Perang Sabun, Cinta dalam Peluru, dan Si Bayangan Lama

...
Ciko (di depan pasukan, gaya sok jenderal)
Ciko
Ciko
"Ingat, ini bukan cuma soal sabu. Ini soal harga diri… dan uang sewa markas bulan ini."
Ucup (di sampingnya, ngunyah roti tawar)
Ucup
Ucup
"Gue udah ganti celana. Ini serius."
Dimas (pakai ikat kepala, tapi salah posisi – nutup mata)
Dimas
Dimas
"Gue… siap!"
Kakek Tunggul
Kakek Tunggul
"Dim, itu ikat kepala, bukan blindfold lomba makan kerupuk."
...
[Musuh mulai datang. Geng Laundry, Broto, dan pasukan Nyonya Pembersih siap tempur. Musik remix tarling-silat mengalun.]
Pak Broto
Pak Broto
(teriak) "Geng Tangan Panjang! Kalian pikir kalian bisa bersih-bersih kota ini? Kalian cuma debu… dan gue vakum cleaner-nya!"
Nyonya Pembersih
Nyonya Pembersih
"Aku bawa sabun anti-masa lalu!"
...
[PERTARUNGAN BESAR DIMULAI]
Kakek Tunggul vs Broto: Sapu vs Golok. Tapi Broto salah langkah… kepleset sabun, dan kena sapu ke pantat.
Maya vs Nyonya Pembersih: Pertarungan silat feminim brutal, dengan bumbu konflik mantan. Maya mulai unggul… sampai Nyonya Pembersih buka jurus: Sabun Mata Tertusuk!
Dimas
Dimas
(ngintip) "Eh, kok serangan sabun?! Gue pikir ini pertarungan biasa…"
...
[Tiba-tiba… asap muncul. Semua berhenti. Sosok tinggi kurus berjubah hitam muncul, bawa payung. Pelan-pelan buka topeng.]
Ciko
Ciko
(kaget) "Tunggu… lo?"
Maya
Maya
"Itu… Bayangan Lama?"
Bayangan Lama: "Namaku… Om Beben."
Ucup
Ucup
"Siapa?"
Ciko
Ciko
(nelen ludah) "Dia… mantan ketua Geng Tangan Panjang. Pendiri asli. Guru gue. Dulu dia hilang… katanya kabur ke Batam buka toko pancing."
...
Om Beben
Om Beben
"Gue balik karena satu alasan…"
Semua: "..."
Om Beben
Om Beben
"Ada yang berani nawarin sabun lavender di kota ini tanpa izin gue."
...
[Kekacauan makin memuncak. Semua geng jadi bingung: ikut Om Beben, atau lanjut hajar-hajaran?]
Ciko
Ciko
"Gini deh. Gimana kalau kita rembugan di warung bubur dulu? Perut kosong bikin otak makin kriminal."
Ucup
Ucup
"Setuju. Tapi gue nggak mau bubur diaduk."
Dimas
Dimas
"Gue juga… EH, tunggu. Ini bukan waktunya debat bubur!"
...
[Scene terakhir: Semua geng, termasuk musuh, duduk di warung bubur pinggir jalan. Muka babak belur. Tapi tenang. Maya duduk di samping Dimas. Tangannya menyentuh tangan Dimas pelan.]
Maya
Maya
"Lo masih culun… tapi lo nggak pernah ninggalin gue."
Dimas
Dimas
(senyum bloon) "Karena... lo lebih penting dari sabu, Maya."
Ciko (dari kejauhan)
Ciko
Ciko
"Aduh, gigi gue ngilu denger itu."
TO BE CONTINUED...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!