" Berhasil ". Teriak semua rekan Yuma.
Yuma terkaget sesaat setelah dirinya membuka pintu kantor. Yuma memijat dadanya pelan sembari mata nya menajam.
" Apa nya yang berhasil ?! ". Tanya Yuma dengan langkah malas nya. " Aarrggg hikss,,kalian mengagetkan jantungku ". Tiba-tiba Yuma begitu kesal dengan mereka dan menjatuhkan tubuhnya kasar di atas kursinya.
" Presdir idak ada masalah dengan laporan yang kita susun, semuanya sempurna ". Levon mengacungkan ibu jari tangan nya memuji.
" Kami tahu kau memang mampu Yuma ". Senyum Wu Fan ikut memberi pujia.
" Iya iya iya jangan lupa traktiran nya hahaha ". Tawa Yuma namun tidak lama dia segera melanjutkan pekerjaan nya.
" Baiklah, aku yang traktir ". Seru Levon.
" Yeay ". Senang mereka.
...**...
Daniel masih sibuk di dalam kantor nya dengan kembali membuka setiap berkas laporan. Shen pun sama halnya dengan Daniel, dia pun tengah sibuk membantu Daniel.
Dalam bekerja, mereka sama sekali tidak dapat di ganggu, terutama Daniel.
Tok,, tok,, tok,,. Suara ketukan dari pintu sejenak mengalihkan perhatian Daniel dan juga Shen. Shen beranjak hendak membuka pintu.
" Ada apa ?! ". Tanya Shen sama sekali tak memberi izin staf di sana masuk, terlihat dari Shen membuka pintu dan dia memilih untuk ke luar dan kembali menutup pintu.
" Kami membawa makanan, nona Jingyi dan juga rekan nya membeli semua makanan ini ". Ucap pegawai itu dengan gugup tanpa menatap wajah tampan milik Shen.
" Jingyi ? siapa ? ". Bingung Shen. Dia tidak tahu siapa yabg tengah dia bicarakan.
"Orang dari Departemen Logistik. Tuan!" Seru nya memperjelas. Shen mengambil alih makanan itu dari tangan nya.
" Oh, tapi ini tidak perlu. Untuk ke depan nya kalian tidak perlu lagi membeli ini semua untuk kami ". Kilah Shen.
" Tapi mereka memang seperti itu, walaupun mereka dingin dan sinis tapi jika ada sesuatu yang membahagiakan pasti mereka akan memberi kami makanan seperti ini ". Karyawan itu malah berucap panjang lebar, padahal Shen tak bertanya.
" Sebenarnya tadi nona Yuma yang seharusnya mengantarkan ini tapi dia harus menerima panggilan darurat ". Ucapnya.
" Yuma ? panggilan darurat apa ?! ". Mata Shen membulat penuh. Pikir nya hampir saja identitas mereka terbongkar jika memang iya Yuma yang mengantarkan makana itu.
" Entahlah. Jika begitu saya permisi ". Senyum Staf itu dan menyelipkan sulur rambut nya ke belakang telinga.
Shen segera masuk dengan cepat. Daniel meluruskan tatapan nya sejenak dengan derap langkah kaki Shen yang begitu menggangu telinga Daniel.
" Bisa kau pelan kan suara langkah mu ". Tajam Daniel. Namun saat itu juga mata nya memincing karena Shen membawa sesuatu di tangan nya.
" Makanlah ". Simpan Shen pada makanan itu di atas mejja kerja Daniel.
" Bawa pergi atau ku buang semuanya ". Daniel kembali mengalihkan fokus nya pada berkas di tangan.
" Yakin ? aku akan menghabiskan nya, tidak perlu repot kau buang ! Tch,, tch,, tch,, sayang jika makanan dari kaka ipar di buang ". Shen menjinjing makanan itu dan di simpan di atas meja Sofa yang telah tersedia.
Daniel terkesiap dengan perkataan Shen. " Kaka ipar ?! ". Daniel kembali mengulang perkataan Shen seraya memainkan pena nya.
" Yuma ! kenapa ? tidak suka yasudah ". Seru Shen segera memakannya.
" Dia tahu kita siapa ?! ". Tanya Daniel.
" Tidak sama sekali, mungkin itu pun ! ". Sahut Shen.
Daniel segera menghubungi seseorang di luar untuk memanggil Yuma ke ruangan nya.
" Apa yang kau lakukan tuan Daniel ?! ". Kaget Shen saat Daniel dengan tidak takut ketahuan nya memanggil Yuma ke ruangan.
" Apa ?! ". Ujar Daniel. Shen hanya bisa menghela nafas panjang nya.
Di kantor Yuma, mereka hendak merapihkan kembali sisa pekerjaan dan hendak pulang karena jam menunjukkan waktu pulang.
" Maaf nona, di panggil oleh presdir ke ruangan nya ". Ucap staf menghentikan langkah mereka. Staf itu kembali ke tempat nya karena dia pun hendak pulang namun sang atasan memberi perintah.
Semua rekan Yuma menautkan alis nya. Yuma terdiam dan menunjuk dirinya sendiri menggunakan telunjuk tangan.
" Saya ? ". Seru Yuma.
" Ada apa ?! ". Gumam rekan yang lain. " Ini waktu nya pulang, kenapa dia memanggil my ?! ". Mereka tambah heran.
" Entahlah. Kalian duluan saja, nanti kabari tempat makan nya ". Ucap Yuma.
" Baiklah ". Sahut rekan nya dan berlalu pergi.
Di sela langkah nya, telpon Yuma berdering beberapa kali. Panggilan dari Xian dan Gary bergantian masuk seolah tengah berlomba untuk menghubungi Yuma.
" Hmm ?! ". Ucap Yuma saat layar menampilkan nama Gary di sana.
" Kakak akan menjemput mu, tunggu ok ! ". Suara Gary begitu senang karena Yuma memilih menerima panggilan dari nya.
" Seperti nya tidak bisa kak, aku masih ada pekerjaan ". Tidak enak Yuma memberi tahu.
" Sampai jam berapa ? kakak akan menunggu mu ". Gary masih berusaha.
" Baiklah, tapi aku juga ada makan malam bersama rekan ku, kita gabung saja dengan mereka. Nanti jika pekerjaan ku selesai akan aku hubungi ". Tutur Yuma.
" Baiklah kakak tunggu ". Senang Gary.
Yuma telah sampai di depan pintu ruangan yang di beritahukan oleh staf itu, dia mematung karena ruangan itu tidak pernah dia kunjungi selama bekerja di perusahaan .
" Ruangan apa ini ?! ". Gumam Yuma perlahan membuka pintu.
" Permisi ". Ucap Yuma masih perlahan membuka pintu dan melangkah masuk.
Daniel dan juga Shen kembali sibuk dengan pekerjaan nya. Yuma berdiri di hadapan Daniel dengan begitu sopan. Shen yang berada di atas sofa dengan menyembunyikan wajah nya di balik berkas hanya mengutuk kelakuan Daniel.
" Permisi ! anda memanggil saya ?! ". Ucap Yuma menyematkan senyumnya pada laki-laki yang tengah menunduk memeriksa laporan di tangannya.
Yuma terdiam karena tidak ada sahutan, dia melangkah mendekati meja dan menarik kursi yang ada di depan nya.
tok,, tok,, tok. Yuma mengetuk meja Daniel, Shen kaget dengan apa yang dilakukan Yuma karena itu pasti mengganggu kerja nya.
" Gawat ". Gumam Shen.
" Tuan ". Panggil Yuma kembali.
Daniel perlahan mendongak kan wajah nya dan perlahan menatap Yuma. Mata Yuma membulat penuh, dengan siapa laki-laki di depan nya.
" Kau ?! ". Mata Yuma memicing tajam. Daniel tidak bersuara, dia hanya menatap Yuma dengan sorot rindu.
" Duduk lah ". Ucap Daniel memerintah. Yuma duduk dan mata nya tak sengaja menangkap keberadaan Shen yang tengah menampilkan deretan gigi rapih nya.
" Presdir ?."
" Sebentar sebentar ! Sedang apa kalian di ruangan presdir ? Astaga apa jangan-jangan kalian...?!".
Tidak ada yang menunjukkan jika ruangan itu adalah ruangan CEO, karena ruangan itu memanglah kosong dan tidak terpakai. Daniel memerintahkan pegawai bangunan untuk merenovasi semua nya, jadi itu masihlah terlihat baru.
" Atasan kami plin-plan, otak nya mungkin terbentur sesuatu jadi dia masih mempertahan kan kami di sini ".
Mata Daniel mengekor kala Shen mengatakan hal yang benar-benar menyindir nya.
" Presdir di sini ? ". Seru Yuma dan di angguki oleh Shen.
" Sshhh, labil juga yah ". Yuma tertawa kecil begitupun dengan Shen.
" Tapi bagus juga, jika kalian masih di sini maka kita akan bertemu setiap hari ". Ucap polos Yuma.
" Kau benar nona ". Timpal Shen. Daniel hanya menatap mereka bergantian.
" Bisa diam ?! ". Tekan Daniel. Yuma kembali duduk lurus menghadap ke arah Daniel. Ingin rasanya tertawa terbahak namun Shen mengurungkan nya karena takut kena lempar Daniel.
" Aku ingin kau mengerjakan semua ini, besok harus segera selesai ". Daniel mendorong berkas yang tersimpan di atas meja.
Yuma menatap berkas itu begitu heran, karena dia tidak mengerti apa yang tengah orang di depan ini perintahkan.
" Mengerti ?! ". Ucap Daniel.
Yuma semakin menautkan alis nya. " Kau ? ". Tunjuk Yuma.
" Dari mulai saat ini saya yang bertanggung jawab atas departemen kalian ! Selamat bergabung" Seru Daniel. Shen pun tertohok dengan keputusan Daniel. Bahkan ucapan selamat bergabung seharusnya di ucapkan oleh Yuma, namun ini malah Daniel yang mengucapkan.
"Baik" Sahut Yuma dengan nada rendah nya.
"Pergilah" Usir Daniel. Yuma semakin tidak mengerti karena laki-laki di hadapan nya begitu berbeda dengan laki-laki yang menjenguk nya.
"Baik pak ! Maaf mengganggu pekerjaan anda."
" Oh iya, jadi ruangan presdir sebelah mana ?." Tanya Yuma sebelum pergi dengan sorot mata benar-benar polos.
Shen menyambut pertanyaan Yuma. " Kami kurang tahu ! Tapi sepertinya staf tadi salah menyebut, bukan presdir yang memanggil anda, tapi kami untuk itu dia menunjukkan tempat ini". Jelas Shen dengan penuh kepastian agar Yuma tidak lagi bertanya.
" Aku tidak salah orang bukan ?! ". Gumam Yuma kala dirinya berdiri di balik pintu setelah Daniel menyuruh nya pergi.
Sedangkan di dalam kantor, Shen berani menjitak kepala Daniel lumayan keras. " Manager Departemen Logistik? sejak kapan kau memikirkan hal ini?! ". Kesal Shen.
" Yaak ". Pukul Daniel pada lengan Shen dengan keras sampai Shen pun terhuyung.
"Jika suka langsung saja bilang, kenapa juga repot-repot menjadi Manager di Departemen itu?! lalu Manager sebelum nya mau kau mutasi kemana. Tuan Daniel ?" Kesal Shen.
"Sudah di mutasi sejak tadi ke perusahaan pusat. Puas ! ". Tekan Daniel.
"Wow, cinta memang merubah seorang tuan Daniel hahahaha" Tawa Shen namun Daniel merasa tawa itu seakan tengah mengejek nya.
"Pergilah kau mengganggu pekerjaan ku !". Usir Daniel.
"Kau tidak pulang ?! ". Heran Shen.
" Tidak ". Sahut Daniel. " Mulai besok kau urus semua yang ada di pusat, tapi saat aku memanggil mu kau harus segera datang. Mengerti ! ". Final Daniel dengan keputusan nya dan itu tidak dapat di rubah. Shen merasa hari ini adalah hari sial.
Shen dengan langkah gontai nya terus berkomat-kamit karena kesal dengan Daniel yang selalu saja seenak nya memerintah.
" Aku tidak akan melepaskan mu ". Batin Daniel. Dia terduduk sembari menyandarkan bahu nya pada kursi kerja dengan menghadap pada dinding yang terbuat dari kaca, sehingga pemandangan kota pun terlihat dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
rahmalia👑EP©🗡️ଓε🍷
Lanjut ka jangn lama lama dong kasiankan akunya :)
Eh maksudnya pembacanya heheh bukan aku aja wkwk
2021-03-31
1
AdryAns
Lanjut Kak
2021-03-30
1