***
Fika masuk ke rumah dan di sambung hangat oleh Bi Marni yang membantu pekerjaan rumah tangga di kediaman Gunawan.
"Non... udah pulang" Bi Marni menghampiri Fika dengan wajah bahagia.
"Iya bi.... " Fika langsung memeluk bi Marni, Fika sudah menganggap bi Marni keluarganya. karna bi Marni sudah bekerja di rumah ini bahkan sebelum Fika lahir.
"Non nggak ngabari ibu kalau pulang hari ini?"
"Niatnya mau bikin kejutan bi, eeh ternyata mama malah nggak di rumah" jawab Fika.
"Iya non, ibu 2 jam yang lalu pergi kerumah Nyonya Alin, karna nanti malam Nyonya Alin ngajakin ibu sama bapak makan malam di sana" Jelas Bi Marni.
"Ohya, berarti mama sampe malem dong di rumah mami" Fika.
"Kayaknya gitu non.." Bi Marni.
"Yaudah deh, Fika ke kamar dulu ya bi. mau mandi sama sholat ashar dulu"
"Iya non, saya siapkan makan malam ya non?"
"Gausah deh bi, nanti Fika beli aja, Fika ke atas dulu ya bi" Fika.
"Baiklah non" Bi Marni.
Fika pun naik ke lantai dua menuju kamarnya,
Fika menatap sekeliling kamarnya seraya tersenyum. kamar yang ia rindukan akhirnya dia kembali menginjakkan kaki di sini.
"Semuanya masih sama" gumam Fika dalam hatinya.
Fika memandangi foto foto yang masih terpajang di atas meja dan dinding kamar luas itu.
Banyak foto foto Fika saat SMA, dan masih ada foto Fika bersama Wildan.
Fika menatap foto nya bersama Wildan yang berada di atas nakas di samping ranjangnya, Fika mengambil foto itu.
Terlihat Fika sedang di peluk oleh Wildan dari belakang . tampak wajah keduanya yang bahagia, Fika tersenyum.
"Aku rindu kamu mas Wildan" batin Fika.
Fika meneteskan air mata dan segera menghapusnya, menaruh foto itu di tempatnya.
Fika melanjutkan niatnya untuk segera mandi dan sholat.
***
Gunawan baru saja tiba di rumah.
Pak Ali menyambutnya dan segera memberitahu kepulangan Afika.
Gunawan sangat terkejut dan segera melangkah cepat menuju kamar putrinya itu, Laki laki paruh baya itu sangat bahagia mendengat kedatangan putrinya.
Gunawan mengetuk pintu kamar Fika, namun tak ada jawaban dari Fika. diapun segera membuka pintu itu dilihatnya Fika sedang sholat. Gunawan pun menutup kembali pintu dan meninggalkan kamar Fika.
Gunawan ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian, bersiap siap untuk makan malam di rumah sahabat baiknya.
***
Wildan masih belum bangun dari tidurnya, setelah pulang dari kantor Wildan ketiduran di sofa di dalam kamarnya.
Hari sudah gelap, waktu maghrib pun sudah hampir habis. Alin ke kamar Wildan untuk memanggilnya turun dan makan malam bersama.
"Wildan, kamu tidur" Alin melihat Wildan yang memejamkan matanya di sofa.
Wildan mngerjapkan kedua matanya, sedikit terkejut suara mami nya.
"Hemmmm" Wildan masih belum juga bangkit, dia mengumpulkan kesadarannya.
"Kamu belum sholat .. ayo bangun. udah mau isyak ini"
Mendengat penuturan Alin Wildan pun segera bangkit. melihat jam memang sudah jam 18.15 wib.
"Cepet, kamu sholat aja dulu nanti baru mandi keburu habis waktu maghrib nya. lagian pulang kerja bukannya langsung mandi malah tidur" Alin mengomel sambil mengambil handuk dan pakaian untuk Wildan.
"Iya mi"
Wildan pun masuk ke kamar mandi, segera wudlu' dan sholat.
***
Fika menghampiri papa nya di kamar.
"Pa.." sambil mengetuk pintu kamar.
Gunawan sudah siap berpakaian santai, rapi karna hendak pergi kerumah Reyhan.
Gunawan membuka pintu kamar.
"Fika... "
Fika segera mencium punggung tangan papanya, dan memeluknya.
"Fika kangen papa.." cicit Fika manja.
"Kamu kok nggak ngabarin kalau pulang hari ini?"
"Niatnya Fika mau ngasih kejutan mama sama papa, eeh ternyata pas Fika nyampe malah nggak ada orang di rumah, papa gimana keadaanya? kata mama papa gaenak badan?"
Gunawan terlihat sedikit bingung.
"Oh iya, papa sudah baik sayang" seraya mengelus kepala putrinya .
"Pasti mama yang bilang aku ga enak badan"
batin Gunawan.
"Ohya Fi, papa mau kerumah Papi Reyhan, kamu ikut yuk"
Gunawan mengajak Fika untuk ikut makan malam bersama di rumah Reyhan.
"Tapi Fika nggak enak pi" Fika ragu untuk ikut, mungkin karna dia takut kalau Wildan ada di sana.
"Tenang, Dia jarang di rumah dia tinggal di Apartmen nya"
Seakan bisa membaca pikiran Fika, Gunawan mengerti keraguan Fika untuk mengiyakan ajakannya untuk kerumah Papi Reyhan.
Fika sejak kecil memang memanggil Reyhan dan Alin papi dan mami sama seperti Eky dan Wildan. Karna Reyhan dan Alin sangat menyayangi Fika dan menganggap Fika sebagai putrinya sendiri, hubungan kedua keluarga ini sudah terjalin sejak Reyhan dan Gunawan masih di bangku sekolah.
Reyhan dan Alin sangat menginginkan anak perempuan hingga saat Rani melahirkan Fika Alin sangat bahagia dan selalu ikut serta merawat Fika sejak kecil.
hingga Fika pun menganggap Alin dan Reyhan sebagai orang tuanya juga.
Tempat tinggal mereka pun tidak lah jauh, masih berada dalam satu kompek . mungkin hanya butuh 5 menit untuk menuju kediaman keluarga Reyhan.
" Ayo... kamu siap siap gih, papa tunggu di mobil ya. Mama mu pasti sangat senang dan sangat terkejut melihat mu datang dengan papa"
"Yaudah Fika ganti baju dulu pa" Fika sebenarnya sedikit enggan untuk ikut, bukan karna tidak rindu dengan papi dan maminya. Namun dia masih belum siap jika mungkin saja Wildan ada disana.
***
Wildan sudah selesai sholat, Wildan turun kebawah dan masuk ke kamar tamu yang ada di lantai 1 hendak mandi di sana, karna air panas di lantai 2 semuanya tidak berfungsi.
"Wildan, kenapa belum ganti baju" Alin melihat Wildan yang turun masih menggunakan pakaian kerjanya.
"Air hangatnya nggak bisa di atas mi" Saut Wildan dan segera masuk ke kamar tamu hendak mandi di kamar mandi di dalam kamar itu.
"Dia bicara padaku saja begitu Ran sekarang, hanya seperlunya saja" Alin mengeluhkan sikap Wildan pada Rani yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.
Rani hanya tersenyum, karna memang akhir akhir ini Alin sangat sering mengomel pada sikap Wildan.
Reyhan baru keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua wanita paruh baya itu yang sedang menyiapkan makanan sambil bercerita dan sesekali tertawa.
"Gimana Ran, Setiap kali mengajak makan bersama selalu saja Alin merepotkanmu"
Reyhan menyindir istrinya yang selalu mengajak Rani memasak bersama.
"Nggak papa Mas, Aku sama mbak Alin partner yang klop soal masak memasak" Jawab Rani.
"Iya, lagian papi kan juga suka sama masakan kami" Elin ikut menjawab dengan ketus.
"Iya memang kalau nggak ada Rani nggak mungkin mami bisa masak se enak ini" Reyhan.
"Nggak papa mami nggak pinter masak, yang penting papi cinta!!!"
"Hahahhaah" Reyhan tertawa dan tak bisa lagi menjawab skakmat dari sang istri.
Alin memang tidak begitu bisa memasak, sedangkan Rani sangat pintar memasak karna itulah Alin sering mengajak Rani memasak bersama. kadang Alin juga ikut memasak di rumah Rani.
***
Fika dan Gunawan sudah tiba di depan rumah Reyhan di antar oleh supir.
Mereka pun langsung masuk kerumah dan menuju ruang makan yang sudah di yakini Rani sedang ada di sana bersama yang lainnya.
Rani saat itu baru saja duduk di samping Alin.
Rani melihat ke arah suaminya dan Fika yang baru saja masuk keruangan itu.
"Fikaaaaaa" Rani langsung berdiri dan menghampiri Fika.
"Mamaaaaa" Fika tersenyum langsung merentangkan kedua tangannya.
begitupun dengan Alin dan Reyhan sangat terkejut juga senang melihat kehadiran Fika.
Rani memeluk Fika dengan penuh kerinduan, Rani sampai menangis.
Fika mengelus punggung mamanya tau bahwa mamanya memang benar benar sangat merindukannya.
Alinpun dan Reyhan juga berdiri dan menghampiri Fika.
"Kamu kapan sampan? kenapa bilang masih besok,,?" Rani melepaskan pelukannya dan mulai mencercah Fika dengan pertanyaannya.
"Fika mau kasih kejutan mama, tapi pas sore tadi Fika sampe rumah malah rumah sepi" jawab Fika.
Fika mengalihkan pandangannya pada Alin dan Reyhan.
"Mami.. Papi.." Fika.
Fika segera mencium tangan Alin dan Reyhan. kemudian memeluk Alin .
Alin juga menangis dalam pelukannya.
"Mami kangen bangett sama kamu fi..." ucap Alin sambil menangis.
"Iya.. Fika juga kangen mami, sama papi.. kangen di manja, hehehe" Fika.
Semuanya tersenyum.
"Kamu kok kurusan sih sayang.." Alin melepas pelukan dan memegang pinggang Fika yang sangat ramping.
Fika memakai dres selutut bermotif bunga berwarna peach yang mambuatnya tampak anggun dan ramping dan memakai hells 3 centi.
"Ini seksi namanya mi,,"
"Kamu pasti masih diet yaa" Rani.
"udah pokoknya kalau disini kamu nggak udah diet dietan" tegas Rani.
"Kamu gimana kabarnya nak? "
Reyhan.
"Baik pi. Papi sama mami kok masih sama aja sih.. awet muda banget mami sama papi.." Fika memperhatikan Reyhan dan Alin yang masih tampak tak berubah dari tiga tahun yang lalu.
"hahaha.. kamu ini bisa aja, mami udah makin tua fi, itu masih begitu karna di poles uang papi.." Reyhan sambil melihat ke arah istrinya.
Rani dan Gunawan juga Fika tertawa. Sedangkan Alin menyebikkan bibirnya dan menatap sinis pada suaminya.
"Mami ini istri cerdas dalan mengoprasikan uang suami" Alin membela dirinya.
Semuanya sangat bahagia dan mengobrol.
"Yaudah, ayo kita makan kok malah berdiri aja" Reyhan mempersilahkan semuanya untuk makan.
"Iya mas, aku juga sudah lapar." Gunawan segera duduk untuk menikmati makan malam.
"Mi, Fika ke toilet dulu ya"
"Oh iya sayang, di kamar tamu aja sayang" Alin.
"Iya mi" Fika pun beranjak ke kamar tamu, Fika memang sudah sangat hafal dengan rumah Alin. karna memang sejak kecil Fika sering di ajak main oleh Alin kerumahnya.
Fika masuk ke kamar tamu, dan segera membuka pintu kamar mandi.
Cklekk..
"Aaaa....."
Fika melihat Wildan sedang berdiri telanjang dan hendak memakaikan handuk ke bagian bawah tubuhnya.
Sama terkejutnya dengan Fika, Wildan segera membalikkan tubuh nya dan segera membalutkan handuk itu di tubuhnya.
Fika langsung berbalik tanpa menutup pintu kamar mandj yang terbuka lebar, Wildan pun memakai kaos nya. dan keluar dari kamar mandi.
"Memalukan, aku memalukan.. " batin Fika tak henti hentinya merutuki kebodohannya yang mambuka pintu kamar mandi tanpa memperhatikan apa di dalam ada orang.
Fika masih membelakangi Wildan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Aku udah, mau ke kamar mandi kan?" Wildan dengan santai mengatakan itu pada Fika yang masih berdiri membelakanginya.
"I-iya.. " Fika masih tidak melihat Wildan.
"Aku udah pakai baju kok" Wildan berjalan kearah pintu sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk.
"Maaf, tadi aku nggak tau kalau ada orang" Fika.
"Hem" Hanya itu jawaban Wildan tanpa menghentikan langkahnya.
"Mas Wildan apa kabar?" Fika.
Wildan menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Fika.
"Dia benar benar Fika, wajah yang sangat ku rindukan" batin Wildan.
"Aku baik fi, kamu sendiri?" Wildan.
"Iya aku juga baik" jawab Fika dengan sedikit gugup.
keduanya saling menatap tanpa bersuara.
"Kamu benar benar di depanku sekarang, aku benar benar ingin memelukmu dan mengatakan bahwa aku sangat rindu" batin Fika.
"Ini nyata, Dia smakin cantik, Aku ingin memelukmu dan mengatakan aku sangat merindukanmu" batin Wildan.
"Echem.. yaudah mas aku ke kamar mandi dulu" Fika langsung masuk kamar mandi untuk menghentikan adegan kecanggungan itu.
Fika masih berdiri mematung di balik pintu, menyadarkan dirinya dengan yang barusaja terjadi.
mengingat dia melihat Wildan tadi membuat pipinya merona.
"Kenapa aku buka pintu kamar mandi gitu aja tadi" Fika mengusap wajahnya kasar.
"Bukankah ini terlalu ekstrem untuk pertemuan pertama.?"
*
**Jangan lupa dukungannya yaaa.. like komen jugaa...
biar aku smangatt nulisnyaaa...
maaf kalau typo dimana mana ya, apalah daya saya juga manusia biasa yang sering salah. 😍😍😍😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Alfin
😃😃😃😃😃
2021-01-19
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳☠ᵏᵋᶜᶟEᷞmͥiͣ M⃠🏚🄷❦⃝ᶠ
hahaha... memang pertemuan yg sangat ekstrem... 😂😂😂
2021-01-14
4
Ceng Ceng
ahhhh😘😘😘 lanjut Thor seruuu , good story
2021-01-03
1