Setelah sukses bikin kehebohan dengan prank "hantu" di asrama, lima kembar itu, belum puas. Mereka pengen sesuatu yang lebih seru dan lebih menantang lagi.
Kali ini, target mereka adalah...
"Kabur" dari kajian malam di masjid tanpa ketahuan!
Malam itu, setelah isya, seluruh santri sudah siap buat kajian mingguan di masjid pesantren.
Tapi di pojokan asrama, lima kembar lagi menyusun strategi.
"Gue udah cek, bagian belakang masjid ada pintu kecil yang jarang dikunci," bisik Ayesha.
"Kalau kita keluar lewat situ, terus muter ke belakang dapur, kita bisa nongkrong di taman belakang sampai kajian selesai!" tambah Abila.
"Tapi harus ada yang punya alibi di masjid, biar kita nggak dicariin," kata Aurora sambil nyengir.
Arumi langsung tepuk dada. "Serahin ke gue! Gue pura-pura batuk kenceng, biar kita gak dipikir kabur barengan."
Aresha cengar-cengir. "Let's go, tim kriminal Al Ihsan!"
Begitu kajian dimulai, mereka menjalankan rencana.
Arumi mulai batuk heboh di dalam masjid.
"Kruuuhhh... Uhuuk... Uhuuk... Aduh, Bu, aku gak kuat, nih!"
Bu Nyai langsung noleh.
"Kamu sakit?"
Arumi megang tenggorokannya dramatis.
"Kayaknya kecapean, Bu. Boleh gak ke asrama dulu?"
Dengan berat hati Bu Nyai akhirnya mengizinkan Arumi, dan inilah kesempatan mereka.
Saat semua santri fokus ke kajian, empat kembar lainnya menyelinap keluar.
Pelan-pelan, mereka melangkah ke pintu belakang masjid…
Dan…
JRENG! PINTUNYA TERKUNCI!
Aurora langsung nahan ketawa. "Sial, kita kejebak, bro!"
Aresha bisik-bisik. "Plan B! Lompat jendela belakang!"
Tanpa pikir panjang lagi. Satu per satu, mereka memanjat jendela belakang masjid yang kebetulan agak rendah.
Ayesha duluan. Lolos!
Abila nyusul. Aman!
Aurora dan Aresha ikut turun, dan mereka sukses kabur.
Mereka langsung lari kecil ke taman belakang, dapur.
Begitu sampai, mereka ketawa ngakak!
"Gila, adrenalin gue naik!" ujar Abila.
"Lo liat muka Arumi tadi pas pura-pura sakit? Lucu banget, anjir! Jadi pengen nimpug dia gue!" Aurora ngakak.
Mereka kira semuanya aman…
Sampai tiba-tiba…
"NAHA MARANEH KABUR TI KAJIAN?!"
Lima kembar langsung membeku.
Di belakang mereka, Bu Nyai berdiri sambil lipat tangan.
KETAHUAN!
Besok paginya, lima kembar kena panggil ke ruang pengasuhan.
Bu Nyai tatap mereka tajam.
"Saya sudah tahu kelakuan kalian dari lama. Kalian memang santri paling banyak akalnya ya, saya bahkan sampai migren gara gara kalian."
Lima kembar senyum kaku.
"Jadi, mulai minggu depan, kalian saya tunjuk buat jadi ketua acara kajian malam!"
"HAH?! APA?!!"
Mereka saling pandang, shock.
Bukannya dihukum, mereka malah dikasih tanggung jawab lebih!
Aurora melongo. "Anjir, kita malah dipake buat acara pesantren, co!"
Aresha tepok jidat. "Gagal kabur, malah dijadiin panitia gini, jirr!"
Dan begitulah… rencana mereka gagal total.
Tapi satu hal yang pasti…
Lima kembar itu nggak bakal berhenti bikin kejutan baru di pesantren! Ya walaupun mereka sering mendapatkan hukuman, mereka nggak bakalan kapok gitu aja!!
____
Lima kembar belum kapok setelah gagal kabur dari kajian malam. Sekarang mereka punya misi baru yang jauh lebih menantang.
"Kita butuh camilan enak di asrama ini!"
Sejak masuk ke pesantren ini, mereka sadar kalau jajanan di sini sangat terbatas.
Makanan cuma dari kantin pesantren, dan itu pun menunya gitu-gitu aja.
"Kita harus punya stok sendiri, bro!" ujar Ayesha sambil melirik jendela asrama.
"Tapi caranya gimana? Kantin nggak jual makanan enak, dan kita nggak boleh sering keluar!" ujar Arumi.
Aresha mengangkat alis. "Gue punya ide. Gimana kalau kita buka warung rahasia?"
"HAH?! WARUNG RAHASIA GIMANA?!"
Aurora langsung semangat. "Anjir, menarik! Warung di mana?"
"Di balik lemari asrama!" kata Abila sambil nyengir.
Lima kembar itu, saling pandang. Misi mereka dimulai!
Langkah pertama: Mereka butuh stok makanan.
Karena tidak bisa keluar pesantren sembarangan, mereka ngumpulin santri-santri lain yang sering dapat kiriman makanan dari rumah.
Langkah kedua: Mereka butuh tempat rahasia.
Aresha menemukan ruangan kosong kecil di belakang lemari mereka.
"Sempurna!" ujar Aurora.
Mereka mulai menyusun rak kecil di dalamnya. Ada keripik, chiki, coklat, permen, bahkan mie instan!
Arumi sibuk nyusun daftar harga. "Yang paling mahal mie instan, kita jual lebih tinggi!"
"Setuju! Modal kita gede, untung juga harus gede ini!" sahut Ayesha.
Malam pertama, mereka buka bisnis kecil mereka.
Santri-santri mulai berdatang diam-diam.
"Mau chiki satu, teh!" bisik salah satu santri junior.
"Permen dua, dong!" ujar santri lainnya.
Aurora dan Aresha sibuk melayani, sementara Abila jadi kasir.
Semua berjalan lancar… sampai satu minggu kemudian.
Suatu malam, saat mereka sedang transaksi mie instan, tiba-tiba…
"APAAN INI?!"
Bu Nyai berdiri di depan lemari mereka.
MATI.
Lima kembar langsung membeku.
Arumi mencoba senyum polos. "I-ini, Bu, cuman... buat makan-makan bareng temen!"
Bu Nyai melotot. "Kalian jualan makanan ilegal lagi di asrama?!"
Lima kembar langsung menunduk.
"Habis, Bu… di kantin makanannya gitu-gitu doang, kita bosen..." ujar Aresha lemas.
Bu Nyai terdiam sebentar.
Terus tiba-tiba... beliau ketawa kecil.
"Ya sudah, kalian bantuin kantin pesantren aja! Daripada sembunyi-sembunyi, mending resmi!"
"HAH?! GIMANA?!"
Lima kembar saling pandang. Dari bisnis ilegal, mereka malah dapet izin resmi?
Ayesha cengar-cengir. "Nggak nyangka, malah dapet warung beneran!"
Abila ketawa kecil. "Ya udahlah, rezeki gak boleh ditolak!"
Dan begitulah…
Warung Rahasia Mojang Cianjur berubah jadi Warung Kantin resmi!
Mereka tetap nakal, tetap barbar, tapi kali ini… bisnis mereka halal!! No ilegal-ilegal lagi!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments