Bab 4: Bolos yang epic (Lanjutan)

Suara gemuruh air terjun langsung memicu adrenalin mereka, dan tanpa pikir panjang lagi mereka langsung membeli tiket masuknya, lalu berlari untuk bermain air.

"Eh ke heula atuh... Urang fofotoan heula yuu... sebelum main air," cegat Ayesha yang diangguki malas oleh keempat kembarannya.

"Buru, tong lila teuing heuh.." kesal Aresha

"Kalem we.. Sok atuh gayana mau gimana?" tanya Ayesha kepada keempat kembarannya.

"Gaya jari tengah we... Jeung gaya helikopter," sahut Abila yang langsung mendapatkan geplak kan dari Aurora

"Ari sia eling? Emang ada fofotoan gaya helikopter?" kata Aurora sembari tertawa.

"Sia mah ngacapruk, Bil," timpal Ayesha

"ges lah tong di dangu si Bila mah, moal baleg," ucap Aresha

"Eh Arumi ngiluan fofotoan moal maneh teh, hayoh we di liptint maneh mah, bibir udah burahay gitu oge, hayoh we di olesan liptint," canda ke empat kembarannya membuat sang empunya mendelik.

"Is kitu da maraneh mah," kesal Arumi yang di balas gelak tawa keempat kembarannya

setelah melewati sekian perdebatan yang menghasilkan tawa, akhirnya mereka pun selesai difotonya dan segera melepaskan sepatu, mereka berlari kepinggir sungai, tawa mereka selalu mengiringi di setiap langkahnya, sampai-sampai mereka menjadi pusat perhatian pengunjung di sana.

Mereka berlima berhenti bermain air saat jam menunjukkan pukul 16.50 WIB

"Njirrr udah jam lima kurang... guys pulang yuu," ajak Aresha sembari melihat jam tangannya.

"Yaahh~ masih seru, Res," keluh Arumi mengembung pipinya sok imut

"Is jangan gitu, Rum, lo nggak imut," ejek Aurora yang membuat Ayesha, Aresha dan Abila terkekeh, sementara sang empu yang di ejek semakin mengembung pipinya kesal.

"Udah-udah, ayo pulang, ke buru magrib nanti," kata Ayesha sembari mengambil sepatunya dan berjalan menjauh dari ke empat kembarannya.

"Bukan keburu magrib lagi ini mah, tapi magrib di jalan kita," sahut Abila yang di setujui oleh Aresha

"Makanya hayuu~" ucap Ayesha sedikit berteriak

"Nggak mau beli seblak dulu?" tanya Aurora

"Ah sia mah, anu di pikiran teh seblak we jeung seblak," celetuk Arumi yang dibalas cengiran oleh Aurora

"Hayu ah balik," ajak Aresha

mereka berempat pun mengambil sepatu masing masing dan segera menyusul Ayesha, sekarang tujuan mereka adalah Hotel Cipanas. Perjalanan mereka akan memakan waktu lama, tapi demi kenangan dan hiburan diri masing-masing, mereka rela melakukannya. Tepat pukul 9.00 WIB mereka sampai di hotel Cipanas. Mereka mulai membersihkan diri masing-masing setelah sampai di kamar hotelnya, dan setelah mereka berkumpul di balkon hotel

"Cape uy, tapi rame," ujar Aurora

"Sumpah, rame pisan cuy," timpal Arumi sembari mengoleskan liptint ke bibirnya.

"ih sia mah di liptint wae, geulis ge henteu jirr, malah kayak vampir anu geus nyedot getih," celetuk Ayesha membuat suasana menghangat

" lamun dilihat-lihat, si Arumi teh mirip si Ica Marpuah nya..." ucap Abila

"Naon emang?" refleks keempat kembarannya

"Di liptint wae," jawab Abila menghadirkan gelak tawa kembarannya, bahkan Arumi pun ikutan tertawa.

"Ihh geleuh~" ujar Arumi menirukan gaya khas Ica Marpuah, mereka berlima terus bercanda tawa sampai pukul 12 malam, Aresha mengambil gitar yang sempat ia beli tadi.

"Maneh bisa maen gitar, Res?" tanya Abila yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Aresha

"Kita nyanyi atuh yuu!" kata Aurora

"Ayo, mau nyanyi apa?" tanya Aresha

"Taruh... Lagunya Nadin," sahut Ayesha yang di anggukki oleh Aresha, "Kela, urang cari dulu kunci gitarnya."

jika Aresha mencari kunci gitarnya, maka Ayesha, Abila, Aurora, dan Arumi mencari lirik lagunya, setelah mereka menemukan apa yang mereka cari, Aresha pun mulai memainkan gitarnya.

Treng... Treng... Treng... Treng...

"Ku sudah tau dari awal," mulai Aurora

"Mencintai bukan perkara kebal," sambung Arumi dengan nada centilnya

*Lanjooottt," ujar Aresha

"Jauh dari kata mudah dan asal," lanjut Ayesha

"Anjoy," celetuk Aurora

"Ku pelajari sedari kecil," sahut Abila

"Asekk" ujar mereka bersamaan

"Berteriak diatas tenggorokan, hujan serapah dan makian," lanjut Aresha sembari terus memainkan gitarnya

"Hancur lebih mudah dari bertahan, ku pelajari sedari kecil," sambung Ayesha dan Aurora

"Dan dari situ cara pandang ku, melihat cinta berwarna keruh.... Seperti bertaruh apa kau dan aku akan jadi sama seperti itu..." bareng mereka

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2: Lima Mojang dan Rencana Gila
4 Bab 3: Bolos yang epic
5 Bab 4: Bolos yang epic (Lanjutan)
6 Bab 5: Bolos dimarahin
7 Bab 6: Misi Rahasia Rebut HP
8 Bab 7: Hari Pertama di Al-Ihsan Islamic Boarding School
9 Bab 8: Adaptasi atau Mati Gaya?
10 Bab 9: Makin Berat atau Makin Biasa?
11 Bab 10: Keisengan Pertama yang Berujung Petaka
12 Bab 11: Dari Pengacau Jadi Panitia?
13 Bab 12: Realita Pahit di Balik Seragam Panitia
14 Bab 13: Operasi Rahasia Lima Kembar
15 Bab 14: Rahasia Fikri Terbongkar
16 Bab 15: Operasi Tutup Jejak
17 Bab 16: Perlawanan Dimulai
18 Bab 17: Terjebak di Sarang Bu Nyai
19 Bab 18: The Revenge Plan – Balas Dendam Manis
20 Bab 19: Operasi Kabur dari Kegiatan Malam!
21 Bab 20: Misi Kabur ke Warung Bi Enung!
22 Bab 21: Operasi Ngerjain Santri Baru
23 Bab 22 : Ketahuan Lagi, Tapi…?
24 Bab 23: Kacau Tapi Berkah!
25 Bab 24: Drama Hafalan yang Bikin Malu
26 Bab 25: Lulus dengan Drama
27 Bab 26: Kehidupan Baru di Kampus
28 Bab 27: Gagal Dulu, Baru Adaptasi
29 Bab 28: Bangkit atau Pulang?
30 Bab 29: Titik Balik
31 Bab 30: Lima Tahun Kemudian
32 Bab 31: Kembali ke Akar
33 Bab 32 : Mimpi yang Lebih Besar
34 Bab flashback: Perpisahan yang Terlalu Cepat
35 Bab 33: Langkah Menuju Dunia
36 Bab 34: Bangun dari Nol
37 Bab 35: Ketika Cinta Mulai Menyapa
38 Bab 36: Perasaan yang Tak Terhindarkan
39 Bab 37: Perasaan yang Mulai Diuji
40 Bab 38: Langkah Baru, Hidup Baru
41 Bab 39: Saatnya Menyusun Masa Depan
42 Bab 40: Langkah Besar, Keputusan Besar
43 Bab 41: Perjalanan yang Baru Dimulai
44 Epilog: Mojang Cianjur Selamanya
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2: Lima Mojang dan Rencana Gila
4
Bab 3: Bolos yang epic
5
Bab 4: Bolos yang epic (Lanjutan)
6
Bab 5: Bolos dimarahin
7
Bab 6: Misi Rahasia Rebut HP
8
Bab 7: Hari Pertama di Al-Ihsan Islamic Boarding School
9
Bab 8: Adaptasi atau Mati Gaya?
10
Bab 9: Makin Berat atau Makin Biasa?
11
Bab 10: Keisengan Pertama yang Berujung Petaka
12
Bab 11: Dari Pengacau Jadi Panitia?
13
Bab 12: Realita Pahit di Balik Seragam Panitia
14
Bab 13: Operasi Rahasia Lima Kembar
15
Bab 14: Rahasia Fikri Terbongkar
16
Bab 15: Operasi Tutup Jejak
17
Bab 16: Perlawanan Dimulai
18
Bab 17: Terjebak di Sarang Bu Nyai
19
Bab 18: The Revenge Plan – Balas Dendam Manis
20
Bab 19: Operasi Kabur dari Kegiatan Malam!
21
Bab 20: Misi Kabur ke Warung Bi Enung!
22
Bab 21: Operasi Ngerjain Santri Baru
23
Bab 22 : Ketahuan Lagi, Tapi…?
24
Bab 23: Kacau Tapi Berkah!
25
Bab 24: Drama Hafalan yang Bikin Malu
26
Bab 25: Lulus dengan Drama
27
Bab 26: Kehidupan Baru di Kampus
28
Bab 27: Gagal Dulu, Baru Adaptasi
29
Bab 28: Bangkit atau Pulang?
30
Bab 29: Titik Balik
31
Bab 30: Lima Tahun Kemudian
32
Bab 31: Kembali ke Akar
33
Bab 32 : Mimpi yang Lebih Besar
34
Bab flashback: Perpisahan yang Terlalu Cepat
35
Bab 33: Langkah Menuju Dunia
36
Bab 34: Bangun dari Nol
37
Bab 35: Ketika Cinta Mulai Menyapa
38
Bab 36: Perasaan yang Tak Terhindarkan
39
Bab 37: Perasaan yang Mulai Diuji
40
Bab 38: Langkah Baru, Hidup Baru
41
Bab 39: Saatnya Menyusun Masa Depan
42
Bab 40: Langkah Besar, Keputusan Besar
43
Bab 41: Perjalanan yang Baru Dimulai
44
Epilog: Mojang Cianjur Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!