Bab 13. Mendatangi rumah

Damera menatap rumah yang dulu pernah ia pilih bersama dengan Danil, ketika itu mereka berencana untuk tinggal di sini juga karena suasana nya yang sangat asri. jauh dari keramaian kota dan ada danau kecil yang sangat bersih, bisa berenang di sana karena memang sudah di pastikan tidak ada apa apa di dalam danau.

Uang Mera yang membeli rumah ini atas nama Danil, ketika itu ia sangat gila cinta sehingga Danil bicara apa saja akan ia turuti. bahkan terakhir kali Danil bilang rumah ini sudah di jual nya, dia mengatakan bahwa rumah itu berbahaya karena sangat sepi, akan rawan rampok dan juga maling.

Mera percaya saja bahkan tanpa minta uang penjualan dari rumah ini, bahkan juga Danil menunjukan wajah orang yang membeli rumah tersebut. Mera percaya sehingga tidak pernah tanya walau hanya satu kali pun, namun setelah kejadian buruk ini menimpa diri nya kemarin, baru lah ia mengorek semua dari ujung dan akhir.

Juna sangat bisa di andalkan dalam hal ini, hanya berbekal sedikit informasi saja ketika dia mencari sosok yang Aira katakan saat masih di rumah sakit menjenguk Danil. karena saat itu Mera meletakan alat penyadap suara di tas Aira, sehingga tau apa saja yang Aira katakan dan rupa nya adalah rahasia besar.

Hubungan Aira dan Danil saja sudah membuat diri nya kaget, malah tambah lagi sebuah fakta mengejutkan dari sana. jadi Juna pun mencari bocah yang bernama Hanzel, sekarang sudah tau dan ternyata menempati rumah yang ada di sini, sungguh luar biasa mulut Danil saat sedang mengarang cerita pada Mera.

Rasa nya selama bertahun tahun ini sangat di tipu mentah mentah oleh Danil, hubungan mereka sudah lima tahun berjalan dan Mera sangat mencintai Danil. tapi nyata nya Danil sudah lebih dulu berhubungan pada Aira, sehingga membuahkan seorang anak yang bernama Hanzel ini, bahkan usia nya sudah delapan tahun sekarang.

"Ini rumah ku karena membeli rumah ini menggunakan uang ku, tapi bagai mana bisa malah di tempati oleh anak dia bersama wanita lain." Mera tertawa miris.

"Saya pernah menasehati anda agar jangan terlalu percaya pada Danil." Juna membuka suara.

"Tapi saat itu aku tidak percaya, bahkan aku memarahi mu." Mera pun masih ingat akan hal itu.

"Tidak apa apa, manusia apa bila sedang jatuh cinta maka akan sangat bodoh." jawab Juna.

Mera melirik Juna yang secara tidak langsung mengatai diri nya bodoh, tapi memang itu fakta nya dia memang sangat bodoh saat sedang jatuh cinta pada Danil, mau saja memberikan apa pun yang ia punya.

"Parah nya lagi aku mengira bahwa diriku lah korban perselingkuhan karena Danil bercinta dengan Lista, tapi ternyata aku yang menjadi selingkuhan." ujar Mera.

"Itu kasus nya beda, Aira sendiri yang mau di selingkuhi demi harta!" tegas Juna.

"Hahahaaa, tidak ku sangka bahwa sahabat ku juga sejahat itu." Mera tertawa miris.

"Jangan pernah percaya pada siapa pun lagi, karena rasa percaya itu bisa saja membunuh kita." nasihat Juna.

"Jadi aku juga tidak boleh terlalu percaya padamu?" Mera menatap Juna sambil tersenyum.

"Tidak, jangan pernah percaya pada siapa pun apa lagi saya!" tegas Juna tak ada raut bercanda sedikit pun.

Tarikan nafas Mera terdengar berat karena bila menuruti kata hati maka dia memang tak bisa mau percaya pada siapa pun lagi, terlebih Juna yang sama sekali ia tidak tau asal usul nya yang jelas dari mana. namun untuk Juna ia tidak terlalu peduli, fokus saja pada masalah nya ini.

Maka Mera berjalan keteras rumah dan mengetuk nya kencang, agar yang menghuni rumah ini keluar menemui diri nya. bocah delapan tahun bukan kecil lagi, sudah sekolah dasar sekitar kela dua, bila di ajak bicara maka pasti nya akan paham karena itu memang bisa di bilang bukan anah kecil.

"Cari siapa, Kak?" tanya Hanzel yang siap siap mau pergi latihan bola.

"Di mana orang yang mengasuh mu?" Mera langsung tanya tanpa menjawab.

"Ada di dalam, sebentar ku panggil kan." Hanzel heran juga melihat ada yang datang.

Tak lama muncul lah seorang wanita yang sama sekali tidak kenal dengan Mera, dia di sini hanya sebagai pengasuh saja dan tidak tau apa masalah Mera dengan Aira dan juga Danil. jadi melihat ada yang datang begini agak heran, maka nya tersenyum agak takut.

"Cari siapa ya, Non?"

"Apa benar kamu yang bernama, Laila?" tanya Mera pelan.

"Benar, saya Ibu nya Hanzel." angguk Laila sambil tersenyum manis.

"Oh begitu, saya datang karena ingin melihat apa benar ini rumah Hanzel." Mera menyeringai membuat Laila agak cemas.

Hanzel sendiri langsung menjauh karena dia melihat rombongan pria berbaju hitam lengkap pula dengan kaca mata hitam nya, sekitar lima orang datang dan langsung menyergap masuk kedalam rumah.

"Bawa saja dia, tidak usah menyakiti nya." pesan Juna.

"Heh mau kalian apa kan anak ku?!" Laila berseru kaget.

"Minggir, kau mau mati bila melawan kami?" pria berbaju hitam membentak Laila.

"Ibuuuuu! tolong aku, Bu." Hanzel berteriak ketakutan.

"Jangan sakiti anak ku, apa salah kami pada kalian!" Laila ingin mengejar Hanzel yang sudah di masukan kedalam mobil.

Mera mengambil video di mana Laila sedang menjerit jerit minta Hanzel di lepaskan, Laila yang sadar sedang di rekam langsung mengamuk dan ingin menarik masker yang Mera kenakan. sayang nya tidak bisa karena Juna selalu sigap melindungi, tidak akan ia biarkan orang menyakiti Nona nya.

"Tidak usah kau mengarang cerita bahwa dia adalah anak mu, dia anak dari Aira!" geram Mera menarik kaos yang Laila pakai.

"Ka-kau...bagai mana kau bisa tau?" Laila kaget sekali.

"Akaui bahwa dia anak nya Laila dan Hanzel, maka nyawa mu akan selamat!" ancam Mera siap dengan Juna yang akan membuat video.

"Tidak! saya tidak mau melakukan nya." tolak Laila yang takut.

"Aaaagkkh, IBUUUUU!" Hanzel berteriak kesakitan karena bagian betis di sayat pisau tajam.

Tidak bisa bila dia terus mengulur ulur waktu tidak mau mengaku, karena Hanzel bisa celaka di buat orang orang ini. walau pun Hanzel bukan lah anak kandung nya, namun Laila sangat menyayangi anak itu yang ia asuh sejak masih bayi merah.

"Aku akan melakukan nya, tapi tolong jangan sakiti Hanzel." Laila bersujud memohon.

"Lakukan sekarang, tapi kalau kau memang ingin dia celaka dan orang orang ini memperkosa mu bergantian maka tidak usah kau lakukan." sahut Juna enteng saja.

Laila menelan ludah nya dengan susah payah dan mau mengakui sambil di rekam bahwa Hanzel bukan lah anak kandung nya, selama ini ia hanya mengasuh saja. bahkan Mera menyuruh mengatakan bahwa Hanzel adalah anak nya Aira dan juga Danil, Laila yang memang di pekerjakan oleh dua orang itu terpaksa mengakui semua nya.

Lima orang suruhan Juna ini tidak main main ukuran badan nya, apa bila sampai di perkosa sampai lima orang maka sudah pasti Laila akan mati sia sia. jadi sekarang tidak punya pilihan lain, lebih baik mengaku saja bahwa Hanzel memang bukan lah anak nya.

Masih edisi lebaran ya, guys. othor aja baru pulang dari kampung, masih lelah juga ini pinggang.

Terpopuler

Comments

Siti Zaid

Siti Zaid

Jahat banget tuh jadi orang..Aira ular berbisa..danil lelaki keparat...keduanya layak dibuang kelaut biar dimakan hiu...tapi Hanzel kesian dia tak tahu apa2...

2025-04-03

1

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

🙄🙄🥴🥴huh permainan kalian patut di acungi jempol, demi harta kalian membuat rencana yang seakan" kalian tuh orang baik

2025-04-04

1

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

mantap mera pembalsan mu tqk main2 siap2 aira dan daniel benar2 penipu hebat dan mera jg sangat2 bodoh buta cinta

2025-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!