mereka masih mengejar.
Sedangkan di bawah, Shen dan juga Daniel baru saja tiba, mereka berdua segera masuk ke dalam. Kaki mereka terus melangkah cepat, satpam dan juga penjaga lain nya telah tergeletak, Shen memeriksa denyut nadi mereka dan hasilnya mereka semua telah kehilangan nyawa.
" Asap ?! " . Gumam Daniel saat matanya menangkap kepulan asap dari tangga kantor dan juga lantai dua yang terlihat dari lobi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
IG: Warnyiwarnyi
tegang
2021-11-05
1
Yanti Irma
lanjut thor seru..semangat
2020-10-17
2
Feny Deona
lanjut thor...n tetap semangat 😘
2020-10-17
2