Lift yang dinaiki mereka berhenti di Lt 20
Beberapa ruangan cukup besar saling berhadapan, terpisah lorong jalan.
"Ini ruangan devan, dan disana ruang papi. Kau mau menunggu devan disini atau di ruangan papi?" Tanya adrian.
Ruangan Devan dan Adrian memang paling besar di antara keduanya.
"Disini saja, sambil liat-liat" jawab alexa
"Baiklah, jika butuh apa-apa kau bisa langsung ke ruangan papi" ujar adrian.
Alexa menganggukan kepala nya, setelah adrian pergi, ia pun masuk keruangan devan.
Saat sedang melihat - lihat, perut alexa berbunyi nyaring. Diva yang mendengar nya pun langsung dengan sigap membelikan makanan untuk istri atasannya itu.
"Nona tunggu disini, aku akan membelikan makanan di lobby bawah" ujar diva.
"Terima kasih" ucap alexa.
****
Tidak lama dari diva pergi. Devan dan rengga tiba di ruangan devan, saat alexa berada di toilet.
"Aku sunggu merindukan istriku" ucap devan yang saat ini sedang menjatuhkan tubuhnya di kursi.
"Dasar bucin. Aku tau kau mencintai nya sejak dulu, tapi aku tidak mengira kau sebucin ini" ejek rengga.
"Terserah ku, apakah aku bisa pulang cepat hari ini?" Tanya devan pada rengga
"Tidak bisa, nanti malam kau ada janji makan malam dengan client baru kita" terang rengga.
"Ahh sial" protes devan.
"Hey, tas perempuan siapa ini ? Kau tidak menyembunyikan perempuan di ruangan mu kan ? Kau tidak selingkuhkan ?" Cecar rengga
"Yang benar saja, aku dari dulu ingin memilikinya, lantas setelah aku memilikinya aku akan menyia-nyiakannya? Aku tidak sebodoh itu" protes devan.
"Tapi tunggu, bukankah itu tas alexa?" Devan pun berjalan ke tempat dimana tas itu tergeletak.
Alexa yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka di toilet karena penasaran, akhirnya harus keluar juga.
"Haloo, sayang" ucap alexa sambil tersenyum dengan memperlihatkan giginya.
"Kau dari tadi disana ? Apa kau mendengar percakapan kami?" Tanya devan
Alexa mengangguk "Tunggu, aku penasaran sesuatu. Kau bilang , kau ingin memiliki ku sejak dulu ? Sejak kapan ?" Tanya alexa
Devan hanya terdiam, wajahnya memerah malu.
"Apa perlu aku yang menjawab?" ejek rengga.
"Tidak perlu, pergi saja kau." Ujar devan kesal.
Rengga pun bergegas pergi, namun saat ia membuka pintu ruangan, diva sudah berada di depannya.
"Apa yg kau beli ?" Tanya rengga.
"Makanan untuk nona alexa, sepertinya beliau cukup lapar sampai perut nya berbunyi nyaring, padahal tadi di kampus nona sudah menghabiskan 1 mangkok bakso" jawab diva datar
"Diamlah diva, jika kau tidak ikhlas membelikan ku makanan tidal usah, dan bisakah bagian perut ku berbunyi tidak perlu di ucapkan" protes alexa.
"Maaf nona saya harus menjelaskan, karena jika suami anda mengira nona belum makan, saya akan mendengar omelan nya yang panjang" celetuk diva sambil meletakan makanannya di atas meja, dan berlalu pergi membiarkan alexa dan devan menikmati waktunya.
Alexa yg sedang menikmati makanannya, masi memaksa devan untuk menjawab pertanyaan nya tadi dan menjelaskan semuanya.
"Tapi Kau janji jangan marah" pinta devan. Alexa hanya mengangguk.
"Apa kau tidak ingat waktu kecil kita sering bermain bersama ? Saat itu kau begitu cengeng sehingga aku senang sekali mengejek dan menjahili mu" tanya devan pada alexa. Alexa hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau ini. Menyebalkan. Dulu kau pernah menangis karena terjatuh dan lutut mu berdarah, saat itu aku mau membantu mu tapi kau malah menuduh ku yang mencelakai mu" belum selesai devan menjelaskan alexa sudah menyela ucapan devan
"Aku ingat, jadi itu kau, anak laki-laki yang menyebalkan itu kau. Ternyata sikap menyebalkan mu itu masih melekat kuat" Ujar alexa, devan hanya mengangguk mengiyakan "tapi aku tidak mendorong mu sama sekali waktu itu, justru aku mau menolong mu" jawan devan
"Maaf, Seseorang mendorong ku dari ayunan di taman. Dan hanya kau satu-satunya orang yg berani melakukan itu pada ku, jadi aku menyalahkan mu" jelas alexa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments