Bab 18 Serangan Jantung

Kinara tidak dapat lagi membendung air matanya yang kini mengalir deras dipipi mulusnya. Kini ia sedang berada di dalam sebuah mobil taksi.

Hatinya sangat sakit dan hancur, seolah-olah semua orang kini memojokkan posisinya. Kinara merasa dunia ini sangatlah tidak adil untuknya. Bagaimana bisa, dia yang menjadi korban atas perselingkuhan sang suami, justru malah dia yang disalahkan atas semua ini?

Ia sungguh sudah tidak mengenal lagi suaminya kini. Digo yang dulu sangat mencintainya dan mendukung semua yang ia lakukan, tapi justru ia menikam Kinara dari belakang.

Hati dan dunianya hancur dan runtuh seketika, kini yang ia inginkan hanyalah kembali ke masa lalu saat ayahnya masih hidup.

Kinara meraih ponselnya, dan menelfon nomor seseorang. Ia merasa saat ini tengah amat membutuhkan seseorang sebagai sandaran.

"Halo, Hariz?"

("Ya Kinara,)

"Apa kamu sedang berada di rumah?"

("ya, aku dirumah sekarang? Ada apa Nara, suaramu terdengar lain? Kamu.. Apa kamu sedang menangis?")

"Aku akan kesitu sekarang."

("Aku saja yang jemput. Kamu masih dirumah orang tua Digo bukan?")

"Tidak, aku sedang didalam taksi. Aku kesana sekarang."

Tut!

Beberapa menit kemudian, Kinara sampai di depan rumah Hariz. wanita itu langsung dibukakan pintu gerbang oleh scurity, karena sebelumnya Hariz yang sudah berpesan.

"Mari nona, Silahkan." ucap scurity tersebut.

"Terimakasih pak." ucap Kinara.

Kinara segera masuk dan menekan bel rumah tersebut ketika telah sampai didepan pintu utama.

Hariz yang cemas dan telah menunggunya sedari tadi langsung membukakan pintu untuk Kinara.

Begitu pintu terbuka, Kinara langsung memeluk erat tubuh Hariz sambil menangis sejadi-jadinya.

Hariz mengusap lembut punggung Kinara sebagai bentuk dukungan, ia tidak tau apa yang terjadi pada Nara. Tapi ia mencoba memberikan pundaknya dan membiarkan Kinara meluapkan semua rasa sakit lewat airmatanya terlebih dahulu.

Setelah Kinara mulai memelankan suaranya tangisnya, Hariz membawa Kinara masuk dan duduk di ruang utama.

"Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Hariz.

"Aku tidak tau, apa yang harus aku katakan. Digo.. Dia sudah menikah lagi dengan wanita lain, tapi semua orang menyalakanku atas semua yang terjadi." kembali Kinara menangis.

Hariz meraih tubuhnya dan memeluknya lagi. "Sudahlah.. Sudah." Hariz mencoba menenangkan Kinara.

Hariz memang sempat melihat wajah wanita yang bersama Digo tadi, tapi ia tidak menyangka jika Digo tengah membawa istri barunya. Jika ia tau, mungkin Hariz tidak akan buru-buru pergi malam ini.

"Katakan Hariz, apa aku ini adalah wanita yang sangat buruk. Hingga semua orang menyalakanku? Padahal, bukankah aku yang paling terluka disini!" ucap Kinara.

"Tidak Nara, kamu tidak buruk. Hanya saja, kamu dan Digo belum bisa sepenuhnya terbuka satu sama lain." ujar Hariz.

Hariz menarik pundak Kinara dari pelukannya. "Sekarang katakan padaku, apa kamu benar-benar mencintainya?" tanya Hariz, menatap kedua bola mata Kinara dengan serius.

Kinara terdiam sejenak. "Aku tidak tau, aku tidak bisa merasakan apapun saat ini. Hatiku sangat hancur Hariz." jawabnya.

"Baiklah, aku tau.. Kamu pasti masih membutuhkan banyak waktu." ucap Hariz.

......................

Didalam apartemen, kini Digo tampak termenung duduk disofa ruang tengah.

"Maafkan sikap kedua orangtuaku Renata, mereka tidak bermaksud untuk menyakitimu. Hanya saja, mereka masih membutuhkan waktu untuk menerima ini semua." ucap Digo.

"Tidak apa-apa mas, aku mengerti. Lagipula ini sudah menjadi konsekuensi untukku, dan aku sadar akan hal itu. Kamu tidak perlu khawatir, aku memakluminya." ucap Renata.

Renata memang selalu mengerti akan keadaan Digo, membuat pria itu semakin merasa beruntung memiliki Renata dihidupnya kini.

"Lalu apa rencanamu selanjutnya mas?" tanya Renata.

"Aku akan tetap pulang malam ini Ren, aku butuh waktu untuk bicara dengan Kinara berdua." ujar Digo.

Renata mengangguk. "Mmh... Baiklah." jawabnya.

Bagaimanapun, ia harus tetap menyelesaikan masalah ini dengan Kinara. Digo tau, kini mereka semua tengah dalam posisi hancur. Tapi disini Digo tidak ingin egois, ia masih memiliki Renata yang akan selalu mengerti dan ada untuknya. Digo pun sangat mencintai Renata.

Tapi Kinara? Dia sudah tidak memiliki siapapun didunia ini. Digo tidak mau Kinara akan merasa semakin sedih dengan keadaan ini.

Digo tau, ia yang bersalah dan dia yang memulai semuanya. Kini Digo ingin menyelesaikannya satu persatu.

Malam ini Digo pun langsung pulang kerumahnya. Setelah menghabiskan waktu beberapa saat bersama Renata dengan memeluk tubuh istri keduanya. Itu membuat Digo merasa sangat lebih baik.

Begitu sampai, ia langsung mencari keberadaan Kinara.

"Kinara? Aku butuh bicara." seru Digo.

Dari dalam dapur, Bi Ika tampak mendekati Digo. "Nyonya belum pulang Tuan." ucapnya. Bi Ika adalah kepala pelayan di rumah itu.

"Jadi Kinara belum pulang Bi?" tanya Digo.

"Belum Tuan." jawab Bi Ika.

"Kalau begitu terimakasih Bi." ucap Digo.

Digo segera meraih ponselnya untuk menghubungi Kinara. Sampai beberapa kali, tidak Kinara tidak mengangkatnya juga.

Digo mulai frustasi, sampai tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti didepan pagar pintu gerbang rumahnya.

Digo yang masih berdiri diruang utama pun bisa melihat sorot lampu mobil tersebut. Sementara scurity langsung membuka pintu gerbang.

Terlihat jelas, itu bukan mobil Kinara, tapi wanita itu turun dari sana bersama seorang lelaki.

Digo buru-buru berjalan mendekati mereka berdua dengan langkah lebar.

"Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai sini. Pulanglah, selesaikan masalah kalian. Jika ada apa-apa hubungi aku." ucap Hariz sambil mengusap pipi Kinara lembut.

"Terimakasih Hariz." Kinara tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia langsung memeluk tubuh Hariz saat itu juga.

"Kurang ajar!" Digo menarik baju Hariz dengan kasar dan melayangkan satu tinju diwajahnya.

Bugh!

"Digo, hentikan!" teriak Kinara histeris, karena Digo terus saja menghajar Haris dengan pukulan-pukulan diwajahnya.

Digo mencengkram krah baju Hariz dan berteriak didepan wajahnya. "Beraninya kamu menyentuh istriku!" kembali Digo menghajarnya sampai Hariz tersungkur di jalan.

Hariz tersenyum menyeringai sambil mengusap darah tipis disudut bibirnya.

"Aneh.. Kamu yang menyalakan api terlebih dahulu, tapi kamu juga yang sekarang terbakar." sindir Hariz.

Digo menarik baju Hariz. "Apa maksudmu hah?!" ucap Digo dengan nada tinggi.

"Bukankah kamu yang mengkhianati Kinara lebih dulu, lalu sekarang kamu cemburu melihat Kinara bersama lelaki lain?" ucap Hariz.

"Digo Melviano, jangan suka bermain api jika kamu tidak ingin dibuat hangus olehnya." lanjut Hariz.

"Itu bukan urusanmu!" ucap Digo lalu kembali mengangkat kepalan tangannya.

"Hentikan Digo!" teriak Kinara.

Drrt!

drrt!

Ponsel Digo bergetar, perlahan ia mulai menurunkan tangannya dan mengangkat telfon tersebut.

"Halo ma?"

("Digo cepat kerumah sakit sekarang, papamu terkena serangan jantung!")

"Apa! papa terkena serangan jantung?"

"Iya, cepat kesini sekarang juga!"

tut!

"Apa yang terjadi, ada apa Digo?" tanya Kinara yang ikut panik.

"Papa dirumah sakit, ia terkena serangan jantung." ucap Digo hambar dan lemah.

"Apa?!" Kinara menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Aku harus pergi sekarang." ucap Digo segera berbalik untuk melangkah ke dalam mengambil mobilnya.

"Aku ikut!" sela Kinara.

"Pakai mobilku saja, aku akan antar kalian kesana." ujar Hariz.

"Tidak perlu! Singkirkan saja mobilmu dari sini." ketus Digo.

"Hariz, aku harus pergi." ucap Kinara memegang tangan Hariz.

"Iya, pergilah." jawab Hariz sambil tersenyum tipis.

Kinara segera mengejar langkah Digo dan masuk ke dalam mobilnya. Digo langsung menyalakan mobilnya, sementara Hariz mengundurkan mobilnya dari pintu gerbang.

Begitu mobil Digo pergi, diam-diam Hariz mengikuti mereka sampai ke rumah sakit yang dituju.

Terpopuler

Comments

Nur Janah

Nur Janah

baik Digo maupun kinara menurut ku sama" salah karena sama"ada yg lain dari pihak keduanya

2025-03-19

2

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Ceraikan Kinara baru Hariz boleh menikahi Kinara setelah abis iddah/Shy/

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!