Pesan itu rupanya dari Reyn.
* Good night, my beloved.*
Begitu isi pesannya. Aprita merasa kesal lalu membalas pesannya.
* I'm not your beloved!* balasnya.
Tiba-tiba Reyn menelfonnya. Deg .. Jantung Aprita berdetak lebih kencang dari biasanya. Lalu dijawabnya telfon itu.
" Ya halo, ada apa lagi?" ucap Aprita ketus.
" Apa kamu benar tidak ingin menjadi pacarku?" tanya Reyn tiba-tiba.
" Tidak." jawab Aprita singkat.
" Kenapa?" tanya Reyn.
" Kamu bukan tipe ku." jawab Aprita lagi.
" hm ... seperti apa tipemu?" tanya Reyn.
" Dia baik, penyayang, bisa memahami, bertanggung jawab, setia dan pekerja keras." jawab Aprita tanpa ekspresi.
Sebenarnya Aprita hanya asal-asalan menjawabnya.
" Oke. Lalu tanggal lahirmu kapan?" tanya Reyn lagi.
" Ukuran sepatumu berapa? Ukuran pinggang, bra, dada berapa?" tanya Reyn.
" Dasar pria mesum!" Ucap Aprita.
Lalu Aprita segera mematikan dan mengakhiri telfonnya karena dirasa obrolannya tidak penting.
" Menyebalkan! Kenapa yang ada dipikirannya hanya itu-itu saja." gerutu Aprita.
Sementara Reyn hanya tersenyum senang karena sudah menggoda Aprita. hari itu Reyn seperti sudah mendapatkan jawaban dari Aprita meskipun tidak secara langsung. Dia harus lebih bersabar sedikit lagi agar tujuannya tercapai.
Reyn mengendarai mobilnya dengan kencang dan semakin kencang. Meninggalkan kota itu dan semakin jauh hingga tak terlihat. Reyn pergi menuju ke kediaman sang ayah, Marko.
Sampai disana larut malam. Reyn tidur dan menginap di kediaman sang Ayah, biasanya dia tidur dirumah dekat markasnya, tapi karena sudah lelah dan larut malas jadi dia sekalian tidur di kediaman sang Ayah.
Hingga keesokkan harinya, Reyn bangun tidur lebih pagi lalu menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang Ayah. para pelayan hanya menyiapkan bahan masakannya saja dan membuatkan teh hangat dari bunga mawar kesukaan Reyn.
Reyn berjalan menuju kamar sang ayah, diketuknya pintu kamar dan terbukalah pintu kamar oleh si pelayan. Reyn memasuki kamar sang Ayah dengan membawakan sarapan untuknya.
" Selamat pagi ayah." sapa Reyn dengan senyuman lembutnya.
" Reyn? Selamat pagi. Kapan kau datang nak?" tanya sang ayah.
Reyn kemudian meletakkan sarapannya di meja dekat ranjang sang ayah, lalu bersalaman dan mencium tangan sang ayah kemudian Reyn mencium kening sang ayah. Terlihat Reyn begitu menyayangi dan menghormati sang ayah.
" Tadi malah yah." jawab Reyn.
" Reyn memasakan sarapan untuk ayah. Sekarang ijinkan Reyn menyuapi ayah ya?" ucao Reyn.
Tanpa berlama-lama, Reyn langsung membangunkan ayahnya dan meletakkan bantal dipunggungnya untuk bersandar. Lalu menyuapinya dengan penuh kasih sayang.
Setelah setengah makanan sudah habis. Reyn baru membuka percakapan.
" Ayah, Reyn ingin bertanya sesuatu tentang ucapan Reyn tempo hari." ucap Reyn
" Apa soal gadis itu?" jawab sang Ayah.
Reyn menganggukkan kepalanya.
" Bagaimana perkembangannya?" tanya sang Ayah.
" Em, sepertinya dia belum bisa menerima Reyn. tapi Reyn akan tetap mengusahakannya Ayah."
" Iya nak, kau harus berusaha. Tapi jangan terlalu lama ya nak, ayah takut ayah tidak bisa melihat putra satu-satunya ayah menikah dan hidup. bahagia." ucap sang ayah.
Ayah Marko tiba-tiba batuk dan Reyn segera mengambilkan minuman untuknya. Menepuk-nepuk punggung ayahnya.
" Menurut ayah, berapa lama Reyn harus mengusahakannya?" tanya Reyn.
" Dua bulan nak. Kalau bisa lebih cepat lebih baik." ucap sang ayah.
" Baik ayah. Reyn akan membawa Aprita kerumah ini dalam waktu dua bulan." ucap Reyn dengan penuh keyakinan.
Setelah sarapannya habis Reyn kemudian membawa piring kotor itu ke dapur dan berpamitan dengan sang Ayah. Setelah berpamitan Reyn keluar dari kamar itu dan mengambil kunci mobilnya lalu pergi menuju ke markas yang sudah beberapa hari ditinggalinya.
10 menit perjalanan menuju markas. Setelah sampai disana ia disambut oleh beberapa anak buahnya dan juga Jordi serta Rios.
" Boss, baru dateng sekarang? Kayaknya lu betah ya disana?" Ucap Jordi sembari memberi salam pertemuan dengan Reyn.
Reyn hanya tersenyum saja. Lalu bergantian bersalaman dengan Rios dilanjut dengan beberapa anak buahnya.
" Lagi pada ngapain?" tanya Reyn.
" Main Kartu." jawab Rios yang sedang ikutan main kartu.
" Jordi, gua perlu diskusi sama lu." ucap Reyn.
" Ada apa Reyn?" jawab Jordi sembari memposisikan duduknya disamping Reyn.
" Ini soal, Aprita." jawab Reyn.
" Wanita itu? Iya, gimana? Udah kelar urusannya?" ucao Jordi.
" Belum. Sepertinya gak bakal kelar." jawab Reyn.
" Kenapa bro?" tanya Jordi lagi.
" Gua ... Gua udah tidurin dia, dua kali." jawab Reyn.
Jordi yang sedari tadi menyimak, raut wajahnya berubah menjadi terkejut dan terheran-heran.
" Serius lu? Kok bisa? Kenapa nih? Kok bisa-bisanya lu nidurin dia? Padahal selama ini setau gue lu gak pernah tertarik sama wanita manapun, kecuali Selly." ucap Jordi.
" Lu bisa nggak sih nggak usah sebut nama itu lagi." ucap Reyn.
" Oke, sorry bro." ucap Jordi.
Reynpun mulai menceritakan apa yang terjadi sebelumnya saat bersama Aprita di apartemen. Reyn menceritakan kejadian itu dengan detail dengan harapan Jordi bisa memahami posisinya dan memberikan saran yang bagus untuknya.
Jordi hanya menganggukkan kepalanya, pertanda dia memahami apa yang diceritakan Reyn.
" Oke, berarti lu udah mantep nih dengan keputusan lu? Jangan sampai, ketika lu udah nikah sama dia lu baru nyesel." ucap Jordi.
Reyn mengangguk dan menggelengkan kepalanya dengan sangat yakin.
" Berarti lu udah ngelupain Selly?" tanya Jordi lagi.
" Gua udah ngelupain dia dan berharap tidak bertemu dia lagi." ucap Reyn.
" Itu artinya lu masih belum ikhlas bro, kalau memang lu udah ikhlasin Selly, berarti kalo seandainya suatu saat lu ketemu Selly perasaan lu jadi biasa aja." kata Jordi.
" Gua udah ngelupain Selly, sekarang prioritas gyes adalah Aprita. Gimana caranya dia bisa menerima gue dalam waktu dua bulan?" kata Reyn.
Jordi mengernyitkan dahinya dan memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat Jordi sudah menemukan caranya.
" Lu yakin jord, dengan cara ini Aprita bisa nerima gue?!" ucap Reyn ragu-ragu.
Jordi mengangguk kencang, pertanda dia sangat yakin.
" Asal lu tau aja bro, gua pakai cara ini saat gua deketin istri gua, dan itu berhasil." ucap Jordi.
Ya, Jordi memang sudah menikah beberapa bulan yang lalu. Sehingga Reyn meminta saran darinya karena Jordi sudah berpengalaman.
" Percaya diri aja Reyn. Kalo lu sudah yakin sama pilihan lu, usahakan dan buktikan! jangan bilang lu gentlemen kalo lu belum pernah membuktikan cintanya ke pasangan lu." ucap Jordi dengan menepuk baamhu Reyn.
Memberinya semangat dan rasa percaya diri agar Reyn tidak ragu-ragu dalam menjalankan hubungannya kedepannya.
" Oke thanks bro." ucap Reyn.
Kini, Reyn sudah mendapatkan cara agar bisa menikahi Aprita dalam waktu dua bulan. Dia semakin yakin dan mantap akan keputusannya. Dia juga ingin segera membahagiakan ayahnya, karena tahu ayahnya sedang sakit parah. Reyn tidak ingin sekalipun mengecewakan ayahnya. Dia akan melakukan segala cara agar bisa bersatu dengan Aprita.
Impian Reyn adalah, dia ingin segera memberi ayahnya seorang cucu yang imut dan menggemaskan. Apalagi Reyn melihat wajah Aprita yang menggemaskan ketika marah dan imut ketika sedang cemburu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments