BAB 7

Alexa yg sedang menikmati sarapan nya di buat terkejut dengan kedatangan devan.

"Selamat pagi om tante" sapa devan pada rian dan widya.

"Devan, ada apa pagi-pagi sekali kemari nak ? Apa kau sudah sarapan ? Jika belum, sarapanlah dengan kami" tanya widya.

"Devan sudah sarapan tante, devan hanya mau mengantar calon istri devan ke kampus" jawab devan dengan tersenyum jahil ke arah alexa.

Alexa yg sedang mengunyah makanan nya langsung tersedak, ia buru-buru meminum segelas air yang di tuangkan devan.

"Pelan-pelan saja, tidak usah buru - buru" ujar devan

"Wah, aku kira kau pria tampan yang sangat berwibawa, tenyata kau hanya seorang pria menyebalkan" gerutu alexa.

"Orang-orang bilang aku tampan dan berwibawa, tpi rasa nya tidak pas jika menunjukan wibawa ku di depan mu" jawab devan

Alexa tak bisa menjawab, dia menyadari bahwa mulutnya sudah begitu tidak bisa di kontrol. Alih-alih menjawab, alexa kini tengah malu karena dengan lantang nya menyebut devan tampan.

Sang ibu dan ayah hanya bisa tertawa melihat perdebatan kecil anaknya, mereka bersyukur karena tidak harus bersusah payah membujuk alexa. Sepertinya calon menantunya itu sudah punya cara sendiri untuk mengambil hati anaknya.

Alexa yang sudah menghabiskan makananya, bergegas pergi ke kampus di antar devan. Tidak ada percakapan diantara mereka , alexa sibuk membuka lembaran buku dan menghafalnya karena tiba-tiba saja, sang dosen mengabarkan jika akan diadakan ujian dadakan.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di kampus alexa. Ya, alexa memang masi menempuh pendidikan s2 manajemen bisnis di salah satu universitas ternama, dan kampus itu juga merupakan kampus devan dulu ketika menempuh pendidikan S1.

"Terima kasih sudah mengantarku, hati-hati dijalan" ucap alexa di iringi sebuah senyum yang selalu terlihat menawan di hadapan devan.

Devan tak memberikan balasan, dan hanya menganggukan kepalanya.

Alexa pun bergegas turun dari mobil. Namun saat ia berjalan masuk ke halaman kampus, tepat di gerbang kampus sosok laki-laki yang ia kenal dengan baik tengah berdiri disana, siapa lagi jika bukan Bastian

Alexa mulai mempercepat langkahnya dan berpura-pura tidak melihatnya.

Namun, bastian yang sudah mengenal betul alexa , langsung menarik tangan wanita itu.

"Alexa, aku ingin bicara dengan mu ssbentar" Ucap bastian

"Tidak ada yang perlu di bicarakan, jadi lepaskan tangan mu" gertak alexa.

Namun bastian tidak kunjung melepaskan tangannya, meski alexa beberapa kali mencoba melepaskannya.

"Sakit bastian" keluh alexa

Bastian tak mengidahkan, dia justru malah menarik paksa alexa untuk ikut dengannya.

Devan yang sedari tadi belum melajukan mobilnya dari sana, bergegas menghampiri alexa , dan melepaskan genggaman tangan bastian.

"Jangan menyakiti, calon istri ku" bentak devan

Bastian yang mendengar ucapan itu sontak kaget, bukan hanya bastian tapi alexa juga. Alexa ingin memprotes tapi ia urungkan karena dia bersyukur devan datang sekarang.

"Alexa , apa ini ? Apa kau kenal laki-laki ini ?" Tanya bastian.

"Seperti yang dia bilang. Dia memang calon suami ku, namanya devan." Ujar alexa.

"Hey alexa, coba jelaskan ini ?" Pinta bastian

Alexa yang sudah terlanjur emosi, mulai berbicara tak karuan pada sang mantan.

"Dia adalah calon suami ku yg sangat tampan lebih tampan dari mu dan tidak berengsek seperti mu. Dia sangat mencintai ku, menyayangi ku, dan memanjakan ku. Dan aku sangat bahagia. Kau puas?" Cecar alexa

"Ayo pergi, tidak usah meladeni dia" ucap alexa sambil mengenggam tangan devan dan menarik nya dari sana.

Alexa berjalan terburu-buru tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tangan devan.

Dan ia baru menyadarinya karena tatapan semua orang yang tertuju padanya.

Tepat di depan kelas, alexa menghentikan langkahnya dan buru-buru melepaskan tangannya.

"Maaf" ucap alexa sambil menundukan wajahnya karena malu.

Devan yang tidak menjawab, membuat alexa harus mengangkat kepalanya, memastikan bahwa dia tidak salah menarik orang.

Senyuman dari wajah devan , membuat wajah alexa memerah. Dia benar-benar malu.

"Masuklah, nanti terlambat" ucap devan

"Aku sudah di depan kelas ku, kau pergi dulu. Baru aku akan masuk" perintah alexa.

Devan pun mengiyakan , dan berjalan berbalik ke arah mobil nya terparkir.

Sebetulnya alexa ingin memastikan sesuatu, saat tadi ia berjalan dengan devan, semua mata seolah tertuju padanya, ia juga sudah memastikan bahwa tidak ada yg salah dari nya.

Namun seletah melihat devan berlalu pergi, satu falta yang membuat alexa kesal sendiri, karena ternyata yg membuat mata itu tertuju pada nya, karena ia berjalan dengan devan. Ya, semua mata itu tertuju pada Devan bukan dirinya.

"Menyebalkan, dia memang tampan tapi haruskan menarik perhatian seperti itu" gerutu alexa.

Devan memang sangat tampan, tubuhnya yang tinggi dengan postur tubuh yang sempurna, hidung mancung, mata bulat dengan bola mata berwarna coklat benar-benar siapapun yang melihatanya akan bermalas-malasan untuk berpaling.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!