Dunia Ayu serasa runtuh, video itu menghantam relung terdalam hatinya, dadanya terasa sangat sakit.
"Kamu baik-baik saja?? Tanya Almira dan Sintia dengan bersamaan.
" Kak, ini beneran, ini bukan bohongan kan?? ". Tanya Ayu dengan linangan air mata.
Dia tidak menyangka jika suaminya berselingkuh darinya, bagaimana bisa dia berbuat seperti ini padanya.
"Itu benar dek, kapan aku bohong sama kamu, kamu bisa lihat sendiri siapa yang ada didalam video itu". Almira mengelus pundak sang adik ipar yang tengah menangis.
"Tapi kak, salah aku apa, sampai suamiku seperti ini". Ayu terisak pilu, dadanya terasa sangat sesak.
Almira dan Sintia menghela nafas panjang, dia kasihan pada adik ipar mereka ini, walau Sintia dan Ayu seumuran tapi mereka memang tetap menjaga kesopanan.
"Kira-kira apa tanggapan bunda melihat anaknya melakukan hal ini, aku sungguh khawatir jika bunda berpihak pada anaknya, walau anaknya salah". Almira memijit pelipisnya karena pusing.
"Aku yakin bunda bukan orang seperti itu, aku yakin bunda bukan orang yang membela kesalahan, sekalipun itu anaknya sendiri, kalian tahu sendiri bunda seperti apa". Sintia berusaha menenangkan keduanya
"Iya aku tahu, tapi tetap saja aku khawatir jika benar suami kamu berselingkuh dan bunda mendukungnya, itu akan menjadi masalah besar". Almira berucap dengan pasrah
"Kita harus mencari tahu dan mencari bukti sebanyak mungkin, setelah itu kita sidang suamimu itu dihadapan sang bunda supaya bunda tahu kelakuan anaknya".
Ayu sejak tadi menangis itupun hanya menganggukkan kepalanya karena setuju dengan perkataan kedua iparnya itu, suaranya terasa terdekat di tenggorokannya. Dia tidak menyangka jika melakukan hal seperti itu padanya.
Mereka pun duduk sambil menenangkan Rahayu yang masih saja menangis, mereka mengkhawatirkan keadaan Ayu yang kini sedang terluka.
"Kamu mengenal perempuan dalam video tadi?? Almira bertanya perlahan.
"Aku mengenalnya, dia adalah kekasih lama suamiku sebelum kami menikah, aku tidak tahu jika mereka masih sering bertemu". Ucap Ayu menunduk .
"Beritahukan aku alamat dan juga namanya, aku akan menyuruh temanku mencari tahu tentang perempuan itu, serta mencari tahu hubungan mereka". Sintia mengepalkan tangannya dengan kesal.
"Itu ide bagus dek, kita akan mulai menyelidiki nya, apa mereka berselingkuh atau seperti apa, kita tidak bisa langsung mengambil kesimpulan tanpa bukti".
"Aku pastikan suamiku akan menerima akibatnya jika dia berani bermain di belakangku". Ayu mengepalkan tangannya tanda dia sangat emosi.
"Ada apa anak-anak??, kenapa wajah kalian tegang seperti itu, terus kenapa Ayu menangis". Ucap Shofiyah muncul secara tiba-tiba.
" Eh bunda". Gugup ketiganya.
Mereka bertiga tidak menyangka jika mertua mereka itu muncul, mereka berharap dia tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"Kenapa kalian, kok tiba-tiba gugup, ingat yah jangan sembunyi kan apapun dari bunda jika kalian menganggap bunda ibu kalian". Shofiyah memandang ketiganya dengan penuh tuntutan.
Mereka saling melirik, seolah berkomunikasi lewat tatapan mereka, Shofiyah yang melihat itu menatap tajam ketiganya.
"Katakan pada bunda sekarang juga, jika kalian tidak memberitahukan bunda, bunda akan marah sama kalian". Shofiyah melipat kedua tangannya didada menatap ketiga menantunya dengan tajam.
Mereka saling menyenggol dan melempar pandangan, mereka khawatir sekaligus takut akan reaksi bunda mereka.
"Ayo cepat katakan anak-anak, kalian pasti menyembunyikan sesuatu dari bunda, bunda tidak akan memaafkan kalian jika kalian tidak memberitahu bunda". Shofiyah berkacak pinggang menatap marah pada ketiga menantunya itu.
Ketiganya menghela nafas karena mereka seperti nya tak punya pilihan lain selain memberitahukan apa yang terjadi.
"Ini bunda, lihatlah, silahkan bunda tanggapi sendiri". Mira menyodorkan video mesra Farhan dengan seorang gadis.
Mata Shofiyah melebar, dia memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak, dia tidak menyangka anaknya berselingkuh dan yang lebih parahnya itu adalah perempuan yang dulu meninggalkan anaknya bahkan anaknya nyaris gila.
"Ini nyata nak, ini editan kan?? Tanyanya dengan terbata-bata.
Dia berusaha menyangkal tapi melihat Mira menggelengkan kepalanya seakan membenarkan jika didalam itu nyata adanya bukan editan
"Seperti nya anakku ini mencari mati dengan ku". Desis Shofiyah dengan emosi.
"Bunda, bunda tidak apa-apa?? Tanya Mira Khawatir.
Dia bisa melihat mertuanya itu mengepalkan tangannya dengan penuh emosi bahkan wajah putihnya berubah merah.
"Apa kamu punya bukti lain selain ini?? Tanyanya dengan gerakan tertahan.
"Ada bunda, tapi kami masih akan berusaha mencari tahu bunda". Ucap mereka bersamaan dan menunduk.
"Tidak perlu, bunda sendiri yang akan cari tahu, kalian duduk tenang melihat hasilnya, jika putra bunda terbukti melakukannya maka dia akan menerima konsekuensi berat dari bunda"? Ucap Shofiyah dengan dingin.
Mereka saling melempar pandangan mendengar perkataan sang mertua, mereka tidak menyangka jika reaksi mertuanya seperti itu.
"Bunda yakin akan mencari tahu sendiri??, biarkan aku yang mencari tahunya bunda, bunda cukup menyidangkan anak bunda nanti". Sintia memandang Shofiyah dengan khawatir, takut mertuanya terluka.
"Tidak perlu nak, bunda akan mencari tahu sendiri, dia anak bunda, bunda akan menindak tegas dirinya jika dia terbukti melakukan perselingkuhan itu, kalian tidak perlu khawatir".
"Baiklah bunda, terserah bunda saja, aku tadi mem video itu saat aku berada di restoran untuk membeli makanan, aku melihat mereka bergandengan mesra selayaknya orang menikah bunda, bahkan bunda lihat sendiri videonya, itu sudah bukti kuat ". Almira menunduk kan kepalanya takut akan reaksi mertuanya saat dia mengatakan itu
"Baiklah, bunda akan meminta seseorang mencari tahu, dia pasti bisa memberikan informasi pada kita sebelum suami kalian pulang dan jika terbukti yang kamu katakan, bunda akan menyidangnya sebentar sekalian memperlihatkan bukti-bukti yang ada". Shofiyah menghela nafas berat, matanya berkaca-kaca.
Dia merasa gagal menjadi ibu karena anaknya berprilaku seperti itu, dia sungguh tidak menyangka.
"Jika benar nak, bunda serahkan semua keputusan padamu, apapun yang terjadi nantinya, kamu tetap anak bunda, bersama tidaknya kamu dengan anak bunda". Shofiyah memandang Ayu dengan tangis mulai membasahi pipinya.
"Bunda tidak apa-apa, jika aku tidak melanjutkan pernikahan ini?? Tanyanya dengan pelan takut menyakiti sang bunda.
"Tidak apa nak, seperti yang bunda katakan, apapun keputusan kamu bunda akan mendukungnya, anak bunda bersalah, bunda tidak akan membelanya". Shofiyah meneteskan air matanya.
"Terima kasih bunda sudah menyayangi aku seperti ini". Mata Ayu berkaca-kaca, dia sangat menyayangi mertuanya ini Seperti ibunya sendiri.
" Bunda akan menghubunginya, kalian bersiaplah, sekarang telpon suami kalian untuk pulang, kita akan melakukannya sekarang juga".
"Iya bunda, kami akan melakukannya". Kompak ketiganya, segera mengambil handphone menghubungi suami mereka masing-masing.
Shofiyah berjalan gontai ke kamarnya, dan dia segera menghubungi seseorang yang biasa dia percaya untuk mencari informasi, dulu saat dia memilih kedua menantunya, dia juga mencari informasi dan inilah orangnya.
"Bisa kan kirimkan aku, aku tunggu yah". Ucap Shofiyah dengan pelan.
"Baiklah, tapi menantumu aman kan?? tanya orang di seberang.
"Ya seperti itulah, aku akan memberi anakku pelajaran jika dia terbukti melakukannya, perempuan bersamanya adalah perempuan gila harta, aku tak akan membiarkan anakku jatuh kepada perempuan seperti itu".
"Baiklah, apapun keputusanmu, aku akan mendukung".
"Terima kasih". Ucapnya menutup telponnya.
"Jika itu benar nak, kamu harus menerima konsekuensinya". Monolog Shofiyah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments