tamu penting

Pagi itu Rumah sakit edelweis disibukkan dengan acara penyambutan tamu penting. pemilik rumah sakit akan datang untuk melakukan peninjauan lokasi setelah sekian lama tidak dilakukan nya kunjungan. beliau akan mampir kabar nya setelah memantau proyek pembangunan hotel baru milik nya yg di bangun di kota jambi juga.

"segera berbaris rapi! beliau dikabarkan akan datang 5 menit lagi!!"

"siap paaak!!!" serentak karyawan menjawab kompak

"pembawa karangan bunga segera kesini! tolong segera mengambil posisi!!"

"siap pak!!!" jawab humaira terseok seok dengan langkah cepat, lalu berdiri di barisan paling depan. dia di tunjuk sebagai penerima sekaligus petugas penyerahan karangan bunga hari itu,karena tak seorang pun mau di berikan tugas ini, kabarnya ceo muda anak tunggal dari pemilik utama rumah sakit ini, kurang bersahabat. sangat arogant dan tidak bisa mengontrol emosi nya.

"bersiap!! beliau tiba!!" aba aba dari seorang security mengingatkan mereka.

tak lama, turun lah 2 orang laki laki dari sebuah mobil sedan mercy keluaran terbaru berwarna hitam. semua berbaris rapi dan tak ada yang mengeluarkan suara nya.

"selamat datang tuan putra ramadhan! suatu kehormatan bisa menyambut kedatangan tuan disini!" ucap bu asih selaku kepala cabang rumah sakit edelweis, dengan sigap humaira segera mengikuti dengan mengalungkan karangan bunga kepada putra

"terimakasih penyambutannya! apa yang ingin kalian tunjukkan kepada ku" to the ponit putra menjawab nya, karena dia tak suka bertele tele

"baik tuan, saya akan mengajak anda langsung keruang pertemuan!" jawab asih

"saya mau dia mendampingi saya!" tunjuk putra tepat di depan hidung humaira. membuat humaira terbelalak. semua yang hadir diam membisu, tak bisa membantah ucapan ceo muda itu.

"baik tuan!" jawab asih memberi kode pada humaira

"silahkan tuan, jika ada hal yang ingin ditanyakan silahkan beritahu humaira" jawab asih

humaira hanya mengangguk sambil mencoba tersenyum ramah. jika ada pertanyaan tentang hal mengenai manajemen nya dia tak begitu paham , dia hanya di tugaskan mengalungkan bunga.

"mati lah aku..." gumam humaira tak bersuara. dia memandang bu asih penuh makna, asih cuma menganggukan kepala memberi kekuatan bahwa humaira bisa.

ternyata humaira sangat grogi, kadang tangan nya gemetar menjelaskan setiap pertanyaan putra, tugas yang diberikan secara tiba tiba membuat humaira keteteran, meskipuk mulai memahami sistem kerja di rumah sakit ini, dia maju tanpa persiapan. apalagi dia masih terbilang baru , karena masa 6 bulan kerja belum cukup untuk mengetahui semua sistem secara total. apalagi dia lebih berperan di garda depan sebagai perawat ruangan rawat inap, ini tugas yang sangat membingungkan, beruntung putra hanya menanyakan hal hal ringan. sementara riko yang telah di persiapkan untuk mendampingi kedatangan putra malah tak di ijinkan ikut. begitulah cara putra menilai keadaan yang sesungguhnya. memilih karyawan sesuka hati dan menanyakan bagaimana kondisi yang sesungguhnya di lapangan. ini meminimalisir terjadinya kkn di lingkungan kerja begitu menurut pemahaman nya. dan dia tau humaora bukan staf yang ahli di bidang manajemen rumah sakit.

"itu saja yang kau ketahui mengenai seluk beluk rumah sakit ini?" putra menatap tajam

"untuk saat ini iya tuan.. saya akan berusaha lebih giat lagi memahami sistem dirumah sakit ini" jawab humaira sambil menunduk. dia takut salah

"jadi kamu masih pegawai baru? sudah berapa lama kamu bekerja disini?"

"6 bulan tuan" lagi lagi menunduk

"kenapa kamu berani mendampingi saya?! kamu paham dengan semua yg kamu jelaskan kepada saya?!?!" putra menguji dengan santai

"maaf tuan.. atas dangkalnya pemahaman saya"

"kamu di bagian apa bekerja disini? kenapa begitu tidak percaya diri?!"

"saya ditugaskan sebagai perawat ruangan rawat inap tuan.. hal yang saya pahami lebih detail adalah mengenai sistem kerja saya di lapangan. bukan bagian sistem rumah sakit, mungkin pak riko lebih paham mengenai hal hal bidang manajemen" humaira menunduk semakin dalam. karena berpikir telah melakukan kesalahan

"kenapa kamu menunduk?!"

"maaf tuan.."

"berhenti meminta maaf!"

"baik tuan, maaf .."

"berhenti meminta maaf!!!"

"siap tuan.."

"panggil riko kemari sekarang!"

"baik tuan" humaira segera bangkit berencana memanggil pak riko

"mau kemana kamu?!! duduk!!!!"

astaga...

" kamu dengar perintah saya?!!!"

"tapi tuan menyuruh saya memanggil pak riko?!"

"gunakam telepon! jangan coba coba tinggalkan saya!"

"baik tuan"

"dasar manusia aneh.." gumam humaira pelan

"kamu bilang apa?!"

"tidak tuan"

"lakukan yang saya perintahkan!"

"siap tuan!"

humaira segera menelpon bu asih menjelaskan situasi yang menimpanya, dengan tatapan tajam dari putra yang persis duduk hadapan nya, dia makin canggung dan serba salah. setelah menutup telpon suasana tegang mencekam, putra memandang humaira full dari atas ke bawah. humaira yang duduk berhadapan dengan putra sangat tegang. sekretaris pribadi putra yang berdiri di sampnig kanan nya juga sama, tatapan tajam dan seperti hantu, mereka berdua seperti berasalndari dunia lain, terlihat dingin dan arogant.

btiba2 pintu di ketuk sebanyak 3 kali.

tok tok tok....!!

"masuk!!" putra menjawab singkat,namun tatapan nya lekat memandang humaira, dia suka gadis itu, suka melihat nya salah tingkah dan canggung, ekspresi yang lucu menurut nya.

Bayu membuka pintu ruangan, matanya tajam menatap riko, lalu riko bertanya pelan hampir tak terdengar malah.

"apa tuan putra memanggil saya?!"

Bayu menjawab dengan anggukan kecil dan tegas, matanya mengisyarat kan agar riko segera masuk kedalam.

Dengan tergopoh gopoh riko datang. dan mereka terlibat beberapa tanya jawab dengan ceo arogant itu., tak lupa riko membawa beberapa dokumen serta laptop yang merupakan senjata andalan nya. entah apa yang mereka bahas, yang jelas mengenai bisnis. humaira duduk dengan kaku di kursi seberang putra. sesekali mata putra melirik kearah humaira. dia tersenyum dalam hati.

Ponsel humaira bergetar dari tadi, kalau di hitung sudah 6 kali panggilan dilewat kan nya, dia tak berani mengeluarkan ponsel diruangan itu, takut di anggap tidak sopan. sesekali dia mengintip dari saku depan baju dinas nya, terlihat bram yang melakukan panggilan, humaira tau sahabat nya itu mencemaskan dirinya. tadi sekilas sebelum masuk keruangan pertemuan bram sempat mengepalkan tangan dan bebisik

"semangat !!!!" ucap bram dari barisan para dokter jaga, dia memberi semangat kepada humaira. humaira tersenyum dan membalas dengan anggukan.. dan disambut dengan sikut dokter juliete , dia memberi bram peringatan.

"jangan aneh aneh bram, ceo itu gila!!" bisik juliete pelan. Bram mengulum senyum nya. dia tau sahabatnya itu mencemaskan humaira juga, entah nasib apa yang akan menimpa gadis itu. begitu pemikiran mereka.

hampir 1 jam lebih perbincangan itu berjalan, humaira hanya bisa duduk dan menyimak dengan berhati hati. sesekali dia memahami pembahasan mereka, sesekali ada juga yang kurang di mengerti nya. humaira juga sesekali memandang ke arah Bayu, terlihat asisten pribadi putra itu diam mematung, sedikitpun tak bergeming dari sebelah atasan nya. benar benar manusia robot. begitu pemikiran humaira

"baiklah, untuk hari ini saya rasa cukup, silahkan kamu pergi"

"baik tuan" riko undur diri. melihat riko pergi humaira bangkit dari duduk nya. ingin menyusul riko.

"kamu mau kemana????!"

bersambung....

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Armawati Kopin

Armawati Kopin

lanjut terus

2020-10-05

2

Alesha Akbar

Alesha Akbar

semangat

2020-09-28

1

Alesha Akbar

Alesha Akbar

lanjuuut

2020-09-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!