***
Fika masih tercengang dengan sikap Wildan yang baru saja membuatnya berdebar debar, Wildan sudah berlalu dan keluar dari kamar Fika.
Sore ini Fika benar benar istirahat di hotel saja, begitupun dengan Wildan menghilangkan rasa lelahnya dari perjalan tadi.
Seperti yang sudah di katakan Wildan, malam ini mereka akan meeting dengan manager hotel dan resto di Resort yang di kelola oleh Hanjaya grup ini.
Fika sudah bersiap siap untuk keluar kamar hotel, dia memakai rok selutut berwarna hitam dan baju lengan panjang berwarna kuning sangat kontras dengan kulitnya yang putih,rambutnya di kuncir kuda. Fika keluar dari kamar hotel membawa berkas berkas yang sudah Fika pelajari sebelumnya.
Wildan sudah menunggu di depan kamar Fika dan menyambutnya dengan senyuman yang lagi lagi membuat Fika terpesona, namun Fika tak mau menunjukkan nya Ia pun segera mengalihkan pandangannya dari Wildan yang masih tersenyum menatap Fika.
"Ayo" Wildan berjalan mendahului Fika, Fika tak menjawab hanya mengikuti langkah Wildan, keduanya masuk lift dan Wildan menekan angka 20 kebetulan kantor berada di lantai paling atas di hotel ini.
"Masalah ini sepertinya bermula sejak 2 bulan yang lalu, Pak Handoko dia adalah Direktur utama yang di tunjuk oleh papi untuk mengurus Hotel dan Resort ini,
Dan kami baru menemukan buktinya seminggu yang lalu, Aku sudah menyelidiki tentang ini dan sepertinya ada seseorang staf resto om Gunawan yang membantu Pak Handiko, karna itulah kamu disini sekarang" Wildan menjelaskan tentang permasalahan yang saat ini terjadi di Hotel.
"Ternyata lebih rumit dari yang aku bayangkan" batin Fika.
Wildan memperhatikan ekspresi Fika yang terlihat bingung.
"Kenapa?" Tanya Wildan sambil melipat kedua lengannya di dadanya.
"Tidak apa apa" jawab Fika singkat.
"Tenanglah, serahkan padaku hari ini belajarlah dan lihat bagaimana aku menyelesaikan masalah ini, Cobalah untuk terbiasa om Gunawan membutuhkanmu sesekali untuk melakukan hal ini, pekerjaan nya sudah terlalu banyak" Wildan.
Lift terbuka, Wildan menggenggam tangan Fika dam membawanya keluar dari lift, Fika segera menarik tangannya dan Wildan hanya tersenyum memperhatikan Fika yang masih dalam mode jutek padanya.
Saat meeting di mulai Fika benar benar memperhatikan Wildan yang memang sangat berbeda saat bekerja.
Wildan sangat tegas dan juga cerdas, sangat berwibawa dan bijaksana, tak bisa di pungkiri saat ini Fika sangat terpesona dengan Wildan.
Sesekali pandangan mereka bertemu, dan Wildan lagi lagi memberikan senyuman pada Fika, seketika Fika menunduk dan mengalihkan pandangannya merasa malu karna ketahuan memperhatikan Wildan begitu intens.
Selesai meeting Wildan dan Fika makan malam di Resto Hotel, namun tak hanya berdua, Pak Arya manager hotel menemani Wildan dan Fika untuk makan malam bersama.
"Nona Fika saya dengar nona kuliah di Paris ya?" Pak Arya membuka percakapan diantara ketiganya setelah memesan makanan mereka.
"Iya pak, Saya kuliah disana" Fika menjawab dengan ramah.
"Saya hanya sering mendengar tentang putri Pak Gunawan, dan benar kata orang-orang nona Fika sangat cantik" Pak Arya tak sungkan menunjukkan ketertarikannya pada Fika, Pak Arya memang masih lajang dan seumuran dengan Wildan. Pak Arya adalah orang kepercayaan Papi Reyhan, Di usia nya yang masih tergolong muda Arya memang sosok yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab.
Wildan menatap Arya dengan tatapan tak suka, karna Arya seperti sangat tertarik pada Fika.
Sedangkan Fika hanya tersenyum mendengar pujian dari Arya.
"Saya dengar nona kuliah Fashion? sudah semester berapa?" Arya masih sangat penasaran dengan Fika.
"Iya, saya sudah selesai kuliah pak, sekarang sudah bekerja dan membuka usaha di sana" Jawab Fika ramah.
"Ohya? berarti nona menetap di Paris?" Arya.
Arya masih mengajak Fika mengobrol tanpa memperhatikan atasannya yang kini menatapnya dengan tajam dan berapi api.
"Untuk sekarang saya masih nyaman disana pak dan itu memang sudah menjadi impian saya sejak dulu" Fika.
"Ohya, nona jangan memanggil saya pak,, saya tidak setua itu" Arya tak segan menggoda Fika di hadapan Wildan.
Arya memang baru dua tahun ini bergabung dengan perusahaan keluarga Wildan, jadi Arya tak tau tentang hubungan Wildan dan Fika dulu.
"Ekheeemm" Wildan mulai bersuara untuk menyadarkan Arya bahwa seharusnya dia tidak menggoda Fika.
Arya melihat pada atasannya menjadi sedikit menunduk dan tersenyum.
"Gimana fi, sejauh ini apa yang kamu pikirkan untuk solusi masalah ini" Wildan melihat pada Fika yang terlihat sangat cantik natural dengan make up tipis yang melekat pada wajahnya.
"Mas bilang aku bisa menyerahkan semuanya pada mas Wildan?" Fika menatap Wildan.
"Aku tidak memintamu untuk memutuskan, hanya bertanya apa yang kamu pikirkan,," Wildan dengan sedikit penekanan.
"Memecat semuanya yang terlibat" jawab Fika penuh keyakinan.
Wildan tersenyum mendengar jawaban Fika, begitupun dengan Arya.
"Termasuk manager Resto? yang selama ini di percaya oleh om Gunawan?" Wildan.
"Iya" Fika.
"Lalu kamu sudah pikirkan yang akan mengganti posisinya? sementara kamu belum memahami tentang resto?" Wildan.
"Papa meminta mas Wildan yang mengurus itu" Fika menjawab asal karna dia benar benar merasa hal ini bukan bidangnya.
Seketika Wildan dan Arya tertawa bersamaan
"Jadi kamu melimpahkan akibat dari keputusan kamu padaku? Wildan.
"Bukankah itu memang tugas mas Wildan selaku pemilik dari Hotel ini?" Fika.
"Terus kenapa Om Gunawan memintamu kemari?" Wildan.
Fika tak menjawab, dia sangat kesal dengan Wildan yang menyudutkannya. terlebih dia memang sangat tidak tertarik dengan pekerjaan ini.
"Kalau begitu aku akan meminta pak Arya untuk membantu dan mengajariku, iya kan pak?" Fika melihat pada Arya yang memang sedari tadi memperhatikan Fika.
"Tentu nona, dengan senang hati" Arya.
Wildan kembali kesal dengan mereka berdua yang kini tersenyum sambil saling memandang.
"Tadi kan aku cuma bertanya, semua keputusan ada padaku" Wildan terlihat kesal.
"Yasudah, kenapa mas Wildan sejak tadi ngotot dan memojokkan ku?" Fika menjawab tak kalah kesal dengan Wildan.
"Siapa yang memojokkan mu? Mas cuma tanya pendapat mu saja" Wildan.
"Kenapa mereka berdebat seperti sepasang kekasih?" batin Arya.
Fika membuang muka dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, saat ini dia benar benar merasa Wildan sangat menyebalkan.
Makanan yang mereka pesanpun kini sudah datang, mereka pun mulai menikmati makan malam mereka, Wildan dan Arya sesekali berbincang membahas pekerjaan. Sedangkan Fika hanya diam saja, seakan tak mau tau dengan pembicaraan mereka.
Sesekali Wildan melihat Fika lalu tersenyum memandang raut wajah Fika yang sepertinya memang kesal karna pertanyaan-pertanyaan Wildan tadi.
"Dia smakin cantik saja dengan wajah kesal begitu" batin Wildan.
***
Ela, Aldo dan Steve sedang nongkrong di Cafe seperti biasanya, mereka selalu melakukan hal ini mengingat ke empat sahabat ini memang tak ada yang memiliki kekasih jadi mereka tak harus membagi waktu mereka antara sahabat dan pacar.
"Fifi lagi ngapain ya?" Steve.
"Baru berapa hari di tinggal" Ela menjawab sambil memakan camilan di meja.
"Iya, gimana kalau udah sebulan?" Aldo menyahut.
Steve menghembuskan nafasnya kasar membayangkan bagaimana dia akan menjalani sebulan ini tanpa Fika.
Lalu Steve mengambil ponselnya dan melihat tak ada pesan dari Fika.
"Dia juga nggak chat aku sama sekali" Steve.
"Kok posesif sih? kamu kan bukan pacarnya?" Ela menggoda Steve, karna Ia tau Steve akan merasa kesal jika membahas tentang status.
Steve memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Ela.
sedangkan Aldo hanya tertawa melihat Steve yang memang sepertinya sangat frustasi karna terus di tolak oleh Fika.
"Fika sekarang di Bali, mungkin dia sibuk jadi nggak ngabarin kita" Ela.
"Loooohh.. ngapain Fika di Bali?, Kak Nisa nikahannya di Jakarta kan?" Steve .
"Iya, katanya Fika di suruh gantiin papanya untuk meeting disana" Ela.
"Tapi Fika kan nggak pernah mengurus bisnis papanya sebelumnya? apa nggak kesulitan nanti Fika disana?" Aldo.
"Kenapa Fika nggak bilang ke aku kalau ke Bali?" Lagi lagi Steve melontarkan pertanyaannya yang konyol menurut Ela.
"Ngapai Fika harus laporan sama lo, kan lo bukan pacarnya!!!" Ela.
Steve langsung melempar sebiji kentang goreng ke arah Ela, membuat Ela tertawa penuh kemenangan.
Sedangkan Aldo terlihat masih menanti jawaban dari petanyaannya tadi.
"Fika disana cuma gantiin papanya, mungkin untuk formalitas saja, karna Wildan juga bersamanya ke Bali jadi Wildan pasti membantu Fika" Jawab Ela santai.
Berbeda dengan Steve dan Aldo yang kini tertegun dengan ucapan Ela yang mengatakan Wildan di Bali bersama Fika.
"Wildan iti bukannya mantannya Fika?" Steve langsung bertanya pada Ela.
"Iya" Ela.
"Apa mereka balikan?" Aldo. Sedangkan Steve semakin terlihat sangat gusar.
"Nggak tau, kalaupun mereka balikan itu udah bisa aku duga karna sejak dulu bahkan sampai sekarang mereka masih terlihat saling mencintai!" Jawab Ela.
Steve tak bisa menyembunyikan perasaan cemburunya, bagaimana jika Fika kembali pada Wildan? harapannya untuk bersama Fika benar benar akan hancur. terlebih Steve menyadari perkataan Ela itu ada benarnya.
Selama ini Fika memang selalu menutup hatinya, mungkin memang karna Fika masih mencintai mantan kekasihnya itu.
"Aku nggak akan biarin Fika balik sama Wildan" Aldo.
"Heh.. Al lo jangan ngatur-ngatur hidup Fika, Fika itu sahabat kita dan kita harus dukung apapun keputusan dia!" Ela.
"El, emangnya apa penyebab mereka putus dulu?" Tanya Steve.
Memang selama Steve sama sekali tak tau bagaimana hubungan Fika dan Wildan dulu, hingga mereka bisa berpisah. Steve memang penasaran selama ini, namun dia tak mau membebani Fika, jika Fika memang tak mau menceritakanya jadi Steve hanya menyimpan rasa penasarannya itu.
"Soal itu sebaiknya lo tanya sama Fika Steve" Ela.
"Dia itu laki-laki pengecut" Aldo.
"Kenapa?" Steve menatap Aldo.
Aldo dan Ela diam tanpa berniat menjawab pertanyaan Steve.
"Udah deh Steve ngga usah kepo! ntar kalau Fika mau dia pasti cerita sama lo" Ela.
Steve hanya bisa membuang nafasnya kasar.
dia benar benar ingin tau namun kedua sahabatnya ini sepertinya sama sekali tak ada niat untuk menceritakannya.
"Apa Fifi benar benar akan kembali dengan mantan kekasihnya itu?" batin Steve.
****
**Hai hai, para readers ku terlope lope..
maaf ya kemaren nggak up karna ada acara, Seperti biasa yaaa..
jangan lupa like, komen sebanyak banyaknya.. dan vote😍😍😍
terimah kasiiihhh🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Nina insiyyah
suka sama cerita nya..
2022-07-29
1