Bab 2 Pembicaraan Pribadi

Dafina menyerahkan map yang berisi surat perjanjian kontrak kerjasama mereka pada Digo.

"Silahkan, ini surat kerjasama kita. Anda bisa membacanya terlebih dahulu. Kita akan berkerja sama selama satu tahun terakhir, jika anda bisa membuat kemajuan pesat diperusahaan kita, maka kerjasama bisa kita perpanjangan sesuai dengan kesepakatan yang ada." terang Digo.

Renata menganggukan kepalanya lalu membuka surat kerjasama yang ada didepannya.

Sejak Digo mulai memperhatikan paras cantik dan tegas yang dimiliki oleh Renata diam-diam.

"Harga yang lumayan, aku setuju!" ucap Renata usai membaca jelas kontak tersebut.

"Lumayan? Satu milyar untuk satu tahun dia bilang hanya lumayan. Sungguh wanita gila!" umpat Dafina geram dalam hati.

"Baik, silahkan tandatangani." ucap Digo.

Dafina segera menyerahkan pulpen pada Renata untuk menandatangani kontrak kerjasama tersebut.

Tanpa berlama-lama, Renata langsung menandatanganinya.

"Sudah, apa ada lagi?" tanya Renata.

"Tidak ada, terimakasih untuk waktu anda. Anda bisa langsung masuk kerja besok." ucap Digo.

"Baik kalau begitu saya permisi. Senang bertemu dengan anda tuan Digo Melviano." ucap Renata sambil berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Panggil saja Digo." jawab pria itu sambil menjabat tangan halus Renata setelah berdiri di depannya.

"Kalau begitu saya permisi." pamit Renata.

"Silahkan." jawab Digo.

"Mari saya antar ke depan nona Renata." ucap Jovan dengan sopan.

Renata tersenyum. "Baiklah." jawabnya.

Renata dan Jovan keluar dari ruangan tersebut menyisakan Digo dan Dafina didalam.

"Maaf Tuan, apa tidak berlebihan jika memberikan nominal sebanyak ini untuk sekedar pemotretan satu tahun?" tanya Dafina dengan sopan.

"Tidak masalah, itu bukanlah seberapa dengan keuntungan yang akan kita peroleh nanti. Lagipula, dia adalah artis dewasa yang tengah naik daun. Pastinya itu akan membuat daya tarik tersendiri untuk kemajuan perusahaan kita." terang Digo.

"Baik Tuan." jawab Dafina. Gadis itu sebenarnya sangat dongkol mengingat nominal fantastis untuk pekerjaan yang sangat cukup mudah baginya. Apalagi dia bisa melihat tatapan mata Digo pada Renata tadi, membuat gadis itu terasa semakin kesal saja.

🩸🩸🩸

Tidak terasa, beberapa Minggu sudah Renata bekerja sebagai artis brad ambasador dikantor Digo.

Dengan secara diam-diam pun Digo juga suka memperhatikan gadis cantik itu. Digo mulai merasa ada ketertarikan lebih terhadap Renata yang ia rasa gadis itu juga menyadarinya.

Secara diam-diam mereka suka mencuri pandang satu sama lain kala bertemu atau tidak sengaja melihat. Digo yang merasa diberikan lampu hijau oleh Renata juga mulai berani menatap terang-terangan wanita bertubuh indah bak gitar spanyol itu.

Tentunya, tatapan itu tidak luput dari mata Dafina yang ternyata suka memperhatikan keduanya.

Sudah lama Dafina bekerja sebagai sekretaris pribadi Digo. Bahkan wanita itu diam-diam memiliki perasaan terhadap pria beristri itu, namun Digo tidak pernah menatapnya seperti tatapannya yang ia berikan pada Renata.

Dafina sungguh merasa sangat kesal pada gadis itu, yang seolah memang sengaja menggoda Digo untuk berpaling padanya.

"Awas saja, akan aku beri pelajaran nanti!" gumam Dafina kesal.

Setelah istirahat pemotretan pertama, Renata diberikan waktu untuk istirahat terlebih dahulu menuju pemotretan yang selanjutnya.

"Renata, bisa kita bicara sebentar." ucap Dafina pada Renata yang baru saja keluar dari ruang pemotretan.

"Tentu Dafina. Mau bicara dimana?" tanya Renata.

"Kita ke kantin." jawab Dafina.

Kebetulan memang ini sudah masuk jam istirahat untuk seluruh karyawan kantor, jadi Dafina memiliki waktu cukup senggang untuk bicara empat mata dengan Renata.

"Ada apa Dafina? Apa ada hal penting yang ingin kamu sampaikan?" tanya Renata setelah mereka duduk dimeja kantin kantor.

"Langsung saja Ren, aku sering melihat kamu bermain mata dengan Tuan Digo. Dan aku merasa cukup risih dengan itu." ucap Dafina to the points.

Renata menyunggingkan senyum pada Dafina.

"Asal kamu tau saja Ren, Tuan Digo sudah memiliki seorang istri. Dia sudah menikah satu tahun lalu." jelas Dafina.

"Lalu?" tanya Renata dengan tenang.

"Aku tidak mau kamu salah paham dan bertindak lebih jauh dari ini. Lebih baik mulai sekarang kamu jaga tatapanmu pada Tuan Digo jika kamu tidak ingin dicap sebagai seorang pelakor!" tegas Dafina.

Renata menghela nafas panjang sebelum menjawabnya.

"Aku rasa kamu yang sudah salah paham Dafina. Aku tau, Digo sudah memiliki istri. Dan apa salahnya jika kita hanya bersitatap, bukankah itu hal yang wajar?" tanya Renata.

"Bagaimana kamu bisa berfikir jika itu hal yang wajar Renata? Dia itu suami orang, ingat itu!" tekan Dafina.

"Selagi aku tidak menggoda, seperti apa yang kamu lakukan. Aku akan tetap berfikir itu hal yang wajar. Tapi jika nantinya Digo lebih tertarik padaku, itu urusanya." jelas Renata dengan nada datar penuh penekanan.

"Apa maksudmu Renata? Kamu menuduh aku merayu Tuan Digo, begitu?" tanya Dafina yang tidak terima.

"Aku tidak menuduh, tapi aku juga tidak buta.. Dafina." jawabnya. "Maaf, aku masih harus melakukan beberapa pemotretan lagi setelah ini." ucap Renata lalu pergi meninggalkan Dafina dimeja itu.

"Dasar jalang!" umpat Dafina sambil menatap benci pada punggung yang kini berjalan kian menjauh darinya.

Saat akan kembali keruang pemotretan, tiba-tiba seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Nona Renata!" panggil Jovan yang membuat langkah Renata langsung terhenti dan berbalik menatapnya.

"Asisten Jovan, ada apa?" tanya Renata dengan mengulas senyum manis dibibirnya.

"Sungguh cantik!" batin Jovan.

"Nona Renata, anda diminta untuk masuk ke ruangan Tuan Digo sekarang." ucap Jovan akhirnya.

"Oh, baiklah. Aku akan kesana." jawab Renata.

"Mari saya antar." ucap Jovan.

"Mari." jawabnya. Lalu mereka berdua pun pergi bersama keruang direktur utama.

Jovan mengetuk pintu, ketika mereka berdua telah sampai didepan ruangan Digo.

"Masuk!" suara Digo terdengar dari dalam ruangannya.

"Silahkan nona." ucap Jovan mempersilahkan.

"Terimakasih Jo," ucap Renata lalu masuk ke dalam ruangan Digo.

"Tuan Digo, apa anda memanggil saya?" tanya Renata.

"Oh, ya. Silahkan duduk." ucap Digo mempersilahkan. "Jovan, kamu boleh keluar." lanjutnya pada Jovan.

"Baik Tuan." Jovan keluar lalu menutup pintu ruangan itu.

"Ada apa Tuan memanggil saya? Apa saya melakukan sebuah kesalahan?" tanya Renata yang kini duduk didepan Digo.

Digo tersenyum menatap wajah manis gadis itu.

"Tidak, aku hanya ingin bicara pribadi denganmu. Kamu tidak keberatan bukan?" tanya Digo.

"Tentu tidak Tuan, saya senang jika bisa menjadi teman ngobrol dan pendengar yang baik untuk Tuan." jawab Renata.

"Terimakasih." ucap Digo.

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Mula la tu nk jd pelakor

2025-04-06

0

Soraya

Soraya

salah nama

2025-04-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!