BAB 12

Mereka semua menatap sang bunda dengan tatapan sendu, dia tahu bunda mereka sudah sudah tahu apa yang terjadi pada rumah tangga anak bungsunya

"Dia dalam masalah besar sekarang bunda, Ternyata dia sudah menikah dengan Aira bunda, dia tidak mengatakan apapun pada kita". Ucap Sultan dengan sendu.

Dia tidak menyangka adiknya itu berbuat hal nekat seperti ini, apalagi Aira adalah orang yang dulu menghancurkan masa depannya.

"Aku yakin bunda sudah tahu dan menelusurinya". Sufyan menatap sang ibu dengan perasaan campur aduk.

"Bunda tidak tahu soal itu nak, bunda hanya menyuruh orang mencari tahu bagaimana kedekatan mereka, mereka hanya mengatakan berselingkuh saja, tidak mengatakan mereka menikah". Shofiyah menunduk dengan tatapan penuh kekecewaan.

Dia hanya kasian pada menantunya itu, selama ini semua dia lakukan untuk anaknya tapi balasan anaknya sangat menyakitinya, dia merasa menjadi ibu yang gagal mendidik anaknya.

"Maaf bunda, aku dengar Aiman keluar dari pekerjaannya, entah karena apa". Kini sang menantu lelaki membuka suaranya.

"Aiman ingin membuktikan bahwa dia bisa berdiri dengan kakinya sendiri, dia merasa kita menginjak harga dirinya karena kita sangat menyayangi dan berutang budi kepada Nak ayu, dia tidak mau jika kita semua menganggap ayu adalah penolong dan tidak bisa apa-apa tanpanya makanya dia keluar dari pekerjaannya karena itu perusahaan kolega ayu" .

"Ternyata dia bisa tahu diri juga ternyata". Ucap Sultan dengan sarkas.

"Kak jangan bicara seperti itu, Aiman adik bungsu kita, kita harus membuka jalan pikirannya untuk meninggalkan wanita itu, dia ular yang sangat bahaya untuk adik kita". Shifa menatap sang kakak dengan pengertian.

"Tapi dia sudah keterlaluan, kalian tidak ingat bagaimana perjuangan kita menyembuhkannya, tapi dia malah kembali dengan wanita ular itu, Aku sungguh tidak tahu bagaimana jalan pikirannya". Kesal Sultan dengan frustasi.

"Kita harus mencari cara untuk menolong Aiman dari perempuan ular itu, aku yakin Aiman tidak mungkin menikahinya dengan Langsung jika tidak ada hal yang mendesak, aku sangat tahu jika Aiman tahu betapa bencinya kita pada perempuan itu". Sufyan menghela nafas frustasi

Mereka semua kebingungan menghadapi sikap Aiman yang sekarang, entah bagaimana cara Aira membuat Aiman kembali bersamanya sampai menikah padahal dulu Aiman begitu membencinya.

"Kita butuh pendapat dari ayu tentang masalah ini, dia masih ingin menyelamatkan rumah tangganya atau menyerah dengan keadaan, tapi jika dia menyerah kita biarkan saja Aiman menghadapi keputusannya bersama Aira biar dia tahu seperti apa perempuan itu". Shofiyah memandang anak dan menantunya meminta pendapat.

"Itu lebih baik bunda, biarkan Aiman merasakan bagaimana rasanya sendirian menghadapi segalanya tanpa bantuan siapapun karena selama ini ada kita yang membantunya". Sufyan menatap mereka sejenak kemudian menatap lurus ibunya.

"Iya nak, itu ide bagus, kelak adik kamu sudah mengerti, dia akan datang mencari kita dengan keadaan sadar sepenuhnya tanpa ada paksaan dari kita seperti dulu".

Mereka semua mengangguk setuju dengan pendapat sang ibu maupun mertua mereka.

Sedangkan dirumah Aiman dan Aira kembali terjadi pertengkaran karena Aiman pulang kerumah mengambil perhiasan Aira untuk dijadikan tambahan modalnya, dia sudah mendapatkan usaha yang cocok untuk dia lakukan dan dananya sudah ada hanya tinggal uang pegangan lainnya saja dan hal mendesak.

"Apa yang kamu lakukan Aiman?? Tanya Aira ketika melihat Aiman mengacak lemari pakaiannya.

Dia langsung mengekori Aiman karena lelaki itu masuk kedalam kamarnya dengan langkah tergesa-gesa.

Aiman tidak menjawab pertanyaan istrinya, dia sibuk mencari kotak perhiasan yang dia belikan, dia tahu berapa harganya karena dia sendiri yang memilihkannya, senyumnya mengambang melihat kotak perhiasan itu, dia mengenali kotak itu karena dia sendiri yang membelinya.

Disana terlihat juga beberapa kotak lagi tapi dia tidak mengambilnya, dia hanya mengambil yang paling mahal. meninggalkan yang lainnya untuk dipegang nanti.

"Mau kamu apakan kotak itu Aiman, berikan kepadaku". Teriak Aira berusaha merampas kotak perhiasan itu tapi kalah cepat dari Aiman.

"Aku akan menjualnya nanti aku ganti setelah usahaku berjalan lancar dan memiliki keuntungan jadi tidak perlu protes". Aiman kini dengan mode egoisnya.

"Tidak bisa begitu dong, itu adalah pemberianmu padaku artinya itu sudah milikku, kau tidak punya hak untuk mengambilnya lagi dan menjualnya". Emosi Aira memuncak seketika.

Dia tidak menyangka Aiman akan menjual perhiasannya yang paling mahal, apalagi itu hanya ada satu karena Aiman sendiri yang mendesainnya.

"Aku tidak peduli, kau saja menghabiskan uang yang kamu katakan untuk ditabung, jangan lupa itu bukan dana sedikit Aira, uang itu jika dihitung sudah lebih 3 Milyar jadi aku tidak mau tahu". Aiman mengambil paksa perhiasan itu menghindari Aira yang akan mengambilnya.

"Tidak, tidak akan ku biarkan kau menjualnya". Teriak Aira dengan tidak terima. Dia berusaha merampasnya tapi tenaganya kalah dari Aiman

Aiman tidak peduli dengan sikap istrinya, dia langsung pergi membawanya tanpa memperdulikan teriakan dan umpatan Aira padanya, baginya dia harus menjalankan usaha itu dan lepas dari bayang-bayang nama Ayu dan dia bisa buktikan pada keluarganya jika dia bisa tanpa mereka.

"Sialan kau Aiman, akan ku buat perhitungan padamu jika kamu pulang" . Umpat Aira mengomel tidak jelas.

Aiman sudah sampai di toko perhiasan tempatnya dulu membeli perhiasan itu dan langsung disambut oleh pemilik toko.

"Loh mas ini kan yang beberapa bulan lalu mendesain perhiasan ini, kok dijual mas?? Tanyanya dengan penasaran.

"Saya sedang butuh uang untuk modal usaha saya, nanti jika sudah ada dananya lagi, saya akan membuatnya lagi yang lebih bagus untuk istri saya". Ucap Aiman dengan percaya diri.

"Baiklah mas, kami akan membelinya lagi". Ucap pemilik toko perhiasan itu dengan senang.

Dia sangat tertarik dengan desain perhiasan yang dibuat Aiman, itu hanya satu dan khusus makanya harganya mahal, dia bisa menjualnya dengan harga bagus nantinya.

"Dananya akan ditransfer atau mau ditunaikan?? Tanyanya lagi.

"Transfer saja, ini nomor rekening saya". Ucap Aiman menyodorkan aplikasi m-banking nya.

"Ya sudah aku transfer saja yah mas, sayang sekali ini pasti akan menjadi incaran para perempuan yang ingin membeli perhiasan, desainnya sangat bagus dan mewah". Ucapnya dengan kagum melihat perhiasan itu.

"Tidak apa-apa, jika usahaku lancar dan memiliki dana lagi, aku akan kembali kesini untuk membuat perhiasan lagi untuk istriku, toko perhiasan ini juga sangat hebat karena membuat desainnya lebih tampak cantik dari yang terlihat".

"Terima kasih atas pujiannya pak, semoga usahanya lancar, transaksinya sudah yah pak, silahkan bapak cek". Ucapnya dengan sopan.

"Ya sudah masuk, terima kasih, kalau begitu saya pamit dulu". Aiman keluar dari tempat itu dengan senyuman mengambang.

"Iya pak silahkan".

"Akan kubuktikan pada kalian kalau aku akan sukses tanpa kalian semua, lihat saja". Monolognya dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!