Dion pulang dan duduk termenung di kursi meja makan, tangannya memegang gelas yang berisi air putih dingin.
Dia memikirkan ucapan sang asisten sekaligus sahabatnya itu.
Diana hanya akan menjadi duri dalam rumah tangganya, wanita itu kini terang terangan memperlihatkan sifat aslinya, bisa bisanya wanita itu menciumnya tadi.
Dia memang sudah menganggap Diana seperti keluarga sendiri, sebab mereka tumbuh besar bersama, dan orang tua mereka saling kenal, apa lagi sang mama juga sangat menyanyangi Diana seperti menyayangi Yasmin sang adik, sebab sang mama lama mendapatkan anak perempuan jadilah Diana yang di anggap anak oleh sang mama.
Tapi mulai saat ini dia harus menjauhi gadis licik itu, agar rumah tangganya aman, dia tidak ingin sang istri makin marah kepadanya.
Setelah menghabiskan minumnya, Dion berjalan menuju kamar tidurnya, dia harus minta maaf kepada sang istri, dan akan memperlakukan istrinya lebih baik lagi, dia tidak ingin kehilangan wanita cantik itu, istri sholeha, dan penurut, walau akhir akhir ini istrinya banyak berubah, karena kelakuan Dion sendiri, namun Dion bertekad membuat sang istri kembali seperti dulu lagi, dan akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Cek lek...
Dion tersenyum melihat ke arah kasur dia melangkah kan kakinya menuju sisi ranjang itu, lalu duduk menatap selimut yang menyelimuti sang istri.
"Maaf, sayang. Mas banyak salah sama kamu, tapi mas janji akan berubah mulai sekarang, mas akan lakukan apa pun yang kamu mau asal bukan minta cerai, mas tidak mau kita bercerai, karena kamu adalah satu satunya istri mas, wanita baik hati dan mas beruntung di jodohkan sama kami, I LOVE YOU istri ku." ucap Dion lalu menundukan kepalanya berniat ingin mencium dahi sang istri.
Namun Dion merasa heran, kenapa tubuh istrinya sangat empuk, lalu Dion buru buru membuka selimut yang menyelimuti istrinya itu.
Duar....
Alangkah kagetnya Dion, ternyata di balik selimut tebalnya itu bukan sang istri, melainkan bantal guling.
"Arumi... Sayang.... Kamu dimana." cemas Dion lansung beranjak dari kasur, dan memeriksa kamar mandi, namun kamar mandi terlihat kosong, dia berjalan cepat ke arah balkon, juga tidak menemukan sang istri, Dion makin panik karena tidak menemukan istrinya itu.
Otak Dion mulai berfikir macam macam, nafasnya pun mulai tak beraturan, jangan sampai apa yang ada di fikirannya terjadi, tidak tidak itu tidak akan pernah terjadi.
Dion berlari keluar kamarnya, dan memeriksa seluruh kamar tamu, dan berlari lagi ke arah taman belakang tempat sang istri suka menghabiskan waktu saat di rumah, namun Dion kembali nihil, tidak menemukan sang istri.
"Arum.... Arum! dimana kamu sayang." pekik Dion makin panik.
Di tengah malam menjelang subuh itu, Dion membuat heboh seisi rumah, hingga membangunkan semua orang.
"Arumi.... kamu di mana sayang, ayo keluar, jangan bikin mas khawatir sayang." teriak Dion.
"P-pak, ada apa? " tanya bi Atun ikutan panik.
"K-kalian lihat istri saya." ucap Dion dengan wajah paniknya.
"Nggak ada, pak. Bukannya tadi udah masuk kamar bareng bapak." jawab bi Atun.
"Tadi saya keluar, sekarang istri saya nggak ada." jawab Dion mulai nggak karuan.
"Haa... Nggak ada gimana? ya kali ibu bisa nyelip, bapak sudah cari ke kamar mandi, balkon dan ruang lainnya? ." cerocos Aminah.
"Sudah, sudah saya cari kesemua tempat, tapi nggak ada." sahut Dion.
"Astaga, ibu kemana ya? " Atun pun ikut panik.
"Tarjooo.... Jo..." tanpa sadar Aminah berteriak memanggil security yang jaga malam itu.
Tarjo datang tergopoh gopoh ke dalam rumah.
"Ada apa Bi, kok teriak teriak sih, apa ada malang bisa bisanya maling masuk rumah ini, dimana malingnya." cerocos Tarjo yang juga ikut panik.
"Ihsss.... Kau ini, bukan maling." omel Atun.
"Lalu apa, kenapa teriak teriak, bikin kaget orang mau masuk ke alam mimpi aja." omel Tarjo.
"Kamu lihat ibu nggak? " tanya Atun yang mengabaikan omelan Tarjo.
"Ibu...? Nggak ada tuh, dari tadi saya di luar nggak lihat ibu keluar rumah." heran Tarjo.
"Yakin kamu nggak ninggalin pos dari tadi? " selidik Aminah.
"Y.. Ehh.. Tadi ada sih ke kamar mandi sebentar, gara gara sakit perut." sahut Tarjo lagi.
"Coba cek sisi CCTV." ujar Aminah.
Sementara Dion kembali ke dalam kamar tidurnya ingin mencari sang istri.
"Kemana kamu sayang, jangan pernah berharap bisa pergi dari hidupku, kamu hanya milik aku, dan aku nggak akan pernah mau bercerai dengan mu, itu tidak akan terjadi." gumam Dion mulai berkaca kaca.
Sementara orang yang sedang dia fikirkan sudah terbang tinggi di atas awan, dan tertidur pulas di kursi pesawat pribadi itu.
"Kasian sekali kamu, masih muda sudah banyak masalah, aku berharap di negara x nanti, kamu bisa melupakan masalah mu, dan kamu bisa bangkit seperti ku, walau rasa sakit itu susah untuk di hilangkan." gumam Ambar menatap sendu ke arah Arumi yang sudah tertidur pulas.
Ambar pun ikut mencari posisi aman untuk tidur, karena masih banyak waktu untuk mereka sampai di negara x.
"Loh, loh... Apa ini." panik Tarjo saat memeriksa CCTV, dia melihat Arumi keluar dari rumah itu, buru buru membuka dan menutup pagar, setelahnya Bos nya itu naik ke sebuah mobil yang sudah menunggu di luar sana.
"Astaga. Apa ibu kabur? " panik Tarjo lalu mengambil flashdisk dari laptop dan membawanya kedalam rumah.
"Gimana? kamu udah temukan? " ujar Atun yang dari tadi tidak bisa diam, dia terus saja mondar mandir di ruang tengah, walau sudah di tegur oleh Aminah.
"Haa... Sepertinya ibu kabur." sahut Tarjo panik.
"Apa...!!! Kabur...?! " pekik ke dua orang itu.
"Hm... Angguk Tarjo.
" Jangan ngaco kamu! " bentak Atun.
"Ihhh... Nggak percaya amat, nanti saya kasih tau kalian, sekarang bapak ada dimana, saya mau kasih laporan dulu." sewot Tarjo.
"Ada di kamarnya." sahut Atun.
"Ya sudah, klau gitu saya ke kamar bapak dulu." Tarjo lansung melangkahkan kaki ke arah anak tangga.
"Kami ikut!! " pekik ke dua wanita itu.
"Ayoo..." Ajak Tarjo terus melangkah menaiki tangga.
Setidaknya dia ada teman saat menghadapi amukan bosnya itu.
Tok...
Tok....
Tarjo mengetuk pintu kamar bosnya.
"Masuk" sahut bosnya dari dalam kamar.
Tarjo masuk ke dalama kamar bosnya itu, dan di ikuti oleh Atun dan Aminah dari belakang.
"Apa kamu sudah menemukan istri saya? " tanya Dion lansung pada intinya.
"S-sudah tuan? "gugup Tarjo.
" Dimana istri saya? " tanya Dion berseri.
"S-sepertinya ibu pergi dari rumah, pak. " jawab Tarjo gugup.
"Apaaa....!!! nggak mungkin." geleng Dion mulai panik.
"ini bapak lihat sendiri." menyerahkan flashdisk ke arah Dion.
Dion lansung mengambil flashdisk itu dari tangan Tarjo dan mengambil laptop di atas meja.
Plak....
Sesuatu jatuh ke lantai saat Dion ingin mengambil laptop.
"Apa ini?! " gumam Dion.
Bersambung.....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ma Em
Dion katanya menyesal tapi di telpon Diana pergi juga, sekarang selamat menikmati penyesalanmu Dion karena Arumi sdh pergi jauh dan kamu tdk akan bisa bertemu Arumi lagi.
2025-03-23
0
Noey Aprilia
Slmt khilangn y dion....nkmti pnyesalanmu enth smp kpan,tp aku hrp sih dia ga gila....biar tau rsanya sdih,kcewa,.....
2025-03-23
0
Salsa Albi
ya saya pun kalau adab di posisi itu pasti memilih pergi 😭😭
sakit bgt jadi Arumi 😭😭
2025-03-23
1