Pria itu Lagi?!

Hingga sore hari tiba. Kantor sudah sepi, Hana berpamitan pada Aprita sementara Aprita sedang menunggu jemputan taksi online.

Saat keluar gedung kantornya, dia melihat sosok pria brengsek itu lagi sedang menunggu di depan gerbang kantornya.

" Hah? Pria brengsek itu lagi? sedang apa dia disitu?"

Tiba-tiba ponselnya berdering, pria itu menelfonnya. Tapi Aprita malas untuk mengangkatnya.

kemudian ada seorang wanita menghampiri pria itu dan mengajaknya bersalaman. Aprita melihatnya dan merasa keheranan.

" Siapa wanita itu? Apa dia pacarnya? Haha ... sudah pasti. Pria brengsek sepertinya mana mungkin mengingat perbuatannya dengan wanita lain, lalu setelah itu dia melupakannya begitu saja. pasti sudah banyak wanita yang ditidurinya!" gerutu Aprita.

Dia kesal, tapi kenapa? bukannya dia seharusnya senang karena tidak akan bertemu dengan pria brengsek yang sudah merenggut kehormatannya itu lagi.

Aprita memegangi dadanya yang terasa sesak. Matanya tiba-tiba mulai berkaca-kaca. Setelah taksi onlinenya datang Aprita langsung masuk dan menutupi wajahnya supaya pria itu tidak melihatnya.

Didalam taksi Aprita merenung, air mata tiba-tiba mengalir di pipinya.

" Ada apa dengan perasaanku ini? Kenapa tiba-tiba aku merasa sedih dan sakit. sesak rasanya dadaku." ucap Aprita dalam hati sambil mengusap air matanya.

" Apa karena pria itu? tidak mungkin. Untuk apa aku menangisi pria brengsek itu." ucapnya lagi.

Setelah sampai didepan kontrakan, dia melihat ada beberapa preman yang kemarin menunggunya, berdiri di depan gerbang kontrakannya lagi. Aprita ketakutan, dia lalu segera mencari nomer telfon pria itu, tapi dia tidak tahu siapa nama kontak pria itu, dia bahkan tidak tahu siapa nama pria itu.

Akhirnya dia menelfon Zeevan dan memintanya untuk bertemu di kafe. Setelah di kafe, Aprita menceritakan semua kejadian kemarin secara detail, kecuali bagian dia menginap di apartemen pria brengsek itu.

Zeevan menyuruh Aprita untuk menginap di kontrakannya, tapi Aprita menolak karena itu kontrakan khusus laki-laki. Alhasil, Zeevan menyuruhnya untuk beberapa hari menginap di rumah temannya saja. Dalam pikirannya Aprita langsung tertuju ke rumah Hana. Zeevanpun mengantar Aprita ke rumah Hana, sekaligus Aprita ingin memperkenalkan Zeevan kepada Hana.

Setelah 15 menit tiba dirumah Hana, mereka berbincang dan Aprita menjelaskan apa yang terjadi. Namun Aprita beralasan bahwa kontrakannya dalam masa perbaikan. Akhirnya Hana setuju dan menerima Aprita untuk menginap dirumahnya.

Karena kebetulan orang tua Hana juga sedang ada acara diluar kota selama seminggu, kakaknya sudah menikah dan tinggal dirumah suaminya, sedangkan dirumah hanya ada Hana, pembantunya dan tukang kebunnya saja serta security.

Ya. Rumah Hana cukup besar, dia memang berasal dari keluarga kaya, tidak heran hobi dia shopping.

Setelah perbincangan selesai, Zeevanpun berpamitan dan pergi meninggalkan Aprita di rumah Hana.

" OMG, Kak Zeevan cakep banget Prita.aku sampai nggak kedip ngeliatin wajahnya." ucap Hana ketika mereka berdua tidur di satu kamar.

Aprita hanya tersenyum geli mendengar pengakuan Hana soal kakaknya yang tampan.

Malam berganti menjadi pagi. Sang fajar sudah menyembul keluar dari tempat tidurnya. Sinar surya perlahan menyingsing setiap sudut kota di Bumi.

Hana berlarian menaiki tangga karena tadi dia baru saja menerima tamu.

" Astaga Aprita, sejak kapan kamu punya pacar? Kenapa kamu nggak pernah cerita sih. Mana ganteng banget lagi. Aduuh." teriak Hana.

" Apa? Pacar? Aku nggak punya pacar Han." jawab Aprita sembari menata rambutnya yang belum rapih.

" Itu didepan ada cowok, ngakunya pacar kamu. Namanya Reyn, orangnya tinggi. sana gih samperin dulu." ucap Hana.

" Reyn ? Siapa? Aku nggak kenal Han." ucap Aprita kebingungan.

Seingatnya dia tidak pernah punya teman namanya Reyn. Namun, tanpa berlama-lama Aprita pun keluar kamar dan menemuinya. Begitu terkejutnya ketika yang dia lihat adalah pria brengsek yang tidak ingin ditemuinya lagi. Aprita langsung memasang wajah marah dan kesal.

" Astaga ... Pria brengsek itu lagi. Oh jadi namanya Reyn." gumam Aprita dalam hati

" Anda? ngapain anda disini?" tanya Aprita ketus.

" Halo, selamat pagi nona. Mobil sudah siap mengantar nona." jawab Reyn sambil tersenyum dan membukakan pintu mobil.

" Saya tidak pernah memesan mobil anda. Saya mau berangkat sama teman saya. Silahkan pergi." jawab Aprita marah.

" Nggak papa kok Prit, kalo kamu mau berangkat sama pacarmu, berangkat aja. It's okay." teriak Hana dari dalam kamarnya terdengar menggema.

Aprita hanya menghela nafasnya. mau tidak mau dia harus masuk ke dalam mobilnya dan membuat perhitungan. Karena dia tidak mungkin menolak dan memarahinya di rumah temannya. Itu memalukan. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB, sudah hampir terlambat.

Aprita berpamitan kepada Hana dan masuk kedalam mobil Reyn. Reyn hanya tersenyum.

Aprita terdiam, wajahnya tersirat akan perasaan marah, kesal dan kecewa.

" Kenapa anda selalu muncul didepan saya? darimana anda tahu kalau saya ada disini? Apa yang anda mau? belum cukup puas anda merenggut kehormatan saya, lalu dengan mudah mencari wanita lain, hah?" ucap Aprita dengan wajah kesal.

" Wanita lain? Siapa?" tanya Reyn keheranan.

Aprita menghela nafas panjangnya dan mengatur nada bicaranya.

" Dengar baik-baik, kenapa anda mengaku-ngaku sebagai pacar saya, kalau anda bisa dengan mudah mencari wanita lain? saya sangat yakin, saya bukanlah tipe wanita idaman anda bahkan jauh dari kata itu, saya hanyalah salah satu korban pemerkosaan dari sekian banyaknya wanita yang anda tiduri. Betul kan Tuan Reyn? Dan anda, pasti tidak mungkin dan tidak akan pernah mau bertanggung jawab atas perbuatan bejat anda. Betul kan Tuan Reyn?" ucap Aprita yang menahan amarahnya.

Reyn tersenyum ketika mendengar Aprita menyebut namanya.

" Apa kamu cemburu?" tanya Reyn singkat.

" Hah? Sorry? Bisa kamu ulangi lagi? Aku cemburu? Untuk apa? Untuk siapa aku cemburu?" ucap Aprita mengelak.

Reyn kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Aprita, memandangnya dengan tajam, bibirnya tersenyum sinis seperti ingin menerkamnya lagi. Aprita terkejut dengan hal itu. Kini wajah Reyn tepat didepan wajah Aprita, Aprita langsung menutup matanya karena dia pikir Reyn akan menciumnya.

Lama Reyn memandangi wajah Aprita.

" Kamu pikir, aku sebrengsek apa sampai-sampai harus melakukan itu pada wanita lain?" ucap Reyn.

Wajahnya begitu dekat dengan wajah Aprita, sampai-sampai bisa merasakan hangatnya nafas Reyn di wajahnya.

Ternyata Reyn hanya ingin memakaikan sabuk pengaman untuk Aprita. Aprita lalu membuka matanya, tapi tiba-tiba Reyn mendaratkan bibirnya dan mengecup bibir Aprita dengan lembut.

Cup ...

Satu kali Reyn mengecup bibir Aprita. Mata Aprita membulat karena syok atas apa yang dia dapatkan dari perlakuan pria itu. Kecupan yang lembut dan hangat, bukannya kasar dan menyakitkan. Aprita terdiam sesaat, pipinya memerah.

Reyn hanya tersenyum kecil melihat wajah Aprita yang memerah.

" Apa itu sudah cukup menjawab pertanyaanmu?!" Ucap Reyn sambil menyetir.

" M .. Maksud anda apa mencium saya? anda lancang sekali ! belum puas dengan apa yang anda lakukan kemarin ? Hah !" kata Aprita dengan wajah kesal.

" Benar-benar tidak bisa dimengerti. Sebenarnya apa mau anda? Kenapa anda melakukan ini pada saya? Apa yang anda inginkan? Kenapa anda tiba-tiba mengaku pacar saya, padahal anda sudah punya pacar." ucap Aprita.

Nada Aprita melemah karena tiba-tiba mata Aprita berkaca-kaca. Reyn menyadari akan hal itu.

Terpopuler

Comments

Wills

Wills

jangan lupa like dan komentarnya☺️

2025-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!