Bab 11 Tidak Rela Berbagai

Didalam sebuah restoran saat ini, Kinara sedang duduk bersama seorang pria yang tidak lain adalah Hariz, mantan kekasihnya dulu.

"Kinara, aku melihatmu semalam disebuah acara televisi. Kamu tampak sangat cantik." puji Hariz.

"Benarkah? kamu terlalu memuji Hariz." jawab Kinara sambil tersenyum. Wanita mana yang tidak akan melambung saat dipuji, apa lagi pujian itu terlontar langsung dari bibir sang mantan kekasih yang belum selesai dengan masa lalu mereka.

Itulah yang dirasakan oleh Kinara saat ini. Hariz dan Kinara memang memiliki hubungan yang cukup lama dan serius dulu, namun karena sebuah alasan Hariz harus meninggalkan Kinara untuk pergi ke luar negeri.

Walaupun Hariz sudah pernah menikah sebelumnya dengan seorang wanita, tapi ia tidak pernah benar-benar bisa melupakan Kinara.

Ya, kini Hariz memang berstatuskan sebagai seorang duda. Istrinya telah meninggal karena sebuah kecelakaan mobil yang membuat Hariz harus menerima kenyataan jika dia harus kehilangan istri sekaligus anak yang berada didalam kandungannya.

Kini keduanya harus dipertemukan kembali lewat acara reuni SMA beberapa bulan yang lalu. Membuat keduanya kini semakin dekat dan sering bertemu berdua.

Hariz meraih tangan Kinara yang berada di atas meja lalu menggenggamnya.

"Kinara, aku tidak bisa berbohong.. Kedekatan kita akhir-akhir ini membuat ku ingin kembali menjalin hubungan seperti masa lalu bersamamu." ucap Hariz.

Kinara terdiam sejenak, lalu menarik tangannya perlahan. "Maaf Hariz tapi kamu tau betul statusku saat ini." ujar Kinara dengan berat hati.

"Aku tau, tapi aku benar-benar tidak bisa melupakanmu begitu saja Nara. Apa kamu tidak bisa memberikan aku satu kesempatan saja? Aku berjanji akan membuatmu lebih bahagia dari sekarang ini." bujuk Hariz mencoba meyakinkan Kinara atas perasaannya.

Karena Hariz tau, Kinara terkadang bercerita sedikit tentang kehidupan rumah tangganya bersama Digo. Itulah yang membuat Hariz berani menyatakan jika ia menginginkan hubungan mereka kembali, karena Hariz yakin jika saat ini Kinara memang tampak tidak benar-benar bahagia seutuhnya.

Kinara merasa sangat bimbang saat ini, disatu sisi ia masih memiliki perasaan yang amat dalam pada Hariz yang tidak pernah pudar dan masih sama seperti dulu.

Disisi lain, dia memiliki Digo, sosok lelaki yang ia cintai dan juga telah menjadi suaminya kini. Walaupun Kinara akui, akhir-akhir ini hubungannya dengan Digo memang terasa sangat hambar. Apa lagi semenjak ia bertemu lagi dengan Hariz.

Seakan waktu berputar kebelakang, namun dengan keadaan yang berbeda. Membuat hati Kinara terasa sangat sesak rasanya.

"Maaf Hariz, untuk saat ini.. Aku rasa hubungan kita yang sekarang sudah sangatlah cukup." jawab Kinara lalu.

Hariz menghela nafas panjang dan membuang wajah. Ia sadar betul jika saat ini ia tengah berharap pada orang yang salah. Walaupun Hariz yakin, jika Kinara pun masih memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Tapi Hariz tidak ingin memaksa Kinara, ia sadar akan status mereka berdua saat ini.

Hariz kembali menatap Kinara sambil tersenyum. "Tidak apa-apa Kinara, untuk bisa dekat lagi denganmu lagi pun aku sudah sangat bahagia." ujarnya.

"Maafkan aku Hariz." ucap Kinara penuh sesal, namun ia tidak memiliki kuasa atas pilihannya kini.

"Tidak masalah, tidak perlu dipikirkan. Tapi apapun yang terjadi, aku akan tetap ada untuk menunggumu, Kinara." ujar Hariz.

"Terimakasih Hariz, aku tidak menyangka.. Kamu tidak berubah sama sekali. Kamu masih Hariz yang dulu aku kenal, Hariz yang sangat hangat." puji Kinara.

"Aku tidak akan pernah berubah untukmu Kinara." jawabnya. Mereka saling melempar senyum sambil menatap hangat.

Drrt!

Drrt!

Ponsel Kinara bergetar, wanita itu segera mengambilnya. Itu adalah panggilan masuk dari Digo.

Hariz memperhatikan Kinara sejak, wanita itu tampak enggan mengangkat telfonnya, senyum manisnya pun tampak langsung memudar dari wajah cantiknya.

"Siapa Nara?" tanya Hariz.

"Digo, suamiku." jawabnya lalu.

"Ooh.. angkatlah, siapa tau penting." titah Hariz.

"Ya," Kinara langsung mengangkat telfon tersebut.

Dan raut wajah Kinara langsung berubah masam ketika tengah menerima telepon tersebut. Tidak lama, mereka pun mengakhiri panggilan telfon tersebut.

"Ada apa Nara? Apa ada masalah?" tanya Hariz.

Kinara membuang nafas kasar. "Tidak, hanya acara keluarga untuk nanti malam." jawabnya dengan nada malas.

"Tapi wajahmu terlihat begitu tidak bersemangat, apa ada sesuatu?" tanya Hariz lagi, yang seolah merasa jika ada yang tengah dipikirkan oleh Kinara saat ini.

"Sebenarnya aku paling tidak suka dengan acara seperti ini, karena mereka pasti akan membahas tentang keturunan." ujar Kinara.

Hariz mengangguk. "Itu wajar, dalam sebuah pernikahan pasti semua orang akan menginginkannya." ucapannya.

"Tapi bisakah mereka bersabar sedikit untuk itu? Aku sungguh muak mendengarnya. Aku hanya ingin menggapai mimpiku terlebih dahulu. Apa itu salah?" tanya Kinara yang mulai kesal jika mengingatnya kembali.

"Nara, aku tidak menyalakan mimpimu. Tapi sebuah pernikahan pasti membutuhkan seorang keturunan. Apa kalian sudah pernah konsultasi dengan dokter?" tanya Hariz.

Kinara menggelengkan kepalanya. "Belum, aku malas.. Lagi pula menurutku itu tidak penting. Ini hanya masalah waktu saja bukan?" ujarnya.

"Tapi aku rasa demi kebaikan kalian, lebih baik kamu dan Digo pergi untuk konsultasi ke dokter. bagaimanapun ini penting untuk masa depan kalian." ujar Hariz menasehati.

"Baiklah, akan aku pikirkan lagi nanti." jawab Kinara lalu.

❣️❣️❣️

Tepat setelah jam istirahat makan siang selesai, Renata tampak langsung berjalan menuju ke ruangan Digo.

Dengan wajah masam Renata mulai berjalan, sementara dari pintu ruangan sekertaris, Dafina tampak melambaikan tangan sambil memasang senyum mengejek pada Renata.

Renata yang melihatnya pun berusaha mengabaikannya, dan melewatinya begitu saja.

"Aku yakin, setelah ini tamatlah riwayatmu Renata! Kamu pikir akan mudah mendapatkan Tuan Digo?" ucap Dafina sambil mengangkat satu alisnya.

Renata mengetuk pintu dan langsung masuk saat Digo sudah mempersilahkannya.

"Mas!" sentak Renata dengan suara yang agak tinggi, membuat Digo langsung berjalan cepat kearah istri gelapnya itu.

Digo buru-buru mengunci pintu ruangannya dan langsung memeluk Renata.

"Aku sangat rindu padamu sayang." ucap Digo.

Tapi Renata malah langsung mendorong dada Digo, dan berjalan kearah sofa lalu mendaratkan tubuhnya dengan kasar diatas kursi itu. Renata menyilangkan kedua tangannya sambil memalingkan wajah.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Digo menghampiri Renata dan duduk di sebelahnya sambil memeluknya dari belakang.

"Aku kesel sama kamu mas, karena kamu menegur pakaianku nggak jelas!" jawab Renata.

"Oh.. Ya, aku minta maaf. Aku punya alasan untuk itu sayang." ujar Digo menjelaskan.

Namun Renata hanya diam karena masih merasa kesal pada Digo.

"Sayang, kamu tau.. Kamu memiliki tubuh yang sangat indah, dan aku tidak ingin membagi pemandangan indahku ini pada orang lain." ucap Digo.

"Setiap kali kamu berjalan masuk ke dalam kantor, banyak lelaki yang menatap lekuk tubuhmu dengan begitu liar, dan jujur saja, aku sangat tidak suka dan tidak rela untuk berbagai dengan mereka." lanjutnya lagi.

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Dah bini kau model

2025-04-06

1

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Jgn murah jd perempuan

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Digo Melviano
2 Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3 Bab 3 Istri Kedua
4 Bab 4 Bulan Madu Singkat
5 Bab 5 Kencan Bersama?
6 Bab 6 Kejutan
7 Bab 7 Hampir Saja
8 Bab 8 Foto Panas
9 Bab 9 Nakal dan Manja
10 Bab 10 Teguran
11 Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12 Bab 12 Sebuah Pengakuan
13 Bab 13 Wanita Penganggu
14 Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15 Bab 15 Jalur Yang Salah
16 Bab 16 Martabat
17 Bab 17 perjodohan
18 Bab 18 Serangan Jantung
19 bab 19 Kau Memegangnya?
20 Bab 20 Ulah Renata
21 bab 21 Malam Indah
22 Bab 22 Senyuman Jovan
23 Bab 23 Janji Renata
24 bab 24 Baik-baik Saja
25 Bab 25 Dia Adalah Istriku
26 Bab 26 Oma Carla
27 Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28 Bab 28 Membuat Sarapan
29 Bab 29 Digo atau Jovan
30 Bab 30 Bertahanlah
31 Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32 Bab 32 Sangat Beruntung
33 Bab 33 Ancaman
34 Bab 34 Pergerakan
35 Bab 35 Siapa aku?
36 Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37 Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38 Bab 38 Penyesalan Jihan
39 Bab 39 Kita Akan Cocok
40 Bab 40 Kabar Baik
41 Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42 Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43 Bab 43 Istri Hariz
44 Bab 44 Menantu Kesayangan
45 Bab 45 Seperti Model
46 Bab 46 Jati Diri
47 Bab 47 Terikat Denganmu
48 Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49 Bab 49 Paling Hancur
50 Bab 50 Aku ingin Bicara
51 Bab 51 Jika kamu Rindu
52 Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53 Bab 53 Seutuhnya Denganku
54 Bab 54 Melengkapi Hidupku
55 Bab 55 Aku Jadi Ingin
56 Bab 56 Penyemangat Hidupku
57 Bab 57 Jadi Yang Terakhir
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Digo Melviano
2
Bab 2 Pembicaraan Pribadi
3
Bab 3 Istri Kedua
4
Bab 4 Bulan Madu Singkat
5
Bab 5 Kencan Bersama?
6
Bab 6 Kejutan
7
Bab 7 Hampir Saja
8
Bab 8 Foto Panas
9
Bab 9 Nakal dan Manja
10
Bab 10 Teguran
11
Bab 11 Tidak Rela Berbagai
12
Bab 12 Sebuah Pengakuan
13
Bab 13 Wanita Penganggu
14
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
15
Bab 15 Jalur Yang Salah
16
Bab 16 Martabat
17
Bab 17 perjodohan
18
Bab 18 Serangan Jantung
19
bab 19 Kau Memegangnya?
20
Bab 20 Ulah Renata
21
bab 21 Malam Indah
22
Bab 22 Senyuman Jovan
23
Bab 23 Janji Renata
24
bab 24 Baik-baik Saja
25
Bab 25 Dia Adalah Istriku
26
Bab 26 Oma Carla
27
Bab 27 Cucu Menantu Keluarga Melviano
28
Bab 28 Membuat Sarapan
29
Bab 29 Digo atau Jovan
30
Bab 30 Bertahanlah
31
Bab 31 Nyawa Adalah Prioritas
32
Bab 32 Sangat Beruntung
33
Bab 33 Ancaman
34
Bab 34 Pergerakan
35
Bab 35 Siapa aku?
36
Bab 36 Waktu Yang Menjawab
37
Bab 37 Jangan Halangi Jalanku
38
Bab 38 Penyesalan Jihan
39
Bab 39 Kita Akan Cocok
40
Bab 40 Kabar Baik
41
Bab 41 Kesedihan Oma Carla
42
Bab 42 Kau Tidak Akan Marah?
43
Bab 43 Istri Hariz
44
Bab 44 Menantu Kesayangan
45
Bab 45 Seperti Model
46
Bab 46 Jati Diri
47
Bab 47 Terikat Denganmu
48
Bab 48 Bawa Istrimu Pulang
49
Bab 49 Paling Hancur
50
Bab 50 Aku ingin Bicara
51
Bab 51 Jika kamu Rindu
52
Bab 52 Aku Ingin Menculikmu
53
Bab 53 Seutuhnya Denganku
54
Bab 54 Melengkapi Hidupku
55
Bab 55 Aku Jadi Ingin
56
Bab 56 Penyemangat Hidupku
57
Bab 57 Jadi Yang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!