Shofiyah memandang sang anak dengan sendu, dia sedih karena rumah tangga anaknya berantakan tapi ini adalah kesalahan anaknya yang tidak bisa ditoleransi, apalagi setelah semua Ayu berikan kepada keluarganya selama ini.
Dia masih ingat bagaimana ayu membantunya dan anak-anak nya ketika usaha mereka berada di ambang kebangkrutan saat Aiman terpuruk, dia harus sering mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menebus Aiman dikantor polisi saat itu. Karena Aiman pula usaha mereka kurang berjalan karena orang tahu bahwa dia berandalan dan suka mabuk-mabukan.
"Ngapain kita mau beli barang disini, anaknya itu berhadapan, suka mabuk-mabukan, hobbynya keluar masuk penjara, nanti kita ketiban sial belanja di sini".
"Iya benar, putus cinta kok jadi gila, sayang banget". Sinis para ibu-ibu.
"Anak saya sedang berada di fase terendah dalam hidupnya bu, kalian tidak bisa menghina seenaknya pada anak saya tanpa tahu apa yang terjadi".
"Ala, jangan banyak omong kosong, anak gila kok dipelihara, masukkan aja kerumah sakit jiwa tuh".
karena jarangnya orang berbelanja pada toko grosir yang dia miliki, dia hampir gulung tikar, saat itu ayu yang berstatus pacar dari Anaknya itu datang kesana dan mendengarkan apa yang mereka katakan.
"Tidak apa-apa bunda, ayu akan membantu usaha bunda, kebetulan ayu punya banyak kenalan dan ada dana, bunda bisa gunakan itu untuk kembali membuat usaha bunda laris dan oh iya, kakak juga ada lowongan sesuai dengan ijazah mereka, aku sudah merekomendasikan mereka".
"Benarkah nak?? Shofiyah menatap sendu sang calon menantu.
"Iya bunda, aku sudah memasukkan lamaran kakak semua, nanti mereka akan dipanggil kok dan diterima". Ucapnya dengan senyum tulus.
"Makasih yah nak, maafkan anak bunda karena kemaren kamu hampir mati tercekik oleh Aiman".
"Tidak apa-apa bunda, aku memakluminya, dia tidak sengaja, emosinya memang tidak stabil, dia akan sembuh nanti, hanya butuh sabar saja".
"Terima kasih nak, bunda harap kamu berjodoh dengan anak bunda, kamu gadis yang baik dan sabar, anak bunda beruntung sekali mendapatkan gadis seperti mu".
"Sama-sama bunda".
Sejak saat itu toko mereka kembali ramai berkat marketing dari ayu, dan Aiman juga kini tengah terapi kejiwaan dan mental, dan perlahan perekonomian kelaurganya naik, anaknya mendapatkan pekerjaan bagus dan Aiman bisa berobat full.
"Bunda". Almira memegang tangan sang bunda yang terlihat melamun.
"Ah iya nak". Shofiyah terletak dari lamunannya mengingat bagaimana ayu membantu keluarganya.
"Bunda melamun?? Tanya Almira dengan khawatir.
"Bunda hanya tidak enak sama ayu nak, dia perempuan sangat baik, bunda hanya merasa dia tak pantas bersama anak bunda yang sangat banyak ke kekurangan itu". Ucap Shofiyah menghela nafas.
Aiman mendengar itu mengangkat kepalanya yang sejak tadi menangisi dirinya akan kebodohannya.
"Bunda". Ucapnya dengan serak.
Dia tidak menyangka bundanya bisa berkata seperti itu tentangnya setelah kesalahan nya itu.
"Kau tahu nak, Ayu itu perempuan sempurna, cantik, punya segalanya, baik dan sangat setia dan sangat menghormati mu, dia mengorbankann segalanya untukmu karena dia mencintai kamu, tapi kamu yang bahkan tidak ada apa-apa dibandingkan ayu bisa selingkuh dengan wanita murahan dan mata duitan itu, kau sungguh rugi nak".
"Bukankah kata-kata bunda keterlaluan menghina Aira seperti itu??
"Terus apa nama yang pantas bunda sematkan padanya nak, bunda yakin dia bukan tidak tahu kalau kamu sudah menikah, kau ditinggal olehnya karena tidak punya apa-apa saat itu kan??, sekarang kau punya segalanya, pekerjaan bagus, gaji lumayan, kehidupan Mapan, baru dia melirik mu, apa namanya jika bukan perempuan mata duitan dan perempuan murahan". Ucap Shofiyah dengan dingin.
"Aku tidak tahu bunda bisa berbicara sekasar itu?? Aiman menatap bunda tidak percaya.
"Karena bunda seorang ibu dan mertua, dia perempuan yang merusak masa depan anak bunda saat masih muda, sekarang dia merusak rumah tangga yang menantu bunda perjuangkan setengah mati, bunda tidak akan pernah tinggal diam setelah ini, bunda pastikan dia akan mendapatkan balasannya".
"Jangan pernah lakukan apapun padanya bunda". Aiman menatap sang bunda dengan berani.
Shofiyah maju ke depan sang anak hingga berhadapan dengan wajah sang anak, matanya tajam penuh kemarahan bercampur rasa kecewa
"Dengar Aiman, Ayu bisa membawamu sampai mencapai kesuksesan, dia juga bisa mengembalikan mu ke titik nol seperti saat dia bertemu denganmu, jangan lupa Aiman dialah yang mengurus segala sesuatu sampai kau berada di tempatmu sekarang karena koneksinya Aiman, jadi kita lihat perempuan itu bisa menerima mu seperti Rahayu saat kau tidak punya apa-apa ".
"Bunda mendoakan ku kembali ke titik nol?? Aiman tidak sadar meninggikan suaranya.
Egonya sebagai seorang laki-laki terasa diinjak-injak karena hal ini dan dia tidak terima.
"Aku akan tunjukkan bahwa aku bisa meraih puncak tanpa ayu bunda dan aira sudah berubah dan bisa menerimaku". Ucap Aiman dengan kesal.
"Kita lihat saja, apa perkataanmu itu bisa dipegang tanpa ayu". Shofiyah meninggalkan Aiman yang kini menatapnya penuh amarah.
"Seperti nya perempuan itu bisa membuatmu kembali kehilangan akal mu, dulu menghancurkan keluargamu sendiri dan hidupmu kini kau menambahnya dengan menghancurkan rumah tangga yang dibangun di atas pengorbanan ayu, terserah padamu, jika setelah ini kamu kembali berada di titik nol maka jangan pernah berharap kami akan membantumu lagi, pergilah, jangan lupa cari rumah baru karena semua yang kau miliki sekarang dalah milik ayu, tahu dirilah sedikit kecuali kau manusia tidak tahu malu". Sarkas Sultan meninggalkan Aiman mematung mendengar perkataannya.
"Benar kata kakakmu, semua yang kau miliki sekarang ini adalah milik ayu, kembalikan miliknya dan mulailah dari nol, agar kau tahu perempuan itu tidak tulus menyayangimu dan mencintaimu, dia hanya ingin uangmu saja". Shifa memandang tajam sang adik
"Baik, aku akan menyerahkan semuanya pada Ayu, akan kubuktikan kepada kalian semua jika aku bisa tanpa kalian dan juga ayu". Teriak Aiman dengan amarah.
Sultan yang sudah berjalan menuju kamarnya pun berbalik, dia menatap sang adik dengan tatapan sinis.
"Buktikan jangan beromong kosong". Ucapnya merendahkan.
Aiman mengeram kesal melihat seluruh keluarganya meninggalkannya, apa salahnya dia bersenang-senang dengan perempuan diluar sana toh dia hanya kembali bersama istrinya, sekarang dia sudah memiliki segalanya.
"Baiklah, aku akan perlihatkan pada kalian jika aku bahkan lebih hebat tanpa ayu". Ucapnya dengan geram.
Dia keluar dari rumah sang kakak dengan penuh emosi menuju rumahnya, dia akan mengembalikan semua milik ayu yang dia pakai, dia hanya akan mengambil tabungan yang berisi gajinya selama ini.
"Aku pulang". Ucapnya begitu sampai dirumah.
Ayu yang memang sudah ada dirumah hanya menatapnya datar tanpa menyambutnya seperti biasa.
"Aku pulang mengembalikan semua yang kamu berikan". Ucap Aiman dengan sombong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments