BAB 20 BAYANGAN DI BALIK SENYUM.

Beberapa hari kemudian, Luna selalu mampir di tempat kerja Cintia. Toko Bu Rini yang terbilang sepi ketika senja tiba. Hembusan Angin, debaran ombak yang samar-samar terdengar ketika pintu toko terbuka.

Cintia menatap Luna lekat-lekat. Kata-kata permintaan maaf itu terdengar tulus, tapi di matanya, Luna tetaplah orang yang dulu telah menghancurkan hidupnya. Namun, Cintia adalah pemain yang cerdik. Jika Luna ingin berdamai, maka Cintia akan memberinya kedamaian—atau setidaknya, ilusi dari kedamaian itu.

Senyum kecil terukir di wajahnya. “Baiklah, Luna,” katanya dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. “Kalau kamu benar-benar berubah, aku mau mencoba.”

Luna tampak terkejut. Matanya membesar, seakan tak percaya bahwa Cintia akhirnya menerima permintaan maafnya. “Kamu serius?”

Cintia mengangguk. “Aku nggak bilang aku bisa langsung memaafkan kamu. Tapi aku mau mencoba mengenal kamu lagi, sebagai orang yang baru.”

Luna tersenyum, penuh harapan. “Terima kasih, Cintia. Aku janji, aku nggak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.”

Cintia hanya tersenyum kembali, menyembunyikan niatnya yang sebenarnya.

Babak Baru dalam Persahabatan yang Palsu

Beberapa minggu berlalu, dan kedekatan Cintia serta Luna semakin terlihat. Mereka mulai sering bertemu, makan bersama, bahkan saling mengirim pesan sepanjang hari. Dari luar, orang-orang mungkin mengira mereka benar-benar sudah berdamai.

Tapi di balik itu semua, Cintia memiliki rencana.

Ia diam-diam mengamati setiap gerak-gerik Luna, mencoba menemukan titik lemahnya. Ia ingin tahu segalanya—rahasia terdalam Luna, ketakutannya, kelemahannya. Jika ia ingin balas dendam, maka ia harus memastikan bahwa pukulannya akan menghancurkan Luna sepenuhnya.

Suatu malam, Luna mengundang Cintia ke apartemennya yang mewah di pusat kota. Di sana, mereka duduk di balkon, menikmati angin malam sambil minum anggur. tapi hanya Luna yang minum anggur tersebut. Dengan Cintia yang hanya meminum soda.

“Aku nggak pernah nyangka kita bisa seperti ini,” kata Luna sambil tersenyum. “Dulu aku pikir kita nggak akan pernah bisa bicara tanpa saling menyakiti.”

Cintia tertawa kecil. “Waktu mengubah banyak hal.”

Luna menatap gelasnya, lalu berkata pelan, “Tahu nggak, kadang aku merasa aku nggak pantas mendapatkan semua ini.”

Cintia mengangkat alis. “Maksud kamu?”

Luna menghela napas. “Dulu, aku memang jahat sama kamu. Bukan cuma kamu, sebenarnya. Aku pernah menyakiti banyak orang. Aku dulu sombong, angkuh, dan nggak peduli sama perasaan orang lain.”

Cintia tetap diam, membiarkan Luna melanjutkan.

“Tapi hidup nggak selalu seperti yang terlihat di luar. Aku mungkin terlihat sempurna sekarang, tapi aku juga pernah jatuh. Aku kehilangan banyak hal yang penting dalam hidupku.”

Untuk pertama kalinya, ada sedikit keraguan dalam hati Cintia. Apa yang dimaksud Luna? Apakah gadis itu benar-benar menyesal?

Namun, ia mengabaikan perasaan itu. Ini bukan saatnya untuk goyah.

“Kalau kamu kehilangan sesuatu, berarti kamu juga pernah punya sesuatu yang berharga,” kata Cintia dengan suara lembut. “Mungkin sekarang waktunya kamu memperbaiki semuanya.”

Luna tersenyum lemah. “Mungkin.”

Malam itu, setelah Luna tertidur di sofa, Cintia dengan hati-hati menjelajahi apartemen itu. Ia membuka laci meja, melihat dokumen, hingga akhirnya menemukan sebuah jurnal tua yang tampaknya sering digunakan.

Dengan cepat, ia membalik halaman-halamannya.

Di dalamnya, ada catatan tentang masa lalu Luna—tentang bagaimana ia pernah mengalami kegagalan besar, kehilangan perusahaan pertama yang ia bangun, dan hampir bangkrut sebelum akhirnya bangkit kembali. Tapi yang paling menarik perhatian Cintia adalah beberapa halaman yang penuh dengan tulisan emosional tentang seseorang bernama Darel.

Cintia mengerutkan kening. Siapa Darel?

Jurnal itu menyebutkan tentang seorang pria yang sangat berarti bagi Luna. Tapi hubungan mereka berakhir buruk, dan tampaknya Luna sangat menyesalinya.

Cintia tersenyum kecil. Ia baru saja menemukan sesuatu yang berharga.

Permainan Dimulai

Dalam minggu-minggu berikutnya, Cintia mulai menggali lebih dalam. Ia menggunakan informasi dari jurnal itu untuk mencari tahu tentang Darel. Dari media sosial, ia menemukan bahwa Darel adalah seorang pengusaha sukses yang sekarang tinggal di luar negeri.

Cintia juga menemukan sesuatu yang lebih menarik—Darel sudah bertunangan dengan wanita lain.

Bagaimana jika Luna tahu tentang ini?

Malam itu, saat mereka makan malam di sebuah restoran mewah, Cintia memutuskan untuk menguji Luna.

“Aku dengar nama yang menarik baru-baru ini,” katanya sambil menyeruput anggur merahnya. “Darel.”

Gelas di tangan Luna hampir jatuh. Matanya membesar, jelas terkejut. “Kamu... kamu tahu tentang Darel?”

Cintia mengangkat bahu dengan santai. “Aku nggak sengaja melihat beberapa hal. Siapa dia?”

Luna menggigit bibirnya, terlihat enggan untuk berbicara. “Dia... dia seseorang dari masa lalu aku.”

Cintia tersenyum tipis. “Dan seseorang yang masih kamu pikirkan, kan?”

Luna menunduk, menghindari tatapan Cintia. “Aku nggak mau bahas ini.”

Tapi bagi Cintia, jawaban itu sudah lebih dari cukup.

......................

Beberapa hari kemudian, Luna menerima sebuah paket tanpa nama. Saat ia membukanya, ia menemukan setumpuk foto-foto lama dirinya dengan Darel, bersama dengan secarik kertas yang bertuliskan:

“Dia sudah bertunangan. Tapi kamu masih belum bisa melupakannya, kan?”

Luna terhuyung ke belakang, tubuhnya gemetar. Siapa yang mengirimkan ini? Bagaimana mereka tahu?

Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Cintia.

“Cintia, aku butuh bicara sama kamu.”

Dalam waktu setengah jam, mereka bertemu di sebuah taman. Luna menunjukkan foto-foto itu dengan tangan gemetar.

“Aku nggak tahu siapa yang mengirim ini,” katanya, suaranya penuh kecemasan. “Tapi seseorang tahu tentang aku dan Darel.”

Cintia berpura-pura terkejut. “Astaga, Luna... kamu baik-baik saja?”

Luna menggeleng. “Aku takut. Kalau ini sampai tersebar... aku nggak tahu harus bagaimana.”

Cintia meraih tangan Luna, menatapnya dengan mata penuh kepedulian palsu. “Aku ada di sini buat kamu, Luna. Aku nggak akan biarkan siapa pun menyakitimu.”

Luna menatap Cintia dengan penuh harapan. “Terima kasih, Cintia. Aku nggak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu.”

Cintia tersenyum lembut. Tapi di dalam hatinya, ia tertawa.

Permainan baru saja dimulai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu, saat Luna akhirnya tertidur, ponsel Cintia bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.

“Kamu pikir kamu yang mengendalikan permainan, Cintia? Kamu salah.”

Mata Cintia membesar. Ia menatap layar ponselnya dengan jantung berdebar.

Siapa yang mengirim pesan ini? Apakah seseorang tahu tentang rencananya?

Saat itu juga, sebuah email masuk. Dengan tangan gemetar, Cintia membukanya.

Di dalamnya, ada satu foto.

Foto dirinya—saat ia diam-diam menyelinap ke apartemen Luna.

Cintia merasakan darahnya membeku.

Seseorang sedang mengawasinya.

Dan kali ini, ia mungkin bukan satu-satunya pemain dalam permainan ini.

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩

⧗⃟ᷢʷ ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩

wajarlah Cintia berfikiran begitu ttg Luna, Krn dya yg SDH membully Cintia, pasti berbelas di hati dan ingatannya Cintia.
tetel semangat ya Cintia

2025-03-04

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 AWAL MULA.
2 BAB 2 BULLYING SOSIAL.
3 BAB 3 WAJAH TERSEBUNYI.
4 BAB 4 HUBUNGAN YANG MULAI TERJALIN.
5 BAB 5 AWAL KEPERCAYAANNYA.
6 BAB 6 MASA LALU YANG KEMBALI.
7 BAB 7 LUKA YANG BELUM SEMBUH.
8 BAB 8 LUKA YANG BELUM SEMBUH 2
9 BAB 9 RAHASIA ARAF.
10 BAB 10 PERTEMUAN DENGAN AYAH
11 BAB 11 HUBUNGAN YANG MULAI TERJALIN.
12 BAB 12 PENGHIANATAN ATAU KESALAHPAHAMAN?
13 BAB 13 RENCANA YANG MULAI DISUSUN
14 BAB 14 ARAF KEMBALI, TAPI DENGAN JARAK.
15 BAB 15 LANGKAH PERTAMA BALAS DENDAM
16 BAB 16 PERTEMUAN DENGAN LUNA.
17 BAB 17 ARAF MENEMUKAN PETUNJUK.
18 BAB 18 ALAM BAWAH SADAR.
19 BAB 19 BAYANGAN DALAM MIMPI.
20 BAB 20 BAYANGAN DI BALIK SENYUM.
21 BAB 21 MUSUH DI BALIK BAYANGAN
22 BAB 22 MUSUH DI BALIK BAYANGAN 2
23 BAB 23 JERAT YANG SEMAKIN DALAM.
24 BAB 24 PILIHAN YANG BERBAHAYA.
25 BAB 25 TARGET BARU
26 BAB 26 BABAK AWAL-RADITYA
27 BAB 27 PERMAINAN BARU.
28 BAB 28 TELAK!
29 BAB 29 KEPEDULIAN ARAF.
30 BAB 30 KETULUSAN HATI
31 BAB 31 HATI YANG MELULUHKAN
32 BAB 32 SESUATU YANG LEBIH KUAT DARI DENDAM ~CINTA~
33 BAB 33 BENCI YANG MULAI MEMUDAR.
34 BAB 34 PENGAKUAN ARAF
35 BAB 35 KEMBALINYA LUNA.
36 BAB 36 TOPENG YANG TAK RETAK.
37 BAB 37 PERMAINAN AWAL.
38 BAB 38 MENIKMATI PERMAINAN.
39 BAB 39 DI BALIK SENYUM MANIS.
40 BAB 40 SEMAKIN DEKAT DENGAN KEHANCURAN
41 BAB 41 PERMAINAN YANG BERUJUNG PERANG.
42 BAB 42 MENDEKATI API.
43 BAB 43 CINTIA DAN PERMAINAN CATUR YANG IA CIPTAKAN.
44 BAB 44 CATUR PERMAINAN.
45 BAB 45 PERMAINAN YANG BERLANJUT.
46 BAB 46 CINTA YANG TAK BISA DIHINDARI
47 BAB 47 DUA HATI YANG TERJEBAK.
48 BAB 48 SEKUTU DALAM KEGELAPAN.
49 BAB 49 MEMPERERAT JERAT.
50 BAB 50 MENUTUP RUANG GERAK LUNA!
51 BAB 51 AWAL KEHANCURAN LUNA.
52 BAB 52 KEHANCURAN LUNA.
53 BAB 53 KEHANCURAN LUNA BAGIAN 3
54 BAB 54 KEMENANGAN CINTIA!
55 BAB 55 AWAL KEHIDUPAN BARU CINTIA
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1 AWAL MULA.
2
BAB 2 BULLYING SOSIAL.
3
BAB 3 WAJAH TERSEBUNYI.
4
BAB 4 HUBUNGAN YANG MULAI TERJALIN.
5
BAB 5 AWAL KEPERCAYAANNYA.
6
BAB 6 MASA LALU YANG KEMBALI.
7
BAB 7 LUKA YANG BELUM SEMBUH.
8
BAB 8 LUKA YANG BELUM SEMBUH 2
9
BAB 9 RAHASIA ARAF.
10
BAB 10 PERTEMUAN DENGAN AYAH
11
BAB 11 HUBUNGAN YANG MULAI TERJALIN.
12
BAB 12 PENGHIANATAN ATAU KESALAHPAHAMAN?
13
BAB 13 RENCANA YANG MULAI DISUSUN
14
BAB 14 ARAF KEMBALI, TAPI DENGAN JARAK.
15
BAB 15 LANGKAH PERTAMA BALAS DENDAM
16
BAB 16 PERTEMUAN DENGAN LUNA.
17
BAB 17 ARAF MENEMUKAN PETUNJUK.
18
BAB 18 ALAM BAWAH SADAR.
19
BAB 19 BAYANGAN DALAM MIMPI.
20
BAB 20 BAYANGAN DI BALIK SENYUM.
21
BAB 21 MUSUH DI BALIK BAYANGAN
22
BAB 22 MUSUH DI BALIK BAYANGAN 2
23
BAB 23 JERAT YANG SEMAKIN DALAM.
24
BAB 24 PILIHAN YANG BERBAHAYA.
25
BAB 25 TARGET BARU
26
BAB 26 BABAK AWAL-RADITYA
27
BAB 27 PERMAINAN BARU.
28
BAB 28 TELAK!
29
BAB 29 KEPEDULIAN ARAF.
30
BAB 30 KETULUSAN HATI
31
BAB 31 HATI YANG MELULUHKAN
32
BAB 32 SESUATU YANG LEBIH KUAT DARI DENDAM ~CINTA~
33
BAB 33 BENCI YANG MULAI MEMUDAR.
34
BAB 34 PENGAKUAN ARAF
35
BAB 35 KEMBALINYA LUNA.
36
BAB 36 TOPENG YANG TAK RETAK.
37
BAB 37 PERMAINAN AWAL.
38
BAB 38 MENIKMATI PERMAINAN.
39
BAB 39 DI BALIK SENYUM MANIS.
40
BAB 40 SEMAKIN DEKAT DENGAN KEHANCURAN
41
BAB 41 PERMAINAN YANG BERUJUNG PERANG.
42
BAB 42 MENDEKATI API.
43
BAB 43 CINTIA DAN PERMAINAN CATUR YANG IA CIPTAKAN.
44
BAB 44 CATUR PERMAINAN.
45
BAB 45 PERMAINAN YANG BERLANJUT.
46
BAB 46 CINTA YANG TAK BISA DIHINDARI
47
BAB 47 DUA HATI YANG TERJEBAK.
48
BAB 48 SEKUTU DALAM KEGELAPAN.
49
BAB 49 MEMPERERAT JERAT.
50
BAB 50 MENUTUP RUANG GERAK LUNA!
51
BAB 51 AWAL KEHANCURAN LUNA.
52
BAB 52 KEHANCURAN LUNA.
53
BAB 53 KEHANCURAN LUNA BAGIAN 3
54
BAB 54 KEMENANGAN CINTIA!
55
BAB 55 AWAL KEHIDUPAN BARU CINTIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!