Bab 9 Nakal dan Manja

Kini Renata tengah memanjakan junior Digo terlebih dahulu. Wanita itu selalu bisa menciptakan kenikmatan dengan sensasi yang berbeda untuk Digo, hingga membuat pria tampan itu terasa mabuk nikmat dibuatnya.

Setelah puas, kini mereka kembali bercumbu, Digo meremas dan memijat benda padat yang menggantung indah didepannya.

"Akh!" desahan itu lolos begitu saja dari bibir manis Renata.

"Malam ini kamu begitu panas sayang." bisik Digo.

Kini pria itu membenamkan wajahnya di leher Renata dan memberinya satu tanda mereh disana.

"Emmh..." leguh Renata.

Wajah Digo kini perlahan turun menyusuri dada Renata hingga berhenti di satu titik sensitifnya. Digo mulai meremas bahkan menghisap dan memainkan lidahnya disana. Sementara jari-jari kasarnya bermain di lebah yang masih terasa sempit itu hingga membuatnya basah.

Tubuh Renata hanya bisa menggeliat merasakan seakan ada aliran listrik yang menyengat tubuhnya.

"Mmaash.. Aku sudah tidak tahan.. emmh.." racau Renata sambil meremas-remas rambut Digo.

"Tubuhmu begitu nikmat sayangg.." balas Digo.

Renata yang benar-benar sudah tidak tahan pun langsung mendorong tubuh Digo agar terlentang di ranjang. Sementara Renata mulai mengambil posisi diatasnya dan siap melakukan penyatuan yang nikmat kali ini.

Renata menuntun junior Digo agar bisa masuk, dan begitu..

"Aakh!" pekik Renata, matanya terpejam seketika benda keras itu berhasil masuk ke dalam tubuhnya.

Renata mulai memompa tumbuhnya dengan liar kini, sementara Digo hanya bisa pasrah dengan ulah nakal istri simpanannya itu.

......................

Jam dua belas malam, kini Digo baru saja sampai di rumahnya. Jika mau dituruti, mungkin Digo tidak akan pulang malam ini. Pria itu akan lebih memilih untuk menghabiskan malamnya bersama Renata.

Mengingat wajah manja Renata yang tampak berat ditinggalkannya tadi membuat Digo merasa sedikit bersalah. Tapi apa boleh buat, Digo sudah berjanji akan pulang malam ini.

Lagipula, Digo sudah pergi dua hari sebelumnya, jadi Digo takut Kinara akan curiga jika malam ini Digo tidak pulang lagi.

Didalam kamarnya, kini Kinara tampak sudah terlelap. Digo mendekatinya dan menarik selimut lebih tinggi untuknya.

Digo mulai membuka pakaiannya sambil memunggungi ranjang.

"Mas.. Kamu sudah pulang?" suara serak terdengar dari arah belakang punggungnya.

Digo membalikkan badannya, menatap Kinara yang kini duduk di atas ranjang dengan muka bantalnya. Bahkan matanya pun terlihat masih sangat berat.

Digo mendekatinya dan duduk ditepi ranjang depan Kinara.

"Kenapa kamu bangun? Tidurlah.. Aku baru saja sampai." ucap Digo sambil membelai lembut pipi Kinara.

Kinara tersenyum sambil memegang tangan Digo yang berada di pipinya.

"Kamu terlihat sangat lelah mas, apa akhir-akhir ini pekerjaanmu begitu banyak?" tanya Kinara.

"Ya, ada beberapa hal yang harus aku tangani sendiri. Jadi aku kurang istirahat karena itu." jawabnya.

"Kalau begitu, akan aku buatkan teh hangat untukmu." ujar Kinara sambil menurunkan tangannya.

"Tidak sayang, aku akan mandi dan langsung istirahat. Aku tau, kamu juga pasti lelah." tolak Digo dengan halus.

"emm... Baiklah kalau begitu." jawabnya lalu.

Kinara kembali tidur, sementara Digo pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

✨✨✨

Pagi ini dikantor Melviano..

Dafina tampak sangat bersemangat begitu melihat Digo masuk ke kantor bersama asisten Jovan.

Wanita cantik itu langsung memoles wajahnya kembali dengan cermin ditangannya, mengulas warna lipstik kesukaannya dibibir manisnya.

"Emmuuach!!" suara Dafina meruncingkan bibirnya seperti sedang memberikan ciuman.

Dafina merapikan bajunya, dan meraih beberapa laporan untuk ia serahkan pagi ini pada Digo.

Sementara didalam ruangan, Digo yang baru saja sampai tiba-tiba langsung menerima panggilan telefon masuk di ponselnya.

"Halo sayang." sapa lembut Digo pada Renata dari sebrang telfon.

"Mass.. Bisakah hari ini aku datang agak siang, punyaku masih sangat sakit untuk berjalan pagi ini." ucap Renata dengan manja.

Digo terkekeh sebentar mendengarnya. "Baiklah, baiklah.. Sekarang kamu tau akibatnya jika menggodaku bukan, hmm?" ucapannya.

"Iih! Tapi tetap saja, aku tidak akan kapok! Aku akan tetap menggoda mu, aku akan tetap menjadi istri yang nakal untukmu!" cerocos Renata dengan suara manja yang hanya ia ucapkan khusus pada suaminya saja.

"Dasar keras kepala, tapi aku suka." jawabnya sambil tersenyum. "Ya sudah, istirahatlah. Berangkat nanti jika kamu sudah merasa lebih baik." lanjutnya.

"Emm.. baiklah.." suara Renata seolah akan mengakhiri sambungan telepon mereka, namun tak kunjung ia matikan.

"Baiklah.. , tapi kenapa tidak dimatikan?" tanya Digo setelah menunggu beberapa detik.

"Ciumm..." pinta Renata dengan manja seperti seorang anak kecil.

"Istriku ini memang sangat nakal dan manja." ujar Digo. "kalau begitu istirahatlah cepat.. emuach..!" lanjutnya memberikan ciuman dari balik telfon.

"Akh! Hangatnya.." puji Renata sambil membayangkan jika ciuman itu benar-benar menyentuh kulitnya.

"Ya sudah, aku akan lanjut istirahat dan menelfon Tari untuk ijin jika aku akan berangkat agak terlambat hari ini." lanjut Renata.

"Hmm .."

Tut!

Sambungan telepon mereka terputus. Sementara diluar ruangan Dafina tidak sengaja mendengar suara Digo yang baru saja terdengar sedang berbicara di telfon dengan seseorang.

"Pagi-pagi sudah mesra-mesraan di telfon, tumben sekali. Biasanya aku tidak pernah dengar Tuan Digo berbicara dengan isterinya dengan begitu mesra sambil tertawa di telfon." umpat Dafina berbicara diluar ruangan Digo.

Kini Dafina siap untuk masuk ke dalam ruangan Digo. Tapi sebelum itu, Dafina terlebih dulu menurunkan kemejanya agar belahan dadanya terlihat lebih menantang. Bahkan gadis itu membuka kancing bajunya dengan cukup rendah. Dengan demikian, Dafina berharap Digo bisa melihat belahan dadanya yang padat dan membuat pria itu bisa tertarik padanya.

Meski dada Dafina tidak terlalu besar seperti yang dimiliki Renata, tapi Dafina yakin, itu masih bisa membuat pusaka Digo berdiri tegak dengan sempurna.

Dengan hanya membayangkannya saja sudah bisa membuat Dafina merinding sambil tersenyum-senyum sendiri. Geli sekali rasanya jika ia dapat melihatnya langsung.

"emmh.. Ayolah Dafina, kamu juga tidak kalah cantik dengan Renata. Kali ini aku pasti akan berhasil." ucap Dafina dengan senyum yang merekah di wajah cantiknya.

Dafina mulai mengangkat tangannya dan mengetuk pintu ruangan Digo.

"Masuk!" terdengar suara maskulin Digo dari dalam ruangannya.

Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!