⚠️WARNING ⚠️
TERDAPAT ADEGAN DEWASA KHUSUS 21+ HARAP KEBIJAKSANAANYA DALAM MEMBACA
DAN MOHON TINGGALKAN LIKE DAN KOMENTAR POSITIF SUPAYA BISA MENDUKUNG KARYA AUTHOR
***
Setelah selesai mengobati luka yang ada di pergelangan tangan dan kaki Aprita, Reyn kembali meletakkan obatnya.
" Lain kali biar saya sendiri yang mengobatinya. Anda tidak perlu repot-repot mengobatiku." ucap Aprita.
Tapi tidak ada jawaban dari Reyn. Yah Aprita sudah tidak heran lagi atas sikapnya yang dingin dan cuek itu. tapi sebenarnya dia juga sedikit perhatian.
Aprita menyadari dia masih memakai jaket milik pria itu, lalu segera melepaskannya. Ketika melihat baju miliknya sudah robek sehingga belahan perutnya kelihatan, dia memakai lagi jaketnya karena merasa risih.
" Tenang Prita, ini hanya sementara. Setelah ini kau akan lepas dari pria itu." ucap Aprita dalam hatinya.
" Kau diam disini. saya akan keluar sebentar!" ucap Reyn.
Reyn akan keluar sebentar dan itu membuat Aprita sedikit lega. Daripada menunggunya dan bingung mau melakukan apa, Apritapun memilih untuk mandi dan membersihkan diri.
" Sebaiknya aku mandi terlebih dulu, mumpung dia sedang keluar." kata Aprita.
Sebenarnya Aprita takut jika dia mandi disaat ada pria itu, dia takut pria itu akan melakukan sesuatu padanya.
" Tapi aku tidak punya baju ganti, apa aku harus pakai baju pria itu." ucap Aprita.
Aprita mencari kamar dan lemari pria itu. Lalu mencari-cari baju yang sekiranya ukurannya pas dengan badannya yang kurus. Dia pun segera memakainya, kaos ukuran L yang terlihat kedodoran di badannya. Tapi daripada dia telanjang dan menjadi petaka maut, lebih baik kedodoran. Karena bajunya kotor dan juga robek diapun membuangnya ke tempat sampah.
Saat keluar dari kamar, tiba-tiba pria itu sudah berdiri didepan pintu kamar dan hendak masuk. Mereka berdua sama-sama terkejut. Reyn yang membawa beberapa plastik berisi makanan dan baunya sedap melihat penampilan Aprita dengan kaos miiliknya yang kedodoran dan rambut Aprita yang basah karena habis keramas, membuat wajah pria itu memerah.
" Ehm ... Kau sudah mandi?" tanya Reyn.
" Ya, aku pinjam kaos anda karena tidak ada baju lagi." jawab Aprita.
Reyn segera memalingkan wajahnya dan berusaha menutupi rona pipinya yang memerah. Berjalan menuju ke dapur dan meletakkan beberapa makanan diatas meja.
Aprita langsung menghampirinya dan melihat makanan yang sangat lezat itu membuat dirinya menelan air ludahnya sendiri. Namun Aprita masih malu-malu dan menjaga jarak dengan pria itu.
Akhirnya Reynpun berinisiatif meninggalkan dapur dan pergi ke kamar mandi.
Aprita mencoba memakan beberapa makanan yang ada di atas meja. Dengan lahap dan mulutnya penuh dengan makanan. Setelah selesai makan dia langsung mencuci piringnya dan duduk kembali di sofa. Pria itu baru selesai mandi, dia hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Aprita tidak sengaja melihat perut pria itu yang sixpack dan sangat berotot. Membuatnya terkesima dan terpesona.
" Astaga astaga ... Prita, sadar prita !! Dia itu seorang mafia. Kau tidak boleh tergoda !!" gumam Aprita dalam hati.
Setelah selesai pria itu lalu bergantian makan didapur. Dia sudah menebak bahwa Aprita sudah memakan sebagian makanan itu. Tapi dia memang sengaja membelikan makanan itu untuknya juga.
***
Zeevan mencoba berulang kali menelfon Aprita tapi nomernya tidak aktif. Dia begitu khawatir dengan keadaan Aprita apalagi Zeevan sempat menghampiri ke kontrakan Aprita tapi yang dia lihat hanya segerombolan preman-preman yang sedang berdiri di depan kontrakan Aprita.
" Siapa preman-preman itu? Ada urusan apa mereka sama Prita? Dan kenapa Prita tidak bisa dihubungi ... Astaga Prita ... Kamu dimana? " ucap Zeevan dengan nada cemas.
Raut wajahnya terlihat begitu cemas dan panik. Dia tidak tahu harus menghubungi siapa lagi. Karena keluarganya cuma Aprita.
***
Selama beberapa jam mereka hanya diam. Tidak saling mengobrol atau bahkan sekedar basa-basi.
Aprita merasa canggung dan risih. Reyn sibuk dengan ponselnya sementara Aprita hanya menonton tv saja. Sudah seperti rumah sendiri ya.
Aprita merasa kesal dan pikirannya kacau. Dia khawatir dengan Zeevan, dia juga khawatir dengan dirinya sendiri, dia juga tidak tau sampai kapan di akan berada di apartemen itu bersama pria asing itu.
" Jika aku tertidur dia pasti akan melakukan aksi kotornya itu. Aku harus berjaga, jangan sampai lengah." ucap Aprita dalam hati.
" Bisa-bisanya dia bersikap tenang dan biasa aja seperti tidak ada niat ingin melakukan aksi kotor. dia begitu mahir menyembunyikan niat kotornya. dasar pria brengsek." ucapnya lagi.
Reyn hanya sibuk dengan ponselnya dan bahkan tidak mempedulikan keberadaan Aprita.
" Ingat Prita, dia itu penjahat berkedok wajah tampan. Jangan sampai kau tergoda dan terjerumus ke dalam jebakannya." gumamnya lagi.
Hingga jam menunjukkan pukul dua belas malam. Aprita sudah mengantuk dan matanya sayup-sayup. Sementara Reyn masih tetap sibuk dengan ponselnya.
Sampai Aprita sudah tidak kuat lagi menahan kantuknya, dia mencari minuman di kulkas dan mengeluarkan semuanya. Ada 3 botol minuman yang ternyata itu minuman anggur. Karena cuma ada minuman itu di kulkas. Aprita meminumnya tanpa tahu yang diminumnya itu apa. Dia langsung menghabiskan 3 botol sekaligus dalam sekejap supaya dia tetap bisa terjaga dan tidak mengantuk.
pria itu baru selesai dengan urusan ponselnya dia baru menyadari tindakan Aprita yang sudah meminum 3 botol anggur itu. Pria itu sangat terkejut.
Dalam beberapa menit, Aprita sudah tidak fokus dan mengoceh hal yang tidak jelas.
" astaga ... apa dia meminum semua anggur itu?" ucapnya dalam hati.
" Heh anda, pria brengsek !!! cepat bawa saya pulang. Anda tidak boleh seperti ini, anda itu seorang mafia. Urusin aja pekerjaan anda itu, tidak perlu melibatkan saya dalam urusan anda. Lancang sekali anda menyentuh saya, saya ini wanita suci dan terhormat ... Ehm ... Saya suka baca novel, saya suka makanan seafood, saya suka warna merah." ocehan Aprita semakin keras dan membuat pria itu tidak nyaman.
Tiba-tiba listrik padam dan itu terjadi secara keseluruhan.
" Hah, kok gelap? Apa saya buta? Kenapa saya tiba-tiba buta? Saya tidak bisa melihat apa-apa ... Tolong saya ... Tolong ..." celoteh Aprita semakin membabi buta.
Aprita sepertinya sudah tidak bisa tertolong. Reynpun membawa Aprita kekamarnya agar dia bisa tenang. Dia tidak masalah tidur di sofa karena dia lebih sering tidur di sofa daripada dikamar.
" Heh, lepaskan saya ... saya mau diculik kemana, lepaskan saya pria brengsek, pria jahat ... lepaskan saya, jangan sentuh saya ..." ucap Aprita memberontak.
Aprita begitu berenergi ketika memberontak, sampai-sampai Reyn sedikit mengeluarkan tenaganya agar Aprita mau dibawa kedalam kamar. Tapi ocehan Aprita begitu memekakan telinganya dan sangat mengganggunya. Aprita lalu berbaring di atas kasur, tapi tangannya mencakar dan memegang leher pria itu dengan kencang sehingga sulit untuk dilepaskan akhirnya pria itu ikut terjatuh dan menindihi tubuh Aprita. Bibirnya secara tidak sengaja menyentuh bibir Aprita. Dia terkejut.
Reyn mencoba untuk melepaskan bibirnya yang menyentuh bibir wanita itu, namun wanita itu malah memegang lehernya dan menahannya semakin erat dan penuh gairah. Aura panas membara tiba-tiba menyelimuti ruangan itu karena AC mati. Tapi bukan hanya karena AC mati saja, ada perasaan yang membara di dalam diri Reyn yang membuatnya seperti ingin menerkamnya. Reyn mencoba menahannya tapi rengkuhan wanita itu membuatnya terpaku. hawa buasnya sudah terjerambab kedalam hasrat membara itu dan semakin membara hingga rasanya seluruh tubuhnya terbakar.
Tanpa berlama-lama lagi, Reynpun membalas ciuman bibir wanita itu dengan penuh gairah. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Entah apa yang membuat dirinya bisa seperti itu. Selama ini dia tidak pernah sekalipun tergoda dengan wanita manapun kecuali, Selly, mantan pacarnya. Itupun sudah 4 tahun yang lalu.
Namun kali ini, entah sadar atau tidak dia mengeluarkan hasratnya yang selama ini terpendam. Dia begitu menikmati ciumannya dengan wanita itu. Bibirnya yang lembut dan halus itu membuatnya tidak bisa mengendalikan diri lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Wills
gimana bab ini? semakin panas bukan? yuk lanjut bab berikutnya
2025-04-14
0