Bab 15 Jalur Yang Salah

Kini Renata dan Digo ada didalam mobil. Mereka mulai menuju ke kediaman kedua orang tua Digo.

"Mas, apa Kinara sudah sampai?" tanya Renata.

"Aku tidak tau sayang, dia bilang akan berangkat sendiri ke sana karena masih ada pekerjaan tadi." terang Digo.

"Istrimu sungguh sangat sibuk rupanya." ujar Renata.

"Ya, dan itulah yang membuatku menjadi jengah. Dia sudah tidak lagi memperdulikan ku. Bahkan untuk datang ke acara seperti ini pun, kita harus datang masing-masing." keluh Digo sambil terus fokus menyetir.

"Tapi dibalik semua itu, istrimu adalah sosok yang mandiri mas, dia hebat bisa menggapai semua mimpinya." ujar Renata lagi.

"Tapi jika aku boleh memilih, aku ingin wanita yang seperti kamu saja. Tidak perlu mandiri, justru terlihat lebih manja, aku lebih suka." ujar Digo jujur.

"Benarkah?" tanya Renata. Wanita itu mengendus. "Andai saja kita dipertemukan lebih awal, pasti aku tidak akan berada di jalur yang salah saat ini." lanjutnya dengan suara lemah.

Digo menatap wajah masam Renata sejenak, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya. Seolah mengisyaratkan jika tidak ada yang perlu disesali dalam hubungan mereka saat ini.

"Tidak ada yang salah sayang.. Aku yang memilihmu, aku yang menginginkanmu, aku yang memintaku masuk ke dalam hidupku dan Kinara. Jadi jika ada yang harus bersalah, itu adalah aku." ucap Digo.

Renata tersenyum samar sambil menaruh satu tangannya diatas tangan Digo. Apa mau dikata, semua sudah terjadi, mungkin Tuhan memang memiliki jalannya sendiri untuk mereka.

❣️❣️❣️

Beberapa menit berlalu, kini Kinara telah sampai di depan rumah papa Digo, yang tidak lain adalah mertuanya sendiri.

Wanita itu masih berada di dalam mobil yang terparkir di sebrang jalan. Saat ini ia tengah bersama Hariz, pria itu mengantarkan Kinara ke rumah mertuanya atas permintaan dari Kinara sendiri.

Jujur saja, Kinara sangatlah enggan untuk masuk ke dalam sana. Ia sedang dan bahkan tidak pernah ingin mendengar pertanyaan yang terus memojokkannya tentang seorang keturunan.

Itu sungguh sangat menyebalkan!

Hariz menatap wajah masam Kinara yang terus memandangi rumah tersebut dari balik kaca mobil.

"Kita sudah sampai Kinara, apa kamu tidak ingin turun?" tanya Hariz.

"Jika aku boleh memilih, aku sungguh tidak ingin datang." ucapannya.

"Sayangnya itu tidak ada dalam kamus pilihanmu untuk saat ini Kinara. Pergilah, aku akan tetap disini menunggu jika kamu nantinya akan membutuhkanku untuk pergi." ucap Hariz.

Kinara beralih menatap Hariz, wanita itu tersenyum manis menatap pria tampan disampingnya kini. Lelaki yang selalu ada dan membuatnya merasa sangat nyaman.

"Tidak perlu Hariz, setelah ini pulanglah. Aku bukanlah orang yang pantas untuk kamu tunggu. Aku akan baik-baik saja, aku biasa melewatinya." ujar Kinara.

Hariz tidak bisa berucap apa-apa, karena dalam ucapan Kinara seolah mengandung sebuah arti lain untuknya.

Hariz mengangguk kecil. " Baiklah." jawabnya.

"Terimakasih untuk tumpangannya malam ini Hariz, aku akan masuk." ucap Kinara.

"Ya, sama-sama." agak terasa sesak rasanya, karena lagi-lagi takdir harus mengingatkannya jika Kinara bukanlah lagi miliknya.

Kinara mulai turun dari mobil dan memasuki gerbang rumah tersebut.

Didalam sudah tampak ada tamu, yang tidak lain adalah keluarga dari adik papa Digo.

Mama Digo langsung berjalan menyapanya hangat saat melihat Kinara masuk ke dalam rumah tersebut.

"Kinara, kamu sudah datang sayang." ucap Jihan, mama Digo.

Mereka berdua langsung bertukar cium hangat di pipi kanan dan kiri.

"Mama sehat?" tanya Kinara sambil tersenyum menatap mama Jihan.

"Ya, seperti yang kamu lihat. Mama sangat sehat." jawabnya.

Tubuh mama Jihan langsung berbalik ke belakang, bola matanya seolah tengah mencari keberadaan seorang. Tatapannya berhenti pada seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk bersama keluarga dari adik kandungnya disofa panjang.

"Pa, papa.. Ini Kinara sudah datang. Menantu kita sudah datang." ucap Jihan sedikit berteriak.

Semua orang yang duduk bersama papa Daniel langsung beralih menatap kinara. Papa Daniel juga langsung berdiri dari tempat duduknya ketika melihat menantu kesayangannya datang.

"Oh, Kinara.. Kamu sudah datang." ucap papa Daniel sambil berjalan ke arah Kinara dan mama Jihan.

"Selamat ulang tahun pa." ucap Kinara sambil memberikan pelukan hangat.

"Terimakasih sayang." ucap papa Daniel sambil mengelus rambut Kinara lembut.

"Ini hadiah kecil untuk papa, semoga saja papa suka." ucap Kinara sambil menyodorkan sebuah kado untuk papa Daniel.

"Kenapa harus repot-repot sayang, papa tidak perlu semua ini. Ayo kita duduk di sana bersama yang lain." ucap papa Daniel.

Pria itu pun merangkul pundak Kinara untuk bergabung dengan yang lainnya.

"Oh ya sayang, mana Digo? Kenapa dia belum masuk juga? Kamu datang bersamanya bukan?" tanya mama Jihan, memberondong Kinara dengan banyak pertanyaan setelah mereka duduk bersama.

"Tidak ma, hari ini kita sama-sama sedang cukup sibuk. Jadi kita memutuskan untuk datang sendiri-sendiri." ucap Kinara yang memang tidak salah sepenuhnya.

"Benarkah? Kalian sedang tidak bertengkar bukan?" tanya mama Jihan dengan tatapan menuntut.

"Tidak, jika mama tidak percaya, bisa tanyakan pada Digo nanti." ujarnya.

"Kinara, sebelumnya terimakasih atas kado ini. Tapi.. kamu tau? Ini adalah ulang tahun papa yang ke enam puluh lima tahun, papa sudah tua. Digo adalah pewaris tunggal keluarga kita. Bukanya papa tidak menghargai pemberianmu kali ini, tapi untuk kado lelaki seumur papa ini yang papa inginkan hanyalah seorang cucu. Papa ingin kalian segera memberikan seorang bayi lucu untuk pewaris tahta keluarga ini. Papa sangat berharap jika kalian bisa cepat memberikannya." ujar ayah Daniel panjang lebar dengan suara lembut.

"Benar Nara, mama juga sudah tidak sabar ingin menimang cucu dari kalian. Dan, mama rasa kamu tidak perlu melakukan pekerjaan yang terlalu sibuk, karena tubuh yang terlalu lelah itu bisa mempengaruhi faktor kehamilan nantinya. Lagipula mama rasa kemewahan yang diberikan Digo juga sudah cukup untuk kalian. Jadi mama mau kamu tidak perlu bekerja, fokuslah untuk memulai proses kehamilan." sela mama jihan menimpali.

Apa maksud semua ini? Ini bukanlah masalah uang, Kinara hanya merasa ingin mewujudkan mimpinya. Saat semuanya telah tercapai di depan mata, mereka malah ingin menghancurkannya.

Tega!

Kinara hanya bisa terdiam mendengarkan keinginan kedua orang tua Digo. Hatinya sangat marah sebenarnya, mereka terlalu egois untuk Kinara.

"Kinara, aku melihat mu dan Digo disalah satu stasiun televisi kemarin. Sungguh, menantumu ini sangat hebat Daniel." ucap Frans adik kandung Daniel. Ia tampak sangat memuji pada Kinara dengan prestasinya.

Namun tidak demikian dengan Desi, istrinya. Ia menatap sinis pada Kinara seolah tak suka pada sanjungan yang diberikan oleh Frans.

Itu terlalu berlebih-lebihan!

"Hegh! Untuk apa karir yang hebat jika belum bisa memberikan anak. Kamu itu sudah lama menikah Kinara, apa tidak sebaiknya lebih fokus saja untuk hamil." ucap Desi dengan suara yang sangat tidak enak didengar.

"Lihat itu Mauren." ucap Desi menunjuk pada seorang wanita yang tengah berdiri dengan perut besarnya. Mauren adalah anak pertama dari Frans dan Desi.

"Dia yang baru menikah satu tahun saja, sudah mau memiliki dua anak. Sebentar lagi dia juga akan melahirkan." ucapannya bangga.

Kinara menyunggingkan senyum membalasnya. "Satu tahun sudah mau dua anak, bahkan yang ini saja terlihat sudah akan melahirkan. Mungkin aku dan Digo memang menikah lebih dulu dari Mauren. Tapi siapa yang tau jika Mauren lah yang membuatnya lebih dulu." sindir Kinara.

Desi langsung melebarkan tatapannya. "Apa maksudmu! apa kamu mau bilang kalau Mauren itu hamil diluar nikah begitu?" tuntut Desi tidak terima.

"Aku tidak bicara seperti itu. Tapi... Biarkan saja kalian nilai sendiri." jawab Kinara.

"Kurang ajar!" ucap Desi hampir berdiri dari tempat duduknya. Namun Frans langsung mencegahnya.

Itulah yang membuat Kinara malas untuk datang, ia harus meladeni mulut-mulut busuk seperti Desi ini.

"Tenangkan dirimu ma, ini rumah orang." ucap Frans.

"Apa papa tidak dengar tadi, dia menjelekkan anak kita Mauren." ucap Desi tak terima.

"Mama yang mulai duluan. Makannya jangan banyak bicara dan ikut campur urusan orang lain." tegur Frans membuat Desi semakin kesal saja.

"Sudah-sudah.. Kenapa jadi ribut-ribut begini. Kita disini untuk berkumpul dan bersenang-senang. Jangan ada yang membuat masalah." ucap Daniel mencoba menengahi.

"Dan untuk kamu Desi, ini adalah menantuku. Jadi kamu tidak berhak bicara seperti itu lagi padanya." tegur Daniel lalu.

Desi langsung membuang wajahnya, dadanya tampak naik turun menahan emosi yang ingin meledak rasanya.

Tiba-tiba dari arah pintu, datang lah Digo bersama dengan Renata. Wanita itu tampak menggandeng lengan Digo saat memasuki rumah.

"Digo!"

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Apa jadi.zMakin menjadi si Desi tu

2025-04-06

1

Nur Janah

Nur Janah

nah looo

2025-03-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!