Bab 20

"Kamu jadi mampir ke kantor Dion, nak? " tanya nyonya Ningsih kepada Wulandari sang putri.

"Jadi dong ma, ini aku sudah siapkan sarapan untuk mas Dion." sahut Wulan tersenyum manis kepada sang mama, tangannya cekatan memasukan nasi goreng seafood dan roti bakar ke dalam box makan, karena dia belum tau makanan yang di sukai oleh Dion, makanya Wulan membawa beberapa macam makanan ke kantor Dion.

"Bagus deh, biar pedekate kamu makin lancar, kamu harus lebih perhatian sama Dion, semoga aja hatinya luluh dengan perhatian dari kamu." senang nyonya Ningsih tersenyum bahagia.

"Do'ain ya ma, semoga aku bisa bersatu sama mas Dion, siapa sih yang nggak kenal sama dia, dia itu sangat terkenal loh." kekeh Wulan.

"Itu sudah pasti loh, mama akan terus mendo'akan kamu bisa berjodoh dengan Dion." ucap nyonya Ningsih merangkul sayang bahu sang putri.

"Ya sudah, klau gitu aku berangkat dulu ya ma." ucap Wulan penuh semangat.

Sementara di tempat lain, Dion sedang melayani anak kembarnya sarapan.

"Kalian mau sarapan apa sayang? " tanya Dion saat berada di meja makan, Dion memaksa Arumi untuk ikut sarapan di apartemen Arumi itu, bahkan pagi pagi sekali Dion sudah sampai di sana, dan ikut membantu Arumi menyediakan sarapan, walau nyatanya dia hanya bisa bikin rusuh di dapur itu, tapi Dion senang, bisa melihat wajah kesal sang istri.

"Aku mau nasi goreng sama telor ceplok." jawab Alexa penuh semangat.

Abang sama aja kaya punya adek." sahut Axel.

Dion melayani anak kembarnya dengan penuh bahagia, sungguh kebahagian yang tidak bisa di ganti dengan apa pun.

"Sayang, kalian mau ikut Daddy ke kantor? " tanya Dion yang ingin sekali membawa anaknya ke kantor, sungguh Dion tidak ingin berpisah dengan anak kembarnya itu.

"Kapan kapan saja Dad, hari ini kami ingin menyelesaikan tugas sekolah kami." sahut Axel dan di angguki oleh Alexa, buka tidak ingin ikut dengan sang Daddy tapi mereka memang harus menyelesaikan tugas mereka.

Dion mengangguk tanda mengerti, walau ada sedikit kecewa di hatinya karena tidak bisa membawa di kembar ke kantor.

"Oh, iya. Ngomong ngomong soal sekolah, apa kalian tidak mau pindah ke sekolah yang ada di sini? " tanya Dion.

Si kembar lansung saling pandang, mereka bingung mau jawab apa, karena mereka beberapa bulan lagi juga harus kembali ke negara lahir mereka.

"Kok, diam? " tanya Dion lagi.

"Bukan nggak mau dad, tapi kami beberapa bulan lagi kami juga akan pulang ke negara x, nanti susah lagi daftar sekolahnya, sementara kami sudah cocok dengan sekolah yang sekarang." sahut Axel bijak.

Dion lansung tercekat, sungguh dia tidak ingin lagi berpisah dengan anak istrinya, sudah cukup waktu 8th mereka berpisah, tidak untuk kali ini, Dion bertekat akan menahan anak dan istrinya untuk terus tinggal di negara ini, dia akan melakukan cara apa pun, agar sang istri bisa kembali kepelukannya.

Dion menatap sang istri penuh arti, namun Arumi tak perduli dengan itu, dia fokus dengan makannya, apa yang bisa Arumi lakukan, sekarang Dion sudah tau mempunyai anak, tidak akan mudah untuknya lepas dari laki laki itu, namun dia akan berusaha untuk kembali ke negara x karena masih ada banyak kerjaan yang harus dia tangani, klau memang harus kembali ke negara ini.

"Dion mana ya? kok belum turun juga." ujar nyonya Lia menunggu sang putra di meja makan.

"Sudah berangkat dari subuh tadi." sahut Doni.

"Haa.... Ngapain berangkat pagi pagi sekali? memang ada acara penting? " kaget sang mama.

"Entah lah, bisa jadi begitu." sahut Doni acuh tak acuh.

"Hisss.... Anak ini klau di tanya." geram nyonya Lia.

"Tentu saja sangat penting ma, ini mengenai keberlangsungan hidupnya." kekeh Doni, tuan Aditya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sang anak, dia tau pasti Dion pergi ke apartemen Arumi, memang nyonya Lia dan Yasmin belum tau tentang pertemuan mereka dan juga bertemu dengan si kembar.

"Pa, apa papa sudah bertemu dengan anaknya? " tanya Doni, kemarin dia ingin ikut bertemu si kembar, namun tidak bisa ikut, karena harus menggantikan Dion rapat bersama Leo.

"Sudah, mereka sangat tampan dan cantik. " ucap tuan Aditya tersenyum bahagia membayangkan wajah di kembar.

"Jadi mereka kembar? " Doni terpekik bahagia, mendapat berita itu.

"Mmmm..." angguk tuan Aditya.

"Ahhh... Aku sudah tidak sabar menemui mereka." sahut Doni berbinar bahagia.

"Kalian lagi ngomongin apa sih, anak siapa? " bingung nyonya Lia.

"Ngomongin cucu kita lah." sahut tuan Aditya santai.

"Anak Yasmin? mana ada Yasmin punya anak, hamil saja belum." sewot nyonya Lia.

"Bukan, ma. Tapi anak bang Dion." sahut Doni santai.

"Apa....! kamu nggak salah ucap kan Don? mana mungkin abangmu punya anak, dia kan belum menikah lagi." syok nyonya Lia.

"Mana mungkin abang nikah lagi ma, secara dia masih punya istri, mana mau Arumi di madu sama abang." kekeh Doni geleng geleng kepala.

"Lalu anak dari perempuan mana? apa abang mu bermain gila dengan wanita nggak benar di luar sana?! " nyonya Lia mulai emosi mendengar ucapan Doni yang bertele tele itu.

"Ya nggak lah ma, amit amit itu mah." ujar Doni lagi.

"Lalu anak dari siapa? " kesal nyonya Lia lagi.

"Tentu saja anak bang Dion sama Arumi." jujur Doni.

"A-apa....!! K-kamu nggak bohongkan? memang Arumi sudah kembali?" syok nyonya Lia.

"Sudah ma, kemaren klien kita dari negara x itu adalah Arumi." terang tuan Yudist.

"Apa...!! " pekik nyonya Lia semakin syok.

"Iya, Arumi perwakilan dari perusahaan dari negara x itu, ternyata saat pergi dari rumah, Arumi sedang hamil." terang tuan Aditya.

Nyonya Lia semakin syok dengan kabar yang dia Terima, apa lagi kini dia sudah mempunyai cucu, bahkan cucunya tidak satu, tapi ada sepasang.

"Papa sudah bertemu dengan mereka? " tanya nyonya Lia setelah bisa mengendalikan dirinya.

"Sudah, makanya semalam papa pulang agak larut, karena papa lupa waktu mengajak mereka bermain di wahana anak.

Puk...

"Papa curang, kenapa nggak ajak mama." kesal nyonya Lia memukul bahu sang suami.

"Hehehe... Maaf ma, saking bahagianya, papa lupa kasih tau mama." kekeh tuan Aditya.

"Ayo... Anter mama ke tempat tinggal mereka, mama mau bertemu dengan cucu cucu mama." ujar nyonya Lia berkaca kaca.

"Baik lah tapi agak sorean ya, masalahnya hari ini jadwal kami padat, dan Arumi pun sama, kami akan meninjau proyek hari ini." bujuk tuan Aditya.

"Hmmm... Baik lah." pasrah nyonya Lia, percuma saja dia memaksa pergi saat ini, karena semua orang sedang sibuk.

Bersambung....

Haii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Nah nyonya Lia baru tau Dion sdh punya anak, kembar lagi bagaimana nanti nyonya Lia sama bu Ningsih ibunya Wulan sedangkan mereka mau menjodohkan Dion dgn Wulan .

2025-04-06

1

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

jadi macam mana perjodohan dion nyonya lia apakah anda lupa menjodohkan anak anda sama si wulan,bakal berabe urusannya

2025-04-06

1

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Laahhh....si ibu.....
clon mnntumu mau d kmnain woooyyyy.....sgtu hbohnya nyriin jdoh buat anknya,glirn tau udh pnya cucu lngsng amnesia.....ccckkk....

2025-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!