Bab 5 Kencan Bersama?

Digo berjalan kearah nakas dan meraih ponsel yang tergeletak di sana. Pria itu langsung membaca nama yang tertera dibagian atas layar.

"Kinara." lirih Digo. Pria itu melirik sebentar kebelakang, menatap wajah Renata yang tengah menunggunya sambil duduk manis di tepian ranjang.

Digo memberi senyum pada Renata, gadis itu pun langsung membalasnya. Kembali Digo menatap layar ponselnya lalu mengangkat telfon dari Kinara.

"Halo." ucap Digo.

"Halo mas, kenapa kamu lama sekali mengangkat telfonnya." protes Kinara langsung.

Digo berfikir sejenak, mencari alasan yang tepat untuk Kinara. "Aku.. Sedang ada meeting tadi diluar, ada apa?" tanya Digo setelahnya.

"Oh, apa kamu ingat pentas show minggu lalu mas? Banyak sekali yang suka pada disain baju buatanku. Besok malam mereka mengundangku untuk wawancara disalah satu stasiun televisi. Aku mau kamu ikut denganku mas. Bagaimana, kamu bisa kan?" tanya Kinara dengan suara semangatnya. Tidak pernah Digo mendengar Kinara begitu bersemangat seperti sekarang ini sebelumnya.

Dibelakang, perlahan Renata bangkit dari ranjang dan berjalan memeluk Digo dari arah belakang. "Jangan lama-lama, aku menunggumu." bisiknya dengan mesra disalah satu telinga Digo lainnya.

Renata mulai menciumi pundak, bahkan sampai ke leher Digo dari arah belakang. Hingga membuat pria itu mulai tidak fokus dengan telfonnya.

"Mas? Kamu dengar aku kan?" tanya Kinara memastikan.

"Ah, iya.. Aku akan datang. Besok, besok malam." jawab Digo akhirnya.

"Bagus! Aku akan siapkan baju yang akan kamu pakai besok malam." ucap Kinara antusias.

"Ya, siapkan saja." jawab Digo, dengan setengah mati menahan hasrat agar suaranya terdengar tetap netral.

Sementara Renata kini mulai memutar tubuhnya merangkul mesra Digo dari depan dan mulai menciumi leher depan dengan ganas hingga membuat jakun Digo naik turun.

"Ya sudah, aku akan siapkan sekarang." putus Kinara.

"Baiklah." jawab Digo.

Tut!

Telfon terputus, Digo membuang ponselnya keranjang dan langsung meraih pinggang Renata.

"Ternyata kamu sangat nakal." ucap Digo.

"Siapa suruh membuatku menunggu." jawab Renata manja.

"Baiklah, aku akan menghukummu kali ini." ancam Digo.

"Jika dihukum dengan yang enak-enak, aku tidak akan menolak." ujar Renata sambil terkekeh dengan nada yang semakin menggoda.

Tanpa basa-basi lagi, Digo langsung mendaratkan ciuman pada bibir Renata dengan buas. Renata pun langsung membalasnya dengan tidak kalah panasnya.

"Eumph!" leguh Renata yang mulai kehabisan nafas akibat ciuman liar yang Digo berikan padanya.

Tapi Renata suka, sangat suka jika Digo sangat agresif padanya.

"Sayanggh.. Apa ituuh tadi istrimu yang menelfon?" tanya Renata sambil terengah setelah Digo melepaskan ciuman mereka.

"Ya." jawab Digo singkat lalu membenamkan wajahnya dileher Renata.

"Apa katanyaah?" tanya Renata sambil menahan hasratnya.

Digo mengangkat wajahnya dan duduk ditepi ranjang, lalu menarik tangan Renata dan merengkuh pinggangnya. Hingga kini Renata duduk diatas pangkuan Digo.

Digo menyisir rambut Renata kebelakang telinga. "Dia menyuruhku untuk pulang besok malam." ucap Digo apa adanya.

"Kenapa? apa terjadi sesuatu?" tanya Renata datar.

Digo tersenyum kecil. "Tidak sayang, dia memintaku untuk menemaninya kesebuah acara wawancara disalah satu televisi." jawabnya.

Renata mengangguk kecil dan tampak menimang-nimang. "Istrimu hebat juga." pujinya.

"Dia tidak sehebat itu. Ini semua salahku, aku yang mendukung penuh mimpinya dari awal. Sekarang setelah dia berhasil, justru dia mulai tidak memperdulikan ku." jelas Digo dengan tatapan kosong mengingat masa lalu yang kini terasa pahit baginya.

Renata menangkap wajah tampan Digo yang penuh penyesalan dengan kedua tangannya, dan mengangkatnya untuk menatap mata Renata.

"Tapi bukankah karena itu kita jadi bertemu?" ucap Renata lembut. "Mas, aku tidak perduli siapa kamu, dan bagaimana masa lalu mu. Bahkan aku tidak perduli jika aku bukan yang pertama untukmu. Tapi aku berjanji selama kamu dan aku bersama, aku akan memberikan semua yang tidak kamu dapatkan dari istri pertamamu, Kinara." lanjut Renata.

Digo tersenyum mendengarnya. "Terimakasih Ren, aku merasa sangat beruntung memilikimu sekarang." jawabnya.

❣️❣️❣️

Di dalam kantor Melviano group. Dafina tampak tengah berpangku tangan dimejanya dengan wajah yang tak ada gairah. Wanita itu memainkan pulpen yang ia pegang sambil menatap kosong didalam ruangannya.

Dafina menghela nafas panjang. "Rasanya malas sekali jika tidak ada Tuan Digo dikantor." keluhnya.

"Lagipula, kenapa tiba-tiba dia harus ada acara keluar kota? Itu sangat menyebalkan!" lanjut Dafina bermonolog.

Dafina mulai merasa bosan karena pekerjaannya kini sudah selesai, dan entah apa yang ia pikirkan hingga tiba-tiba saja Dafina jadi memiliki akal licik untuk mengerjai Renata kali ini. Lagipula Dafina pikir hari ini dia bebas karena tidak ada Digo dikantor sekaligus ingin memberikan pelajaran pada wanita yang ia anggap sebagai saingannya itu.

Tapi saat Dafina baru saja sampai didepan pintu ruangannya, tiba-tiba ia melihat Jovan yang nampak tengah berjalan kearahnya.

"Asisten Jo." panggil Dafina.

Jo dengan wajah datar yang selalu melekat diparas tampannya itu kini berhenti tepat didepan Dafina kini. "Ada apa sekertaris Dafina?" tanya Jo.

"Tidak, aku pikir kamu ikut pergi bersama Tuan Digo hari ini." ujar Dafina berpendapat.

"Tuan Digo hanya pergi untuk dua hari saja. Lagipula besok hari libur, jadi mungkin Tuan Digo ingin sekaligus pergi liburan." jawab Jovan dengan pemikirannya sendiri.

"Oh, sayang sekali." gumam Dafina.

"Ada apa sekertaris Dafina, apa ada masalah?" tanya Jovan.

"Ah! Tidak, tidak ada." jawab Dafina sedikit gugup. "Jo, apa hari ini Renata masih ada pemotretan?" tanya Dafina lalu.

"Oh, kebetulan nona Renata hari ini tidak masuk karena ada kepentingan pribadi." terang Jovan.

"Tidak masuk? Berani sekali, baru beberapa minggu bekerja saja sudah berani meminta ijin untuk tidak berangkat. Sungguh tidak tau malu!" umpat Dafina. "Apa Tuan Digo tau tentang ini?" tanya Dafina lalu.

"Saya tidak tau mengenai itu sekertaris Daf, saya hanya mendapatkan informasi dari manager nona Renata." jawab Jovan.

"Sungguh kebetulan sekali!" gumam Dafina. "Kalau begitu, terimakasih asisten Jo." ucap Dafina.

"Ya, senang bisa membantu anda. Saya permisi." pamit Jovan.

"Ya, silahkan." jawab Dafina.

Dafina mengurungkan niatnya untuk pergi ke ruang pemotretan kali ini. Ia pun kembali masuk dan duduk di dalam ruangannya.

"Tuan Digo dan Renata sama-sama tidak masuk hari ini. Mungkinkah mereka... pergi kencan bersama?" ucap Dafina sambil meluapkan keganjalan dihatinya.

"Tidak, tidak, aku harus memastikannya sekarang!" Dafina yang mulai panik langsung buru-buru merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam sana.

Dafina langsung menghubungi nomor Renata saat itu juga. Kebetulan waktu itu dia sendiri lah yang ditugaskan untuk menghubungi Renata untuk melakukan pembicaraan kerjasama. Jadi Dafina masih menyimpan baik-baik nomor Renata di ponselnya.

Suara sambungan telepon mulai terdengar, pertanda nomor Renata tengah aktif.

"Halo?" suara lembut dari balik telfon.

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Elok2 jer kerja jadi sekateri Tuan Digo, jgn sampai dipecat kerana ulahmu/Facepalm//Facepalm/

2025-04-06

1

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Sibuk je kau Dafina.Klu nadi tak dingin, pinggan tak retak.Orang tak ingin dan tak hendak/Facepalm/

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!