Maya melotot ke arah Vito sambil meremas remote TV dengan emosi tak jelas
Maya
"Jadi... lo pikir gue nggak bakal tau, ya?"
Vito senyum kalem tapi keringetan kayak botol es di matahari
Vito
“Maya, please… Ini bukan tempat dan waktu yang tepat.”
Maya dengan tatapan tajam ala drama Korea, soundtrack dramatis entah dari mana
Maya
“Gue ga peduli tempat, waktu, atau harga token listrik. Jelasin. Sekarang.”
...
Cut ke markas belakang, Dimas terengah-engah berlatih dengan sapu.
Dimas
“Bang Ciko… ini gerakan apa? Kayak orang keseleo tulang belikat…”
Ciko duduk santai di atas galon kosong, merokok permen kapas
Ciko
“Itu jurus rahasia: Karate Bebas Bayar. Cocok buat anak kost. Sekali hajar, lawan auto nyesel punya tagihan hidup.”
Dimas
“Nama jurusnya tuh... ambigu banget bang.”
Ciko
“Kayak masa depan lo.”
Sementara itu, Ucup lagi nongkrong di pojokan sambil main batu-batu kecil, tapi wajahnya serius.
Ucup
(dalam hati)
"Gue udah lama main lucu-lucuan… Tapi kali ini, kita harus siap. Vito nyembunyiin sesuatu. Maya udah curiga. Dan Ciko… dia ga bilang semuanya ke kita."
Latar belakang gelap perlahan masuk, memperlihatkan siluet seseorang misterius…
Seorang Misterius
“Semua pion sudah mulai bergerak… Sebentar lagi, kita mulai babak terakhir.”
[Back to rooftop.]
Maya
"Vito… jawab sekarang. Kenapa di kalung lo ada logo geng yang nyulik gue 6 tahun lalu?"
Angin berhembus...
Lewat tukang es....
Vito
“Karena… gue yang nyelamatin lo waktu itu. Tapi gue juga yang nyuruh mereka.”
Maya
“APA?!”
Episode ditutup dengan close-up wajah-wajah syok: Maya, Dimas (padahal ga denger tapi ikut kaget), Ucup, dan Ciko yang tetap duduk sambil ngerokok permen kapas.
Comments