BAB 14

Kini alexa dan devan sudah berada di kamar alexa. Alexa tengah merapihkan pakaian mereka berdua kedalam lemari.

Sedangkan devan sedang sibuk memeriksa beberapa pekerjaan nya di layar laptop.

"Sayang" panggil alexa.

"Yaa , kenapa ?" Jawab devan.

"Apakah aku masi boleh melanjutkan pendidikan ku ? Besok ada ujian" tanya alexa ragu.

" kemarilah" pinta devan sambil menepuk sofa disebelahnya. Alexa pun menuruti permintaan suaminya itu

"Aku tidak akan melarang mu, asalkan kau harus di temani salah satu bawahan ku, dia bukan seorang pria melainkan wanita, tapi jangan ragukan bela dirinya" tutur devan.

"Tapi" belum selesai perkataan alexa , devan sudah memotong pembicaraannya.

"Tidak ada bantahan sayang, aku tidak mau kejadian kemarin menimpa mu lagi. Melihatmu seperti kemarin benar-benar menyiksa ku."

Mendengar penjelasan dari devan, alexa pun setuju.

Devan yang sedang cuti dari pekerjaan nya hari ini, benar benar menikmati waktunya bersama dengan alexa.

Apalagi , setelah percakapan tadi siang yang berakhir dengan adegan panas mereka.

Devan yg awal nya hanya ingin mencium bibir mungil sang istri, tak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dan berakhir dengan kegiatan yang tertunda di malam pertama dan berakhri di siang bolong hari ke dua mereka menjadi suami istri.

*****

Panggilan lidya untuk makan malam, harus mengakhiri kegiatan panas mereka yang kedua kalinya.

"Pergilah ke kamar mandi, sebelum aku tidak akan mengijinkan mu beranjak dari kasur" ancam devan pada istrinya yang enggan beranjak dari kasur.

"Ish kau menyebalkan" alexa pun bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai, giliran devan yg memakai kamar mandi.

Alexa menyiapkan pakaian untuk suami nya, setelah itu ia memilih turun terlebih dahulu.

"Dimana devan sayang ?" Tanya rian

"Masi di kamar mandi" jawab alexa.

Tak lama kemudian devan bergabung di meja makan.

"Lihatlah menantu papah itu, seharian hanya bisa bermalas-malasan" ujar alexa sambil menikmati makanannya. Sungguh ucapan wanita itu tidak ada habisnya.

"Bagaimana aku tidak bermalas-malasan jika istri tercinta ku sedari tadi tidak mengijinkan aku beranjak dari kasur" jawab devan santai.

Alexa yg mendengar jawaban dari devan langsung membulatkan matanya.

"Kau benar2 menyebalkan" protes alexa

"Kau yg mulai duluan" ucap devan.

"Kalian ini, sudah cepat habiskan makanan kalian"

Tidak ada percakapan apapun setelah itu. Setelah makan malam selesai, mereka berpindah ke ruang keluarga untuk sekedar mengobrol santai.

***

Alexa yang dari dulu begitu senang merebahkan kepalanya di paha sang ibu, kini sudah berpindah hati. Ia lebih senang merebahkan kepalanya di pangkuan sang suami.

Bagaimana tidak, tiap kali alexa merebahkan kepalanya di pangkuan sang suami, devan dengan penuh kasih sayang selalu membelai rambut dan pipinya.

"Sepertinya, pangkuan ku sudah tidak begitu menarik dimata gadis kecil mama" sindir widya yg melihat kelakuan sang anak, yg sedang memeluk pinggang sang suami.

Mendengar ucapan sang ibu, alexa mengubah posisi badannya ke arah sang ibu.

"Iya, aku sudah punya tempat favorit baru. Siapa suruh menikahkan ku" celetuk alexa yang sontak mengundang tawa dari sang ayah dan ibunya

"Cih , habis manis sepah dibuang" sindir rian.

"Biarkan saja" protes alexa.

"Kalian akan tinggal berapa lama disini ? Papa dengar, kau sudah membeli rumah untuk kalian tempati" tanya rian

"Iya sudah, dan aku sendiri yang menata perabotannya, sungguh cantik , seperti aku" alih-alih devan yang menjawab, malah alexa yg bersemangat menjawab pertanyaan sang ayah.

"Sombong sekali, jadi kapan kalian akan menempati rumah itu" tanya rian kembali.

"Biarkan saja, papa ini tidak bisa melihat anaknya bahagia" ujar alexa.

"Devan ikut alexa saja pah, devan takut alexa tidak nyaman sendirian setelah kejadian kemarin. Tapi devan sendiri sudah meminta adik rengga untuk menjaga alexa" jelas devan

"Seorang laki-laki ?" Tanya rian

"Tidak, dia seorang perempuan. Jadi senyaman nya alexa saja" ujar devan

"Aku ikut dirimu saja, tapi kau tidak boleh membiarkan aku sendirian lama-lama di rumah" ucap alexa.

"Baiklah" jawab devan sambil mengulas senyum.

Percakapan mereka berhenti disitu, karena tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!