Kini yang tinggal di dalam ruangan rapat itu hanya ada Dion Doni tuan Aditya Leo Clara dan Arumi.
Arumi sudah memantapkan hatinya dari awal, akan menemui keluarga sang suami, untuk meminta kejelasan hubungan dia dan Dion, walau tidak ada lagi terniat untuknya menikah lagi, setidaknya dia punya status yang jelas.
Apa lagi sebelum kembali ke negara ini, Ambar sudah menasehati Arumi, agar bisa berdamai dengan masa lalunya, kembali atau tidak dia kepada sang suami, tapi tolong ingat si kembar, walau anak itu tidak bertanya tentang ayah mereka, pasti anak anak itu juga ingin merasakan kasih sayang seorang ayah.
"Nak." panggil tuan Aditya membuka kecanggungan di antara mereka.
Arumi membalas dengan senyum manisnya.
"Apa kabar pa? " tanya Arumi berjalan mendekati papa mertua atau mantan papa mertuanya itu, lalu Arumi menyalami tuan Radit dengan takzim.
"Kurang baik sejak kamu pergi." ujar tuan Aditya yang tidak tahan memeluk menantunya itu.
"Kamu pintar banget bersembunyi, hingga kami susah mencari keberadaan kamu, kenapa nggak bilang sama papa dan mama atas perlakuan buruk laki laki itu, seharusnya kamu bilang sama kami biar papa menghajarnya, kamu malah pergi tanpa kata membuat kami merasa bersalah sama kakek kamu, mama kamu sampai sakit, nak. Pulang ya lihat mama kamu." ujar tuan Aditya sendu.
"Maaf." ucap Arumi merasa bersalah.
"Iya, harusnya kamu bilang sama aku, dari awal aku bersedia menikah sama kamu dan membahagiakan kamu, tapi yang di jodohkan sama kamu itu si brengsek itu, aku sudah minta sama dia klau dia tidak mau, biar aku yang gantiin dia, tapi dia menolak, dia mau menikah dengan kamu, tapi apa yang dia lakukan, bukan membahagiakan kamu, malah membuat kamu pergi dari rumah." kesal Doni dengan.
Arumi terkekeh melihat tingkah Doni itu, Arumi dan Doni memang seumuran hanya tua satu bulan Doni dari Arumi.
"Ya sudah, kamu minta cerai aja, lalu menikah dengan ku, aku nggak masalah kok dapat mantan istri abang ku, aku nggak perduli omongan orang lain, aku tau siapa kamu, pasti aku sangat beruntung punya istri seperti kamu yang perhatian sama suami dan adik iparnya." cerocos Doni.
Buk...
Dion lansung menendang kaki sang adik, karena tidak Terima dari tadi di jelek jelekin dan apa katanya istrinya di suruh minta cerai, ohh... Tidak akan terjadi itu ferguso, bahkan klau ada laki laki yang dekat sama istrinya itu sekarang, Dion akan berusaha menjauhkan laki laki itu dari istrinya.
"Awww.... Apa apaan sih loe bang, sakit tau." kesal Doni berjingkat jingkat menahan sakit di kakinya.
Clara malah terkekeh melihat tingkah Doni itu.
"Siapa suruh loe ngomong yang nggak nggak sama istri gue." kesal Dion.
Dion menatap sang istri dengan tatapan penuh kerinduan.
"Mas terlalu banyak salah ya, sampai sampai kamu pergi tanpa bisa mas temukan." ujar Dion dengan mata berkaca kaca.
Arumi hanya diam tanpa mau menjawab ucapan suaminya entahlah, atau mungkin sudah mantan. suami.
"Kenapa tidak mau melihat mas berubah, padahal mas sudah janji akan berubah untuk kamu dan untuk kebahagian rumah tangga kita." ucap Dion pelan.
Arumi terkekeh, mendengar ucapan suaminya itu.
"Berubah seperti apa? bahkan saat wanita itu menelpon mas tengah malam saja mas memilih menemui dirinya dari pada mendengarkan ucapan ku melarang mas untuk pergi." kekeh Arumi yang masih mengingat kejadian saat itu.
"Dari situ aku tau, aku bukan prioritas mas, makanya aku memilih menyerah, dan mas bisa bahagia bersama wanita pilihan mas, lalu kenapa sampai saat ini mas tidak mau melepaskan ku, masih menahan untuk menandatangani surat cerai yang aku kirim." tanya Arumi.
Dion menggelengkan kepalanya, sampai kapan pun dia tidak akan menceraikan sang istri, istrinya hanya milik dia, tidak ada orang lain yang bisa memiliki sang istri, bahkan adik kandungnya sendiri akan dia singkirkan klau sampai mencoba mendekati sang istri.
"Mas sudah katakan berulang kali, klau mas tidak akan menceraikan kamu sampai kapan pun, karena kamu hanya milik mas, tidak ada wanita lain yang akan menjadi istri mas, dia hanya kamu satu satunya, begitupun dengan kamu, kamu hanya milik mas seorang, tidak ada orang lain." tekan Dion dengan tegas.
"Masalah waktu itu, mas mengaku salah, ternyata wanita itu hanya ingin menjebak mas, mas sudah mendapatkan hukuman karena itu, dan kamu pun pergi bertahun tahun dari hidup mas, jadi sudahi hukuman itu, mari kita kembali membina rumah tangga yang baik, mas janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, mas janji akan memperlakukan kamu dengan baik dan juga akan membahagiakan kamu selamanya." mohon Dion memegang ke dua tangan Arumi.
"Jangan membual, klau tidak bisa menepatinya mas." kekeh Arumi.
"Mas tidak membual, mas berkata jujur." tegas Dion.
Arumi hanya diam dan menatap Dion, mencari kebohongan di mata Dion, namun sialnya tidak dia temukan.
"Ayo pulang, sudah cukup rumah kita kehilangan tuannya." ucap Dion sedikit memaksa.
"Ihhh... Apa sih maksa maksa, aku belum mengiyakan permintaan mas ya." menarik tangannya dari genggaman Dion.
"Kamu harus di paksa, sayang. Klau tidak kamu pasti akan kabur lagi." ujar Dion.
"Apa sih." kesal Arumi.
"Ya sudah, klau nggak mau pulang kerumah kalian, sekarang Rumi ikut papa aja pulang, untuk bertemu sama mama, mama pasti senang banget kamu datang, apa lagi si cerewet Yasmin." ajak tuan Aditya.
"Ehhh..." kaget Arumi, niatnya memang ingin datang ke rumah mertuanya, tapi tidak sekarang juga, bagaimana anak anaknya, yang menunggu dia di apartemen saat ini.
"Kenapa? kamu juga nggak mau." ujar Tuan Aditya sedikit kecewa dari ucapannya.
"Ehhh... Bukan begitu pa." gugup Arumi.
"Lalu apa? kenapa kamu tidak mau menemui mama? desak tuan Aditya.
Arumi menatap ke arah Clara, Clara tidak tau mau memberi saran apa, masalahnya dia tau apa yang ada di pikiran Arumi, ya itu anak anak mereka.
" Haii... Kok malah bengong." ucap tuan Aditya.
"Atau mau nikah sama aku aja." selalu Doni, tentu saja kembali dapat serangan dadakan dari Dion.
"Bukan, bukan nggak mau, tapi anak anak aku gimana, mereka masih di apartemen." jujur Arumi pada akhirnya.
"APA.... Anak! anak siapa? " pekik Dion syok.
"Ya anak aku lah, memang anak siapa lagi, anak orang nggak mungkin aku perduli." sungut Arumi.
"Kamu nikah sama laki laki lain Rum, padahal kita belum bercerai." kesal Dion menatap Arumi dangan tatapan kecewa.
Arumi hanya bisa menatap Dion malas.
Sementara Tuan Aditya malah terlihat sumringah, karena waktu itu Dion pernah bilang telah menggauli sang istri sebelum Arumi minggat.
"Ayo... Kita jemput mereka." ajak tuan Aditya penuh semangat, tidak perduli dengan kekecewaan sang anak, dia lansung menarik tangan Arumi dari ruang rapat itu, dan mengabaikan sang anak yang berteriak teriak di dalam ruangan itu.
Bersambung....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
Mohon maaf lahir batin ya, buat teman teman ku semua.
Maaf kemaren mamak nggak sempat up karena lagi banyak tamu🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ma Em
akhirnya pak Aditya sdh bahwa dia sdh punya cucu kembar lagi dan Dion Shock dengar Arumi bilang ada anaknya dikira Arumi sdh nikah lagi ga taunya anak Dion sendiri pasti Dion akan senang kalau sdh punya anak.
2025-04-02
0
Noey Aprilia
Arumi mh wnita baik plus stia...
ga ky stu yg ga peka,mlah mau2 aja d glendotin sm ulat bulu...
ya kli msih istri orng bsa nkah sm lki2 lain.....
2025-04-01
0
Azahra Rahma
Dion emang oon ya,,masa tuan Aditya saja lngsng faham Abak yg di maksud Arumi adalah cucunya,,lah si Dion lelet bgt loadingnya
2025-04-01
0