" Shen ". Seru Daniel, Shen mengikuti arah penglihatan Daniel.
" Kau mau kemana ? Ukhuu ukhuu ". Teriak Shen saat Daniel berlari menaiki anak tangga sembari menerobos kepulan asap tebal.
" Daniel ". Teriak Shen, dia pun ikut berlari menyusulnya sembari menutup hidung dan juga mulutnya.
Daniel mengibas-ngibaskan tangan nya di depan hidung, telinganya mendengar kegaduhan dari dalam.
" Yaakk ". Teriak Daniel langsung menyerang mereka satu persatu.
Braaakkk,, ciitttt,, brukkk,,
Pukulan Daniel begitu tajam, salah satu dari mereka membentur komputer dan juga telpon,
Daniel mengambil alih alat pernafasan itu dari mereka dan kembali menyerang musuh nya yang lain.
" Mati kau ". Garang Daniel mengunci kaki mereka dan melilit tangan mereka dengan kabel telpon dan beberapa kabel di sana.
Huufhh,, huffhh, Daniel menarik dan membuang nafas nya.
Dugghhh
Kaki Daniel menendang salah satu kepala dari mereka dan membentur satu sama lain.
" Ingin main-main dengan ku kah ?! " . Tajam Daniel.
Sedangkan Shen sedang berada di atap melumpuhkan mereka, telinganya menajam suara dari mereka terdengar. Shen memutuskan untuk terus menaiki anak tangga, mengikuti suara derap sepatu yang terdengar berlari.
" Tch,, tch,, tchh,, sedang apa kalian di sini hmm ?! ". Ucap Shen bersiap mendekati dan melumpuhkan mereka.
Tanpa aba-aba mereka bertiga menyerang Shen, Shen tidak mau kalah dengan mereka.
" Yahhaa, olah raga malam ". Ujar Shen bersemangat menyerang mereka.
Suara pukulan begitu keras terdengar, Yuma yang sedang bersembunyi menutup telinganya rapat-rapat. Tangan Yuma bergetar begitupun lutut nya, anak tangga yang dia injak membuatnya kelelahan.
" Tolong selamatkan aku, aku mohon ". panik Yuma terus saja bergumam, suaranya bergetar menahan takut.
" Arrgggghhh ". Ringisan mereka terdengar, Yuma semakin mengeratkan tangan nya di telinga saat suara itu terus terdengar di telinganya.
Shen memegang sebatang kayu kursi di tangan nya dan terus memukul mereka sampai darah di kepala terus keluar.
Daniel tiba, dia menghentikan kegilaan Shen memukul mereka.
" Jika kau membuat mereka mati, kau akan merugikan aku Shen ! ". Tajam Daniel dengan ekspresi yang datar.
" Arrgghh,, lihatlah, wajahku lebam gara-gara tangan mereka ! ". Kesal Shen.
" Arrggghh ". Ringis Shen kembali. " Kenapa kau menekan nya Daniel ?! ". Teriak Shen.
" Berisik ! bawa mereka ke tempat ku dan cari informasi siapa yang menyuruh nya ".
Daniel berjongkok dan membuka masker dari setiap musuh nya.
" Eumm ". Sahut Shen.
Daniel kembali berdiri. " Aku telah memerintahkan rekan kita untuk membereskan kekacauan disini ! kita tunggu mereka datang". Ucapnya.
Saat Daniel dan juga Shen hendak keluar dari atap, telinga mereka mendengar seseorang bersin dan juga batuk.
" Astaga ". Kesal Yuma merutuki kebodohan nya. " Ya tuhan, lindungi aku ". Yuma terus berdoa mengatupkan tangan nya sesekali memukul-mukul lutut nya yang mulai pegal, sedari tadi dia terus berjongkok di sudut.
Daniel dan juga Shen mengedarkan pandang nya, mereka berjalan ke dua arah hendak mencari siapa yang masih berada di sini.
Saat Yuma memanjat kan doa, Daniel telah berdiri di hadapan nya. Mata Yuma melebar saat sepasang sepatu tertangkap oleh mata, Yuma menengadah.
" Aku tidak tahu apa-apa, jangan sakiti aku ! ". Panik Yuma menjauh mendekati tebing, Daniel terus melangkah mendekati Yuma.
Shen yang mendengar teriakan itu langsung berlari ke arah berlawanan. " Siapa kau ?! ". Tanya Shen, dia melirik Daniel dan kemudian Daniel mengangkat kedua bahunya tidak tahu.
" Aku bersumpah, aku tidak tahu apa-apa ! jangan mendekat !".
Yuma masih panik dan juga ketakutan, dia menunjuk Shen dengan high hills nya mencegah Shen agar tidak mendekat.
" Lalu siapa kau nona ?! ". Tanya Shen sembari mengulurkan tangan nya mencoba untuk menenangkan Yuma.
" Aa,, ak,, aku bekerja di sini ". Sahut Yuma gagap.
Shen memandang Daniel yang masih tidak melepaskan tatapan dingin nya pada Yuma.
" Bekerja ? tapi ini bukan jam kerja ! ". Selidik Daniel.
Yuma tak mengindahkan seruan Daniel, lututnya terus bergetar ketakutan.
" Apa kau sedang kerja lembur ?! ". Tanya Shen, Yuma mengangguk pelan.
" Di sini tidak dianjurkan untuk kerja lembur, kebohongan apa yang hendak kau ucapkan nona ?! ". Tajam Daniel.
" Ahh, ak,, ku benar-benar bekerja di sini ". Ucap Yuma masih dengan suara bergetar.
" Daniel ". Tajam Shen.
" Hikss,, hiks,, hikss ". Yuma menangis dan kembali berjongkok, tangan nya memukul-mukul lutut nya yang kian bergetar.
" Nona, apa kau tidak apa - apa ?! ". Seru Shen.
" Jangan mudah di bohongi Shen ". Tarik Daniel pada baju Shen.
" Tapi dia sepertinya memang bekerja di sini ". Ucap Shen.
" Aku benar bekerja di sini hiks,, hikss,, hikss". Yuma terus menangis.
" Ayo berdiri lah, aku akan membantumu ". Ucap Shen menawarkan bantuan.Daniel hanya menatap nyalang Yuma, Yuma bukan takut kepadanya, hanya saja sekarang ini semua sendi dan organ di tubuhnya sedang panik.
Saat bersembunyi, dia merutuki kebodohan nya, dia berpikir bukankah dirinya dapat menyerang mereka dengan ilmu beladiri yang dia miliki ? Yuma terus mengumpat diri nya sendiri, mungkin karena panik membuatnya tidak sinkron dengan otak.
" Kenapa kau terus menatapku tajam seperti itu hiks,, hiks, hiks ?! ". Racau Yuma saat dirinya memberanikan untuk menatap Daniel.
Daniel tidak memalingkan tatapan nya sama sekali saat Yuma menatap nya.
" Hikss, hikss ". Yuma kembali menangis, Shen berdecih dengan sikap Daniel yang begitu dingin.
" Ayo berdiri lah ". Tarik Shen pelan, Yuma melirik Shen sekejap.
" Hikss,, hiks,, hikss, lututku bergetar ". Yuma kembali menangis membuat Daniel berlalu pergi.
" Tuan, kau mau kemana ?! ". Teriak Shen.
" Ayo, aku bantu ". Ucap Shen.
" Gendong ". Bibir Yuma menyebik sembari air matanya masih mengalir. Permintaan Yuma membuat Shen menautkan alis nya.
" Gendong ?! ". Ucap Shen mengulang permintaan Yuma, Yuma mengangguk pelan. Entah mendapat keberanian dari mana yuma meminta gendong pada Shen, dia juga baru pertama kalinya menangis di hadapan pria yang tidak ia kenal.
" Hikss,, hikss, hikss ". Suara tangis Yuma kembali terdengar.
" Naiklah ! ". Ucap Shen. " Pelan-pelan". Ucap Shen kembali.
" hills milik ku ". Ujar Yuma.
" Ahh ". Bingung Shen.
" hills milik ku di sana ". Tunjuk Yuma ke bawah, Shen sedikit berjongkok dan meraih hills milik Yuma.
Saat Shen hendak pergi, rekan nya tiba. " Kalian urus mereka ". Ucap Shen memerintah.
" Baik tuan ".
" Dimana Tuan Daniel ?! ". Tanya Shen.
" Di lobi ".
Shen melanjutkan langkah nya sembari menggendong Yuma yang masih terasa panik.
" Siapa wanita itu ?! ". Ucap salah satu dari rekan nya.
" Entahlah !". Acuh nya.
" Shhh bukan kah ini momen langka ?! ". Geli mereka dengan Shen yang baru pertama kali ini menggendong seorang wanita selain adik angkatnya.
Saat Shen sampai di bawah menggunakan lift, semua anak buah nya tengah menangani kekacauan yang terjadi. Saat Shen hendak melewati mereka, anak buah yang tengah sibuk mengehentikan aktifitas mereka dan menatap Shen.
" Jangan menatap ku seperti itu ! ". Tajam Shen, Yuma tertidur lelap di punggung Shen.
" Niel tolong angkat wanita ini, punggungku pegal ". Mohon Shen, Daniel tak mengindahkan permintaan nya.
" Urus saja sendiri ". Datar Daniel. Yuma semakin mengeratkan pegangan nya pada leher Shen.
" Yaak bangun ". Guncang Shen pelan.
" Eumm ". Sahut Yuma yang terlihat telah terlelap.
" Arrgghh ". Ringis Shen memijit lehernya, Daniel akhirnya mengambil alih tubuh Yuma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
IG: Warnyiwarnyi
Yuma sama Daniel apa shen ya?
2021-11-05
1
Siti Hotija
aku mampir
2021-10-01
1