Bab 16 Martabat

Tampak dari sebrang mobil Hariz yang hendak pergi dari sana pun bersisipan dengan mobil Digo. Ketika mobil Hariz melewati mobil Digo barusan, Hariz tampak melihat seorang wanita cantik berada didalam satu mobil Digo. Karena kebetulan kaca mobil disamping Renata memang terbuka.

Hariz tidak tau siapa dia, dan ia juga tidak terlalu memikirkannya. Karena Hariz pikir, itu mungkin kerabat dari keluarga Digo.

Kini mobil Digo baru saja sampai di depan jalan rumah Daniel. Dua security mulai berlari kecil untuk membukakan pintu gerbang tinggi depan rumah tersebut untuk sang Tuan muda.

Hariz melanjutkan laju mobilnya, sementara mobil Digo mulai memasuki area rumah besar tersebut.

Digo membukakan pintu mobil untuk istrinya keduanya Renata, ketika mereka telah sampai tepat di depan rumah Daniel.

Renata tampak turun dari mobil dengan anggun, Digo langsung memberikan lengannya untuk di gandeng.

"Kita masuk sekarang?" ucap Digo sambil menatap wajah cantik Renata dengan senyum.

Renata memaksakan seulas senyum manis diwajahnya, walaupun sebenarnya dadanya kini berdebar hebat.

Digo dan Renata pun mulai memasuki rumah tersebut, beberapa pelayan didalam menyapa mereka dengan ramah. Rumah besar itu tampak memperhatikan jelas kemewahan didalamnya. Tidak heran, karena keluarga Melviano memang sangat terkenal dengan bisnis besar mereka.

Digo dan Renata mulai memasuki ruangan dimana tempat Daniel dan yang lainnya tengah berkumpul.

Jihan tampak menengok saat Digo baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Digo?" ucap Jihan sambil tersenyum, namun senyuman itu gagal merekah begitu melihat wanita cantik yang menggandeng tangan anaknya dengan mesra.

Jihan menyipitkan matanya lalu berdiri, sementara semua orang mulai mengalihkan pandangan pada kedua sosok yang baru saja datang.

Mereka semua saling bertanya-tanya dalam pikiran masing-masing tentang siapa wanita yang bersama Digo malam ini? Semua disana tampak cukup terkejut, tidak terkecuali Kinara. Wanita itu kini mulai ikut berjalan dibelakang Jihan mendekati Digo dengan disusul juga oleh papa Daniel.

"Selamat malam Tante." sapa Renata dengan ramah.

"Malam." jawab Jihan sambil memberikan senyuman samar.

"Digo, siapa dia?" lanjut Jihan bertanya sambil menatap kedua wajah didepannya kini.

Namun Digo tidak langsung menjawabnya, ia malah mengalihkan pertanyaan itu pada Daniel.

"Selamat ulang tahun pa," ucap Digo memberikan ucapan selamat.

"Mas, kamu...?" ucapan Kinara menggantung, ia tidak mau gegabah dalam mengambil kesimpulan tentang mereka berdua.

Kinara cukup tau sedikit tentang siapa itu Renata, yang tidak lain adalah artis majalah dewasa yang tengah populer akhir-akhir ini. Tapi yang Kinara ingin tau, apa hubungan Digo dan Renata. Kenapa mereka berdua begitu dekat.

"Siapa dia Digo?" tanya papa Daniel dengan wajah datar dan suara beratnya.

"Selamat ulang tahun om." ucap Renata dengan senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya. Renata menyodorkan kado yang telah ia siapkan tadi.

Namun Daniel mengulurkan tangannya, menahan kado yang di berikan oleh Renata dengan telapak tangannya. Pria paruh baya itu bahkan menatap sebelah mata pada Renata.

Sementara dibelakang, Desi tampak antusias ingin mendengar apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Itu kan.. Renata Anastasya, seorang artis majalah dewasa." gumam Mauren yang kini duduk di samping Desi.

"Siapa? Apa kamu mengenal wanita itu?" tanya Desi.

Mauren menggeleng. "Tidak, tapi dia memang cukup terkenal akhir-akhir ini. Waah... Ternyata dia begitu cantik aslinya." puji Mauren.

"Benarkah? Tapi, dari mana Digo mengenalnya? Kelihatannya mereka sudah sangat akrab." ujar Desi.

Mauren mengangkat kedua bahunya. "Aku juga tidak tau." jawabnya lalu.

Kembali Daniel melemparkan pertanyaan yang sama pada putra tunggalnya. "Jawab pertanyaan papa Digo, siapa dia?" tuntut Daniel.

Wajah Digo seketika berubah tidak kalah seriusnya dengan Daniel, dua sosok yang memiliki wajah dominan itu tampak saling menatap.

"Dia Renata pa, istriku." jawab Digo tegas.

Kinara langsung menutup mulutnya sendiri sambil menggelengkan kepalanya pelan. Wanita itu sangat tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Dadanya langsung terasa sesak dan nyeri sekali.

"Apa maksud semua ini Digo!" sentak Kinara menuntut penjelasan.

semua orang yang ada disana juga langsung kaget, mereka tampak sangat terkejut dengan jawaban Digo.

"Ka-kamu bohong kan Digo? ini tidak benar Digo, jangan bercanda seperti ini." ucap Jihan sambil mengayunkan kasar lengan Digo. Ia masih berharap jika ini semua hanyalah kebohongan Digo saja.

"Kita bicarakan di tempat lain saja ma." ujar Digo, karena ia tidak ingin keluarga om Frans ikut mendengar percakapan mereka.

Sebenarnya Digo juga tidak tau, jika keluarga Frans akan datang malam ini. Ia pikir ini hanya makan malam dengan kedua orangtuanya saja.

Plakk!!

Belum sempat mereka pergi dari sana, tapi Daniel sudah melemparkan tamparan keras dipipi Digo.

"Memalukan!!" geram Daniel dengan wajah memerah dan rahang yang mengeras. Bahkan kedua tangannya pun masih mengepal erat.

Digo mengeratkan gigi dan bibirnya, menahan rasa sakit dan panas di pipinya.

Daniel yang masih sangat emosi pun langsung menarik krah kemeja Digo dan mencengkeramnya kuat.

"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada keluarga kita, pada Kinara istrimu Digo! Apa kamu sudah tidak waras!" ucap Daniel dengan penuh penekanan menatap mata Digo dengan lebar-lebar.

Digo menurunkan tangan Daniel dengan sedikit kasar dari bajunya. "Semua yang aku lakukan pasti ada alasannya pa." jawabnya.

"Papa tidak ingin mendengar alasan apapun dari mulutmu Digo. Apa kamu sadar, apa yang kamu lakukan sudah menyakiti istrimu Kinara?!" sentak papa Daniel.

"Papa memang tidak pernah mau mendengarkan ku. Papa hanya memikirkan tentang perasaan Kinara saja, menantu kesayangan papa itu." jawab Digo.

Plak!!

Kembali Daniel memberikan tamparan keras dipipi Digo. Renata hanya bisa memejamkan matanya dalam-dalam saat itu.

Sudah cukup rasanya, Renata tidak kuat lagi melihat suaminya diperlakukan kasar seperti ini. Mungkin mereka memang bersalah, tapi harusnya mereka mendengakan penjelasan Digo dulu bukan?

"Om, saya..." ucap Renata mencoba menjelaskan sesuatu tentang hubungan mereka, tapi Daniel langsung menyelanya.

"Diam kamu! Saya tidak bicara denganmu!" sentak Daniel. "Hanya perempuan yang tidak memiliki martabat yang mau menjadi seorang perusak rumah tangga orang lain!" maki Daniel.

Sementara dibelakang, Desi tampak tegah berbisik-bisik dengan Mauren.

"Mungkin Digo ingin memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk papanya yang terakhir kalinya." ujar Desi.

"Maksud mama?" tanya Mauren sambil mengerutkan alisnya menatap wajah Desi.

"Ya, bukannya memberikan seorang cucu sebagai hadiah, malah membawa istri baru ke ulang tahun papanya didepan semua orang. Bukankah itu sama saja akan membunuh papanya secara perlahan." ucap Desi.

Mereka berdua sama-sama saling terkekeh. Tapi itu tidak lama, Frans langsung memperingatkan mereka berdua.

"Hust!! Jaga bicara kalian, jangan buat keributan lagi!" ucap Frans lirih penuh penekanan.

"Hih! Papa mu itu selalu tidak asyik!" umpat Desi.

Sementara Digo sangat marah ketika papanya kini mulai menyerang Renata.

"Cukup pa! Ini bukanlah salah Renata, jadi tolong jangan berbicara seperti itu padanya." ucap Digo membela Renata didepan semua orang.

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Klu dah jadi pelakor tu kena terima hakikatnya sebelum diterima kemudiannya

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!