Ucup, si Bayangan Ciko

Lokasi: Rumah Sewa Geng Tangan Panjang – Jam 2 Pagi
Ciko
Ciko
“Gue gak suka malam yang terlalu tenang. Biasanya itu tanda bakal ada kekacauan.”
Dimas
Dimas
“Bang… itu mungkin karena lo narik napas kayak narapidana tiap jam 2.”
Maya
Maya
“Gue juga ngerasa aneh. Tadi ada orang ngintip dari balik warung bubur, padahal buburnya udah habis.”
Tiba-tiba listrik padam
Ucup
Ucup
“Waduh. Mati lampu. Ini biasanya pertanda…”
Jendela pecah. 12 orang Geng Laundry masuk. Bawa pisau, golok, bahkan pengaduk adonan.
Preman 1
Preman 1
“Kami diutus Pak Broto. Ini bukan turnamen lagi, Ciko. Ini penghabisan!”
Ciko ngebentak
Ciko
Ciko
“SEMUA SIAP TEMPUR!”
Dimas
Dimas
“Gue baru nyadar, gak ada yang ngajarin gue tempur.”
Maya
Maya
“Gue pegang pintu! Biar gak ada yang kabur!”
Pertarungan kacau. Maya tendang satu preman ke rak mi instan. Dimas dilempar ke sofa, tapi pura-pura pingsan biar gak digebuk.
Ciko
Ciko
“Gue bisa tahan enam orang. Tapi sisanya… Ucup, lo amanin Dimas!”
Preman 2
Preman 2
“Hah? Yang jaga Dimas itu si badut?
Ucup senyum tipis
Ucup
Ucup
“Badut, ya?”
Ucup berdiri. Melepas jaket kebesaran. Di baliknya—seragam karate klasik dengan sabuk merah-hitam. Wajah berubah. Mata tajam. Otot perut masih gak kelihatan, tapi sikapnya beda.
Ucup
Ucup
“Gue udah lama diem. Tapi sekarang… waktunya kalian kenal siapa gue.”
Maya
Maya
“Wait… lo beneran jago?”
Ciko senyum kecil
Ciko
Ciko
“Dia murid pertama gue. Dulu dijuluki 'Bayangan Ciko'. Ilmunya? Sama level, tapi gayanya… lebih ngeselin.”
___
Preman 3
Preman 3
“Hajar dia!”
Ucup melompat. Dua orang langsung kena pukulan putar. Satu lagi ditendang ke arah dispenser. Satu preman lagi nyerah setelah dilempar sandal Ucup yang entah kenapa beratnya kayak batu bata.
Dimas merangkak
Dimas
Dimas
“Ucup… Gue… terharu…”
Ucup
Ucup
“Nanti aja. Gue masih sibuk nyelamatin harga diri lo.”
Ciko dan Ucup bertarung berdampingan. Gerakan sinkron. Seperti dua tokoh dalam anime, tapi dengan logat Betawi.
Preman 1
Preman 1
“Kita mundur! Mereka bukan kurir… Mereka monster!”
Geng Laundry kabur satu-satu, meninggalkan jejak bau pewangi dan trauma mendalam
___
Maya
Maya
“Ucup... lo tuh siapa sebenernya?”
Ucup
Ucup
“Gue? Cuma cowok biasa yang suka cupang dan jotosan. Dan… sahabat Ciko sejak zaman ngamen bareng di warnet.”
Ciko
Ciko
“Ucup bukan cuma sahabat. Dia tangan kanan gue. Tapi karena dia konyol, gak ada yang curiga. Dan itu senjata terbaiknya.”
___
Dimas
Dimas
“Bang… Maya pingsan pas lo lawan dua orang barusan. Tapi pas lo buka baju, dia bangun lagi.”
Maya
Maya
“Itu cuma refleks. Refleks hormonal.”
To be continued…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!