Episode 15

Setelah pulang sekolah Wulan langsung bekerja di rumah makan. Ia bergegas untuk menuju ke tempat kerja nya itu karena ia tidak ingin mengecewakan Bos nya itu.

" Selamat siang bos" sapa Wulan ramah pada Bos nya tersebut. Bos nya pun hanya mengangguk kan kepala nya.

Wulan pun langsung bekerja dengan memakai seragam kerja nya.

" Wulan, nih antar pesanan ini di meja nomor 3" ucap Mira teman nya bekerja.

" baiklah " jawab Wulan dengan senyuman yang lebar.

Wulan pun mengantar pesanan ke meja tersebut. Saat Wulan telah sampai ternyata yang ia antar kan pesanan tersebut adalah Ibu nya dan Paman Anto.

"Hey Tanti, mengapa anak mu ini bekerja di sini? padahal ia tidak perlu bekerja banting tulang seperti ini karena aku akan mencukupi kebutuhan kalian. " ucap Paman Anto dengan tawa ledekan nya.

Wulan hanya diam mendengar kan ledekan tersebut, ia tidak ingin melawan jika melawan ia pasti akan di pecat karena di anggap menghancurkan reputasi rumah makan ini.

" Biar lah dia bekerja, ia akan merasakan bagaimana lelah nya mencari uang" ucap Tanti dengan tatapan sinis pada Wulan.

Bukan nya membela ibu nya malah seperti mengucilkan nya, Ibu nya memang sangat berubah setelah ibu nya mengenal paman Anto.

Wulan langsung pergi menuju tempat ia bekerja dengan mata yang berembun dan menetes. Ia sangat kecewa dengan ibu nya sendiri yang tidak lagi membela nya.

" hiks..... hiks.... "

"kamu kenapa lan? " tanya Mira yang khawatir dengan Wulan.

Sontak Wulan langsung memeluk Mira dengan erat yang masih menangis. Mira pun terkejut dengan pelukan Mira, tidak seperti biasa nya Wulan memeluk ia. Mira pun membalas pelukan Wulan dengan erat.

" sabar yah Wulan...lo harus kuat" ucap Mira dengan berbisik. Walau pun Wulan tidak menceritakan apa pun dengan Mira, teman nya ini seperti paham apa yang ia rasa kan. Mira seperti sahabat kedua nya setelah Lia.

Jam kerja pun telah selesai, Wulan langsung pulang ke rumah dengan senyuman manis nya.

Wulan langsung masuk ke rumah dan membersihkan badan nya. Setelah itu ia langsung makan malam bersama ibu nya. Ia sedikit senang karena ia tidak melihat batang hidung paman Anto.

" ibu " ucap Wulan memulai pembicaraan nya.

" kenapa? " tanya ibu nya .

" Ada yang mau aku omongin. " ucap Wulan yang sedikit ketakutan.

" ya udah ngomong aja. " jawab Ibu nya.

" sebaik nya ibu jangan menjalani hubungan lagi dengan paman Anto, ia tidak baik" jawab Wulan yang mulai gemeteran saat mengucap kan nya.

" apa maksud mu tidak baik heh!! paman Anto itu orang baik-baik jadi kamu jangan coba-coba menuduh paman Anto yang bukan-bukan" jawab Ibu Wulan dengan marah dan suara dengan nada tinggi.

" tapi dia memang tidak baik" jawab Wulan bersikeras.

PLAK...

Tamparan pun melayang lagi pada pipi Wulan.

" sekali lagi kamu bilang dia tidak baik, kamu akan merasakan yang lebih dari ini" ucap Ibu Wulan menatap tajam Wulan dengan penuh ancaman.

Wulan pun langsung pergi menuju kamar dan mengunci pintu kamar nya itu. ia hanya bisa meluap kan emosi nya dengan menangis.

" hiks... hiks.. " tangisan yang sangat kencang tapi tak di pedulikan oleh ibu nya itu.

" entah pelet apa kah yang telah di berikan oleh paman Anto sampai-sampai ibu ku tak mempercayai nya lagi" ucap Wulan menduga-duga karena ia sangat kesal dan kecewa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!