Bab 7: Hari Pertama di Al-Ihsan Islamic Boarding School

Pagi itu, suasana rumah penuh ketegangan. Biasanya, mereka berlima yang paling ribut, tapi kali ini malah hening. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Koper sudah siap, hati mereka belum.

Arumi terus melirik ke arah Babeh, berharap ada secercah belas kasihan. "Beh, arurang janji nggak bakal ngulangin lagi, sumpah! Tolonglah, jangan kirim kita ke asrama..."

Umi yang sejak tadi diam akhirnya buka suara. "Teu aya gunana. Ini udah jadi keputusan Umi jeung Babeh, sareng teu tiasa dirobih."

Ayesha mencengkram gagang koper dengan kesal. "Ini keterlaluan. Arurang cuma mau HP arurang balik, lain berarti arurang kudu dikirim ka asrama!"

"Tong loba ngomong, Ayesha," potong Babeh tegas. "Maraneh butuh didisiplinkan!"

Tanpa bisa melawan, mereka berlima naik ke mobil dengan hati penuh pemberontakan.

---

Saat tiba di gerbang Al-Ihsan Islamic Boarding School, perasaan mereka makin campur aduk. Asrama itu besar dan megah, dengan pagar tinggi yang membuatnya terlihat seperti penjara. Beberapa santri berkeliaran dengan gamis dan peci, berbeda jauh dari gaya mereka yang santai.

"Astaga, ini beneran kayak pesantren," gumam Abila dengan tatapan ngeri.

"Ya emang pesantren, goblok," sahut Aresha ketus.

Mereka digiring ke kantor kepala asrama, seorang pria paruh baya dengan wajah ramah tapi penuh wibawa. "Selamat datang di Al-Ihsan. Saya Ustaz Farid, kepala asrama di sini," katanya sambil tersenyum.

Tak ada yang membalas.

Melihat mereka diam, Ustaz Farid hanya mengangguk. "Saya tahu ini pasti berat buat kalian. Tapi percayalah, ini tempat terbaik buat kalian belajar disiplin dan tanggung jawab."

"Disiplin... Bengeut sia hurung tah," gumam Aurora pelan, tapi cukup buat Aresha dan Arumi nyenggol lengannya supaya diam.

Ustaz Farid menatap mereka satu per satu. "Di sini ada beberapa aturan yang harus kalian patuhi. Shalat berjamaah wajib, tidak boleh membawa atau menggunakan HP, dan ada jadwal harian yang harus diikuti. Saya harap kalian bisa menyesuaikan diri."

Mereka masih diam, tapi di dalam kepala masing-masing, semua sudah mulai menyusun strategi buat bertahan.

Mereka dibagi ke dalam satu kamar besar di asrama putri. Kamar itu cukup luas, dengan lima ranjang susun dan lemari kecil untuk masing-masing santri. Tapi dibandingkan kamar mereka di rumah? Jauh banget!

"Anjir, ini kamar atau sel penjara?" bisik Arumi.

Belum selesai mereka mengeluh, seorang santri datang. Gadis berkacamata dengan senyum ramah itu memperkenalkan diri. "Assalamualaikum, kenalin aku Nayla, ketua kamar di sini. Kalian anak baru, ya?"

Tak ada yang menjawab. Mereka berlima malahan saling pandang, lalu serempak menatap gadis berkacamata itu.

Nayla tetap tersenyum. "Kalau ada apa-apa, bilang aja ke aku, ya. Di sini nggak boleh main HP, jadi kalau ada keperluan bisa izin ke ustazah."

Mereka semua langsung saling pandang. Larangan main HP? Itu udah jelas, tapi mendengarnya langsung bikin mereka makin sesek.

Nayla lalu menunjukkan lemari tempat mereka bisa menyimpan barang, menjelaskan aturan mandi yang pakai giliran, serta jam malam yang ketat.

"Waktu tidur di sini maksimal jam sembilan malam," kata Nayla sembari tersenyum.

Aurora langsung mendengus. "Kita biasa begadang sampai jam dua. Ini sih nyiksa."

Nayla hanya tertawa kecil. "Nanti juga terbiasa. Sekarang, aku ajak kalian ke aula buat perkenalan, ya."

---

Aula asrama penuh dengan santri. Suasana terasa asing buat mereka berlima. Semua terlihat rapi, duduk bersila, mendengarkan Ustazah memberikan tausiyah.

Mereka duduk di barisan belakang, merasa seperti alien yang nyasar.

"Ini tempat apaan sih..." gumam Aresha.

"Tempat kita dihukum," timpal Ayesha lalu disetujui oleh Abila.

"Jujur, gue belum pernah denger tausiyah selama ini," kata Arumi, melirik ke arah ustazah yang sedang bicara soal pentingnya sabar.

"Yeeeh, da maneh mah sibuk di mek up wae," sindir Aurora yang membuat Arumi mendengus sebal.

Mereka berlima saling pandang. Hidup mereka beneran berubah. Gak ada lagi kebebasan buat ngelayap, gak ada lagi lelucon receh tengah malam, dan yang paling nyesek, gak ada lagi HP.

Setelah sesi perkenalan selesai, mereka kembali ke kamar. Hari pertama di asrama terasa panjang dan melelahkan. Mereka yang biasanya bebas melakukan apa aja, sekarang harus ikut aturan ketat.

Malam itu, mereka semua berbaring di tempat tidur masing-masing, menatap langit-langit.

"Lo semua udah pada tidur?" bisik Abila.

"Belom," jawab Ayesha pelan.

"Lo semua nyesel nggak?" suara Aurora terdengar lirih.

Sunyi.

Aresha akhirnya menghela napas. "Nyesel parah."

"Ya mau gimana lagi kan?" sahut Arumi yang diangguki oleh kembarannya.

Mereka semua berpikir hal yang sama. Andai mereka tidak gegabah nyuri HP, andai mereka bisa sedikit lebih sabar. Tapi sekarang, udah nggak ada jalan mundur.

Hidup mereka di asrama baru saja dimulai. Dan mereka harus bertahan. Apakah mereka akan berubah? Atau, akan lebih parah? Selamat menunggu kelanjutannya

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2: Lima Mojang dan Rencana Gila
4 Bab 3: Bolos yang epic
5 Bab 4: Bolos yang epic (Lanjutan)
6 Bab 5: Bolos dimarahin
7 Bab 6: Misi Rahasia Rebut HP
8 Bab 7: Hari Pertama di Al-Ihsan Islamic Boarding School
9 Bab 8: Adaptasi atau Mati Gaya?
10 Bab 9: Makin Berat atau Makin Biasa?
11 Bab 10: Keisengan Pertama yang Berujung Petaka
12 Bab 11: Dari Pengacau Jadi Panitia?
13 Bab 12: Realita Pahit di Balik Seragam Panitia
14 Bab 13: Operasi Rahasia Lima Kembar
15 Bab 14: Rahasia Fikri Terbongkar
16 Bab 15: Operasi Tutup Jejak
17 Bab 16: Perlawanan Dimulai
18 Bab 17: Terjebak di Sarang Bu Nyai
19 Bab 18: The Revenge Plan – Balas Dendam Manis
20 Bab 19: Operasi Kabur dari Kegiatan Malam!
21 Bab 20: Misi Kabur ke Warung Bi Enung!
22 Bab 21: Operasi Ngerjain Santri Baru
23 Bab 22 : Ketahuan Lagi, Tapi…?
24 Bab 23: Kacau Tapi Berkah!
25 Bab 24: Drama Hafalan yang Bikin Malu
26 Bab 25: Lulus dengan Drama
27 Bab 26: Kehidupan Baru di Kampus
28 Bab 27: Gagal Dulu, Baru Adaptasi
29 Bab 28: Bangkit atau Pulang?
30 Bab 29: Titik Balik
31 Bab 30: Lima Tahun Kemudian
32 Bab 31: Kembali ke Akar
33 Bab 32 : Mimpi yang Lebih Besar
34 Bab flashback: Perpisahan yang Terlalu Cepat
35 Bab 33: Langkah Menuju Dunia
36 Bab 34: Bangun dari Nol
37 Bab 35: Ketika Cinta Mulai Menyapa
38 Bab 36: Perasaan yang Tak Terhindarkan
39 Bab 37: Perasaan yang Mulai Diuji
40 Bab 38: Langkah Baru, Hidup Baru
41 Bab 39: Saatnya Menyusun Masa Depan
42 Bab 40: Langkah Besar, Keputusan Besar
43 Bab 41: Perjalanan yang Baru Dimulai
44 Epilog: Mojang Cianjur Selamanya
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2: Lima Mojang dan Rencana Gila
4
Bab 3: Bolos yang epic
5
Bab 4: Bolos yang epic (Lanjutan)
6
Bab 5: Bolos dimarahin
7
Bab 6: Misi Rahasia Rebut HP
8
Bab 7: Hari Pertama di Al-Ihsan Islamic Boarding School
9
Bab 8: Adaptasi atau Mati Gaya?
10
Bab 9: Makin Berat atau Makin Biasa?
11
Bab 10: Keisengan Pertama yang Berujung Petaka
12
Bab 11: Dari Pengacau Jadi Panitia?
13
Bab 12: Realita Pahit di Balik Seragam Panitia
14
Bab 13: Operasi Rahasia Lima Kembar
15
Bab 14: Rahasia Fikri Terbongkar
16
Bab 15: Operasi Tutup Jejak
17
Bab 16: Perlawanan Dimulai
18
Bab 17: Terjebak di Sarang Bu Nyai
19
Bab 18: The Revenge Plan – Balas Dendam Manis
20
Bab 19: Operasi Kabur dari Kegiatan Malam!
21
Bab 20: Misi Kabur ke Warung Bi Enung!
22
Bab 21: Operasi Ngerjain Santri Baru
23
Bab 22 : Ketahuan Lagi, Tapi…?
24
Bab 23: Kacau Tapi Berkah!
25
Bab 24: Drama Hafalan yang Bikin Malu
26
Bab 25: Lulus dengan Drama
27
Bab 26: Kehidupan Baru di Kampus
28
Bab 27: Gagal Dulu, Baru Adaptasi
29
Bab 28: Bangkit atau Pulang?
30
Bab 29: Titik Balik
31
Bab 30: Lima Tahun Kemudian
32
Bab 31: Kembali ke Akar
33
Bab 32 : Mimpi yang Lebih Besar
34
Bab flashback: Perpisahan yang Terlalu Cepat
35
Bab 33: Langkah Menuju Dunia
36
Bab 34: Bangun dari Nol
37
Bab 35: Ketika Cinta Mulai Menyapa
38
Bab 36: Perasaan yang Tak Terhindarkan
39
Bab 37: Perasaan yang Mulai Diuji
40
Bab 38: Langkah Baru, Hidup Baru
41
Bab 39: Saatnya Menyusun Masa Depan
42
Bab 40: Langkah Besar, Keputusan Besar
43
Bab 41: Perjalanan yang Baru Dimulai
44
Epilog: Mojang Cianjur Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!