BAB 9

"Kau tau , aku baru pertama kali berbelanja sebanyak ini dan pergi ke salon dengan seorang pria" tutur alexa yang kini sudah duduk manis di kursi belakang mobil.

Ya, devan dan alexa kini sudah dalam perjalanan pulang setelah dari sore hingga mall tutup mereka berada disana.

"Bukankah kau memiliki kekasih ? Kemana kekasih mu ? Apa dia tidak menemani mu berbelanja ?" Tanya devan

"Dia selalu protes jika masalah berbelanja. Dan jangan bahas dia lagi" gerutu alexa.

Devan menganggukan kepala tanda mengerti.

"Sebentar, aku penasaran sesuatu" celetuk alexa.

"Apa ?" Tanya devan heran

"Apa kau tidak mempunyai kekasih ? Sampai mau di jodohkan dengan ku?" Tanya alexa

"Tidak, bakan aku tidak pernah berpacaran sama sekali" jawab devan mantap

"Bohong sekali, mana mungkin pria setampan dirimu tidak mempunyai kekasih, atau jangan-jangan kau jual mahal ?" celetuk alexa

"Aku tau aku tampan, tapi begitulah. Jika tidak percaya tanyakan saja pada rengga" jawab devan

Rengga yg duduk di bangku supir pun langsung mengiyakan

"Betul nona, tuan tidak pernah berpacaran, dulu beliau pernah menyukai seseorang tapi sayang nya sudah keduluan orang" papar rengga

"Kau tidak perlu menjelaskan semuanya" gerutu devan

"Siapa perempuan itu ?" Tanya alexa

Rengga merapatkan mulutnya ketika peringatan dari sang atasan dia dapatkan.

"Biarkan rengga menjawab pertanyaan ku" rengek alexa pada devan.

"Tidak ada" jawab devan

Mendengar jawab devan, alexa kembali memicingkan matanya.

"Curang sekali. Eh tapi, apa kalian sudah sangat dekat ?" Tanya alexa kembali.

"Pertanyaan mu ternyata tidak ada habisnya ya, aku dan rengga sudah berteman sejal kecil, aku memaksa nya untuk bekerja dengan ku." Jelas devan

"Wah kau keterlaluan sekali, teman mu sendiri kau jadikan bawahan mu" celetuk alexa.

Rengga yang mendengar celetukan alexa hanya bisa menahan tawa nya.

"Aku sudah menawarkan nya posisi di perusahaan ku, bahkan ayah ku sudah memaksa nya. Tapi dia sendiri yang memilih jadi asisten ku. Sepertinya dia memang tidak ingin jauh dari ku" papar devan dengan nada kesal.

"Astaga, rengga kau masi normal kan ?" Tanya alexa sontak membuat devan tertawa, sedangkan rengga yang menerima pertanyaan itu mukanya berubah menjadi masam.

"Yang benar saja nona, saya tentu sangat normal" jawab rengga

"Panggil aku alexa saja, lagi pula kau sudah saling mengenal lama masi saja pada kaku" celetukan alexa benar-benar membuat kedua laki-laki itu tak habis fikir.

"Rengga akan memanggil tuan hanya ketika ada orang lain saja, sebagai profesionalisme. Tapi jika hanya kami berdua, kami akan berbicara santai layaknya seorang teman." tutur devan

"Kalian tidak perlu seperti itu jika di depan ku, tenang saja. Lagi pula bulan depan aku akan menjadi istri dari laki-laki menyebalkan ini, jadi sudah pasti kau teman ku juga rengga" ujar alexa dengan penekanan di bagian kata menyebalkan.

Rengga hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

Sedangkan devan, kedua tangan nya sudah berhasil mengacak-acak rambut alexa.

"Kau ini selalu saja, hobi sekali membuat rambut ku berantakan. Percuma saja aku ke salon , kalau pada akhirnya akan berantakan lagi" protex alexa sambil merapihkan kembali rambutnya yang dibuat berantakan oleh sang kekasih.

"Karena kau sangat menggemaskan, dan aku suka" jawab devan.

Ucapan devan kali ini tidak bisa membuat alexa berkata-kata , ia hanya bisa tersipu malu, bahkan pipi putihnya itu sudah sedikit merona.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!